Ayu dan Ditto kembali ke layar lebar dalam sekuel bertajuk Teman Tapi Menikah 2. Diambil dari kisah nyata Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradana Budiarto, keduanya menceritakan bagaimana sebuah hubungan cinta dibangun dari persahabatan selama 13 tahun. Kisah mereka sesuai dengan pepatah “witing treno jalaran soko kulino.” Cinta bisa tumbuh karena terbiasa bersama. Namun apakah cinta itu selalu mulus dan berbunga? Di sini Ayu dan Ditto mencoba menggambarkan dengan jujur bagaimana lika-liku kehidupan awal mereka berumah tangga.
Teman Tapi Menikah 2 kembali dibintangi oleh Adipati Dolken yang berperan sebagai Ditto. Ia tak lagi berduet dengan Vanesha Prescilla. Sebagai gantinya, tokoh Ayu diperankan oleh Mawar Eva de Jongh. Namanya mulai meroket sejak 2019 ketika berperan dalam Bumi Manusia. Dikisahkan Ayu dan Ditto baru saja menikah. Sebagai pengantin baru, mereka begitu akrab dan lebih terlihat sebagai sahabat dibanding pasutri. Ayu dan Ditto yang menikah di usia 24 tahun masih memiliki banyak impian. Mereka tak mau cepat-cepat memiliki anak.
Sayang semua tak berjalan sesuai rencana. Ayu keburu hamil. Ketidaksiapan Ayu maupun Ditto membuat keduanya kerap bertengkar hebat. Ditambah lagi masing-masing memiliki pandangan yang berbeda dan malah menyalahkan pasangan. Ayu merasa Ditto adalah suami yang tidak pengertian dan selalu lari ketika ada masalah. Sebaliknya Ditto menganggap Ayu kurang berusaha dalam kehamilannya dan mencari-cari alasan bahwa semua itu karena pengaruh hormon.
Kondisi keduanya memburuk sampai-sampai Ayu berpikir kalau kehamilannya tak perlu dilanjutkan. Ini adalah salah satu dialog yang paling mengejutkan di sepanjang film. Di Indonesia sendiri, pengguguran kandungan masih dianggap ilegal kecuali dengan alasan medis atau kasus perkosaan. Topik ini menjadi sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Orang menganggap menikah dan memiliki anak adalah kodrat yang harus dijalani tanpa memahami kedua fase ini benar-benar berat. Memiliki anak tak sesederhana itu.
Dialog Ayu tersebut untungnya tidak menjadi polemik di tengah masyarakat. Kehadiran Teman Tapi Menikah 2 cenderung aman tanpa kontroversi bila kita bandingan dengan Dua Garis Biru, misalnya. Padahal ini adalah salah satu dialog yang penting. Bukan karena emosi Ayu yang meledak-ledak yang patut digarisbawahi. Namun bagaimana akhirnya muncul kesadaran bahwa menikah dan memiliki anak bukan hal sepele. Butuh persiapan dan pembicaraan dari kedua belah pihak. Terlihat jelas bagaimana Ayu dan Ditto tidak saling memahami serta membicarakan masalah mereka.
Sayangnya meski memiliki jalan cerita yang menarik, plotnya sendiri membosankan. Emosinya kurang terasa. Ditambah akting Adipati yang nampak tidak meyakinkan terutama scene di bandara ketika ia terpaksa meninggalkan Ayu di Bali. Sebuah film seperti ini yang fokus ceritanya hanya pada dua orang dan jarang menampilkan dialog dengan tokoh lain sebenarnya tidak mudah. Perlu kreativitas luar biasa agar dialog kedua tokohnya tidak terasa kering.
Sebaliknya Mawar sendiri menampilkan emosi yang cukup baik. Di usia yang masih begitu muda ia mampu memerankan tokoh Ayu yang jauh lebih tua. Apalagi scene ketika akan melahirkan di klinik Bidan Robin. Mawar terlihat sangat menyakinkan menggambarkan seorang ibu yang akan melahirkan. Di luar itu semua, hampir tidak ada nilai tambah lain. Memang ada dialog yang cukup baik dan mengedukasi tetapi kurang digali. Secara garis besar, Teman Tapi Menikah 2 cukup menghibur walau ada kekurangan di sana-sini.