Connect with us
The Lift Boy 2019
The Lift Boy (2019)

Film

The Lift Boy: Film Sederhana yang Dipenuhi Orang Baik

Kekuatan film ini terletak pada ceritanya yang sederhana dan menarik.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Sebuah film biasanya disebut ‘bagus’ atau ‘tidak’ namun The Lift Boy lebih tepat disebut ‘sederhana’. Dibuat dengan budget rendah oleh sutradara tidak terkenal, diperankan para pemain yang bukan selebriti, tak ada adegan 17 tahun ke atas, minus penampilan perempuan cantik serta pria tampan.

Cerita berputar di sebuah keluarga yang tinggal di Mumbai. Raju (diperankan oleh Moin Khan) harus menggantikan ayahnya, Khrisna (Saagar Kale), menjadi penjaga lift di apartemen berlantai enam. Saat itu Khrisna dipaksa dokter untuk istirahat karena sakit.

Raju adalah mahasiswa jurusan teknik yang sudah empat kali gagal ikut ujian menggambar. Adapun ibunya, Laxmi (Neha Bam), adalah pembantu rumah tangga yang bekerja di tiga keluarga.

Cerita berputar di pekerjaan Raju sebagai penjaga lift dan upayanya dalam mempersiapkan ujian. Ia belajar secara intensif dengan bantuan pemilik apartemen yaitu Maureen D’Souza (Nyla Masood). Perempuan berambut pirang ini adalah lulusan Cambridge University yang tinggal sebatang kara setelah suaminya meninggal.

The Lift Boy Review

Film ini penuh dengan orang baik. Adegan-adegannya sederhana, berbeda jauh dari sebagian serial Hollywood yang kerap diselipi dengan adegan-adegan licik khas sociopath atau adegan 17 tahun ke atas. Misalnya kegenitan Princess, salah satu penghuni apartemen, kepada Raju di tangan sutradara Hollywood hampir pasti akan dibelokkan ke tempat tidur. Di film ini, adegan tersebut tidak terjadi.

Keengganan film ini untuk mendramatisir cerita dan mengeksploitasi emosi penonton bukan hanya terlihat dari kisahnya namun juga dari sudut pengambilan gambar.

Lihatlah, nyaris tak ada Extreme Close Up yaitu wajah disorot dari jarak sangat dekat. Juga tak ada Point of View Shot. Sudut pengambilan kamera semacam ini mengajak penonton untuk melihat apa yang sedang dilihat si pemeran film. Jadi, emosi penonton lebih terkuras.

Film ini tidak menguras emosi. Lihat saja adegan Raju bersama Maureen saat sedang minum teh dari cangkir kuning dengan latar belakang lukisan cangkir yang sama persis. Adegan ini memanjakan mata: Indah dan sederhana. Terasa hangat, berhasil menunjukkan betapa tulusnya Maureen saat menganggap Raju sebagai anaknya sendiri. Menyentuh hati tapi tidak mengharu-biru.

The Lift Boy Review

The Lift Boy

Bagaimanapun, hal di atas sangat jarang terjadi di dunia nyata. Perempuan berusia 60an tahun, cerdas, kaya, baik hati tapi hidup sebatang kara. Sosok ini lalu bergaul akrab dengan laki-laki pemalas yang miskin, masih muda, krisis percaya diri dan angkuh. Seorang penjaga lift yang berulang-ulang mengatakan bahwa ia adalah mahasiswa teknik. Bagian ini terasa fiksional tapi di film ini kita akan temukan banyak hal yang terkesan riil.

Lihatlah, walau sangat menyayangi Raju, Maureen tak peduli saat tahu bahwa Raju tersiksa studi di jurusan teknik. Adegan ini terasa realistis karena di India memang masyarakat menganggap keberhasilan orang tua lebih tinggi jika anaknya belajar di jurusan teknik atau kedokteran daripada jurusan lain.

Simak juga betapa malunya Raju terhadap profesi ayahnya sehingga ia berbohong tentang identitas sang ayah. Amati juga betapa kurang ajarnya Raju saat memandang rendah profesi ibunya. Tak ada kejutan ala serial televisi yang punya episode berjilid-jilid. Bahwa di balik kemalasan dan kekurangajarannya, Raju menyimpan kelebihan yang luar biasa, misalnya.

Percakapan di film ini juga terasa riil. Penonton antara lain disuguhi dengan sebuah dialog yang menampar millennial, golongan yang mengagung-agungkan kata ‘passion.’ Dialog ini terjadi antara Raju dengan ayahnya tentang kepuasan bekerja, sebuah kata yang bagi Khrisna hanya berlaku bagi mereka yang sudah selesai mengurusi kebutuhan primer dan sekunder.

Film layar lebar perdana karya Jonathan Augustin ini berdurasi sekitar 105 menit dan menggunakan bahasa Inggris serta Hindi dalam percakapannya. Pada April 2020, lisensi film ini dijual kepada Netflix. Di India, film ini sempat menduduki peringkat keenam. Tentu ini adalah sebuah prestasi mengingat Netflix India memiliki koleksi film sekitar 4700 judul.

Kekuatan film ini terletak pada ceritanya yang sederhana dan menarik. Karakter-karakternya terkesan hidup dan realistis. Prinsip hidup yang disampaikan termasuk universal tapi punya keterkaitan khusus dengan kenyataan sehari-hari yang dihadapi kalangan menengah ke bawah. Temanya pun bersahaja yaitu tentang relasi.

Sangat mungkin, semua hal itulah yang membuat The Lift Boy menjadi trend di beberapa negara.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect