Tommaso merupakan sebuah film bergenre drama karya Abel Ferrara. Selain menyutradari film ini, Ferrara juga menulis naskah Tommaso. Naskah yang Ferrara tulis ternyata adalah kisah hidupnya sendiri. Bahkan Ferrara memilih istri dan anak perempuannya untuk mengisi peran dalam film ini.
Aktor senior Willem Dafoe dipilih untuk memerankan karakter utama, yaitu seorang sineas bernama Tommaso. Latar tempat Roma dipilih sesuai dengan kisah hidup Ferrara. Ia pindah ke Roma setelah sebelumnya tinggal di New York. Film ini menceritakan pengalaman hidup Tommaso dalam menjalani kesehariannya di sebuah tempat baru bersama istri muda dan anak perempuannya yang masih kecil.
Tommaso dan Kehidupannya di Kota Roma
Salah satu usaha untuk beradaptasi di negara baru adalah memahami bahasa sehari-hari yang mereka gunakan. Hal tersebut juga dilakukan Tommaso (Willem Dafoe) demi merasa nyaman tinggal di Kota Roma. Hampir setiap hari, Tommaso datang ke sebuah tempat kursus bahasa untuk mengasah kemampuan Bahasa Italia.
Selain datang ke tempat kursus, keseharian Tommaso disibukkan dengan menulis naskah drama dan menjadi tutor di sebuah kelas akting. Tommaso adalah tipikal orang yang sangat mencintai pekerjaannya. Ia menghabiskan banyak waktu merenungi naskah yang ia tulis, sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk dihabiskan dengan keluarga kecilnya.
Nikki (Cristina Chiriac) dan Tommaso memiliki perbedaan umur yang sangat jauh untuk sebuah pasangan suami dan istri. Terkadang banyak sekali hal yang memunculkan perdebatan karena pola pikir yang berbeda. Namun, buah hati mereka, Dee Dee (Anna Ferrara), menjadi penyelamat hubungan suami-istri yang sering kali berantakan.
Tommaso banyak mengalah dan selalu mencoba mengerti kondisi sang istri, namun semuanya berubah ketika ia memergoki Nikki berselingkuh dengan pria lain. Sejak kejadian itu, hidup Tommaso menjadi sangat berbeda. Rasa amarahnya yang berlarut-larut membuat Tommaso sering berhalusinasi dan berubah menjadi laki-laki yang keras dan kasar.
Membawa Penonton Terjebak dalam Imajinasi dan Kenyataan
Sebagai seorang penulis naskah drama, Tommaso banyak menggunakan imajinasinya setiap ia bekerja. Sering kali ia tenggelam dalam skenario yang ia buat sendiri. Perasaan yang ia rasakan pada realita hidupnya turut berdampak pada imajinasinya. Tommaso mulai menunjukkan sisi imajinasinya yang gelap sejak ia memergoki Nikki berselingkuh.
Beberapa adegan dalam film ini bisa membuat penonton kebingungan karena tidak adanya perbedaan signifikan antara adegan realita dan imajinasi. Sama seperti Tommaso, penonton terjebak dalam kenyataan dan imajinasi ciptaan Tommaso sendiri. Hal tersebut bukanlah sebuah kekurangan bagi film ini, melainkan merupakan sebuah teknik menawan yang dapat membawa penonton ikut bersimpati dengan keadaan Tommaso.
Sinematografer Peter Zeitlinger menangkap banyak ekspresi yang ditunjukkan oleh karakter utama. Beberapa adegan diambil dengan close-up shot, sehingga penonton bisa melihat karakter dan ekspresi Tommaso dengan sangat jelas. Bahkan, dalam beberapa adegan, karakter Tommaso dibiarkan menatap lurus ke arah kamera, sehingga penonton bisa ikut merasakan tatapannya yang sedih dan putus asa.
Sebagai pemeran utama, Willem Dafoe selalu muncul dalam tiap adegan. Dafoe sukses memerankan karakter bersifat rumit seperti Tommaso. Rasa cemas, paranoid, dan amarah mampu Dafoe tunjukkan dengan sangat baik melalui karakternya. Dafoe bisa memperlihatkan sisi baik dan buruk seorang Tommaso.
Jalan cerita yang lambat, durasi film yang lumayan panjang, serta plot cerita yang agak membingungkan membuat film ini tidak cocok dinikmati oleh semua orang. Namun, bagi penggemar film bergenre drama, khususnya drama psikologi, Tommaso adalah film yang menarik dan sangat direkomendasikan untuk ditonton.