Quantcast
The Siege of Jadotville Review – Kisah Heroisme yang Terlupakan - Cultura
Connect with us
The Siege of Jadotville
Cr. Netflix

Film

The Siege of Jadotville Review – Kisah Heroisme yang Terlupakan

Kombinasi aksi intens dan komentar politik yang relevan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

‘The Siege of Jadotville’ sebuah film yang disutradarai oleh Richie Smyth dan diadaptasi dari buku karya Declan Power, mengangkat kisah nyata yang jarang diketahui tentang keberanian tentara Irlandia selama krisis Kongo pada tahun 1961.

Dengan narasi yang memikat, sinematografi yang kuat, dan akting yang solid, film ini berhasil menyajikan cerita tentang keberanian dan loyalitas di tengah kondisi yang tak terbayangkan.

Film ini berpusat pada komandan Irlandia Pat Quinlan (Jamie Dornan) dan pasukannya yang ditugaskan oleh PBB untuk menjaga keamanan di wilayah Jadotville, Kongo. Namun, misi perdamaian ini berubah menjadi pengepungan brutal ketika pasukan Quinlan diserang oleh tentara bayaran yang didukung oleh perusahaan tambang Barat. Meski kalah jumlah dan kurang berpengalaman, pasukan Quinlan bertahan selama lima hari tanpa menyerah.

The Siege of Jadotville

Tema utama film ini adalah keberanian dan pengkhianatan. Para prajurit harus menghadapi bukan hanya musuh bersenjata, tetapi juga pengabaian dari pihak yang seharusnya melindungi mereka, seperti PBB. Kisah ini juga menyoroti ketegangan politik global, menjadikan film ini tidak hanya sebuah drama perang, tetapi juga komentar sosial dan politik​.

Jamie Dornan sebagai Komandan Quinlan memberikan penampilan yang penuh karisma dan kepemimpinan, menampilkan sisi manusiawi dan tegas dari seorang pemimpin militer. Dornan berhasil membawa emosi yang autentik, terutama dalam momen-momen penuh tekanan di medan perang.

Pemeran pendukung seperti Mark Strong, yang berperan sebagai diplomat Conor Cruise O’Brien, menambah dimensi politik dalam cerita. Karakter ini memberikan sudut pandang tentang keputusan moral yang dibuat di tingkat atas, meskipun kadang membuat frustrasi penonton karena pengabaiannya terhadap pasukan​.

The Siege of Jadotville

Sinematografi Tom Färleman menangkap pemandangan Afrika dengan indah, menciptakan kontras antara lanskap yang memukau dan kekerasan yang terjadi. Adegan aksi, termasuk pertempuran sengit di Jadotville, difilmkan dengan intensitas tinggi dan detail yang mengesankan. Penggunaan efek praktis dalam ledakan dan koreografi pertempuran memberikan kesan realistis, memperkuat ketegangan di setiap adegan​
City on Fire.

Richie Smyth, dalam debut penyutradaraannya, berhasil menyeimbangkan drama militer dengan intrik politik. Naskah karya Kevin Brodbin memberikan dialog yang efektif meski terkadang terasa terlalu sederhana dalam menggali motivasi karakter. Film ini juga menyoroti pengabaian sejarah atas keberanian tentara Irlandia, sebuah tema yang dieksplorasi dengan kejujuran emosional yang kuat​.

Film ini menyampaikan pesan tentang keberanian di tengah pengkhianatan dan ketidakadilan. Kisah para prajurit yang bertahan tanpa dukungan mencerminkan pentingnya solidaritas, kepemimpinan, dan keberanian untuk tetap setia pada misi, meskipun ditinggalkan oleh sistem yang mereka layani.

‘The Siege of Jadotville’ adalah sebuah drama militer yang menegangkan dan emosional, menawarkan kombinasi aksi intens dan komentar politik yang relevan. Film ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengangkat kisah heroisme yang selama ini terabaikan dalam sejarah.

The Amateur The Amateur

The Amateur – Ketika Sang Analis Menjadi Pembunuh Bayaran

Film

Lady Snowblood: Balas Dendam yang Puitis dan Berdarah

Film

Azumi Review – Aksi Ninja Berbalut Tragedi dan Pertarungan Moral

Film

The Return Review The Return Review

The Return Review: Adaptasi ‘The Odyssey’ yang Intim dan Suram

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect