Connect with us
Silver Linings Playbook Review
Weinstein Company

Film

Silver Linings Playbook: Cara Pria Melawan Segala Rintangan Masalah Mental

Film ini tidak hanya tentang dua orang yang saling jatuh cinta.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Silver Linings Playbook (2012) adalah film keenam David O. Russel sejak 1994. Russel sendiri memulai debutnya dengan film Spanking the Monkey. Selain Silver Linings Playbook, karya Russell yang terkenal adalah The Fighter yang dirilis pada 2010.

Silver Linings Playbook memiliki kecerdikan dari skenarionya, yaitu cara laki-laki harus melawan segala rintangan untuk menghadapi masalah mental. Laki-laki itu bernama Patrick Solitano yang begitu optimis dan percaya diri setelah keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Baltimore.

Sebelumnya, Pat harus ditahan di RSJ karena tuntutan dari istrinya yang bernama Nikki. Ia menuntut Pat karena selingkuhannya dihajar habis-habisan oleh suaminya itu. Dari situlah Pat sadar bahwa dirinya didiagnosis memiliki bipolar.

Setelah delapan bulan ditahan, Pat bertekad untuk memperbaiki kerusakan yang telah dia lakukan pada hidupnya. Prioritasnya adalah membangun kembali pernikahan dengan Nikki. Tapi Pat harus meyakinkan kedua orangtuanya dulu untuk membuktikan situasi yang baik-baik saja. Ia juga harus menjalani syarat pembebasan untuk selalu minum obat.

Silver Linings Playbook Review

Photo: Jojo Whilden/Weinstein Company

Pada film ini Pat beruntung memiliki ibu yang sangat peduli terhadap keluarganya. Ia juga harus menghadapi suaminya yang merupakan pendukung fanatik Philadelphia Eagles. Hanya saja ayahnya Pat itu dilarang menonton ke stadion selama seumur hidup karena berkelahi.

Ia gemar melakukan taruhan untuk Eagles dan menganggap Pat adalah pembawa keberuntungan baginya. Bahkan ayahnya menjalankan bisnis taruhan ilegal di rumah bersama kawan-kawan terdekatnya. Sementara Pat, harus berdamai dengan keluarganya itu ketika sepulang dari RSJ.

Kemudian, muncul Tiffany di lingkungan rumahnya. Ia adalah seorang janda yang suaminya meninggal secara mendadak karena kecelakaan. Tiffany adalah seorang penari. Dia juga merupakan adik dari kerabat Pat yang juga mengenal Nikki. Maka dari itu Pat keras kepala meminta tolong kepada Tiffany untuk menyampaikan pesannya kepada Nikki.

Tiffany pun kesal karena Pat masih terus terobsesi kepada mantan istrinya. Keduanya menjadi sering bertengkar karena hal itu. Tapi disatukan melalui lomba dansa karena Tiffany berjanji akan menolong Pat jika membantunya mengikuti lomba dansa. Nyatanya, Tiffany juga mampu lebih memahami Pat yang terkena gangguan mental.

Silver Linings Playbook Review

Photo via Weinstein Company

Melalui sisi ceritanya, Silver Linings tidak hanya tentang dua orang yang saling jatuh cinta. Film ini juga sangat mengandalkan kehangatan keluarga di dalamnya. Tak bisa dipungkiri juga bahwa kekuatan terbesar film ini adalah performa pemeran yang mumpuni.

Pat diperankan oleh ketampanan Bradley Cooper. Perannya yang harus meledak-ledak dan emosionalnya juga dimainkan dengan sangat baik. Sementara Jennifer Lawrence yang memerankan Tiffany sangat berbeda di peran film ini dibandingkan Winter’s Bone dan The Hunger Games. Ia juga terlihat lebih manis dan lembut di film ini. Bahkan Lawrence terlihat lebih cantik dibandingkan film-film lainnya yang ia perankan.

Kekurangan film ini hanya ada beberapa bagian cerita yang agak terlalu dipaksakan sehingga menjadi kurang jelas. Bagian akhir film ini pun terlalu standar. Namun Silver Linings Playbook adalah tontonan yang menyenangkan dan akan selalu menjadi salah satu komedi klasik terhebat.

Buktinya, Silver Linings Playbook pun berhasil memecahkan mitos bahwa Academy Awards bukanlah penggemar genre komedi romantis. Film ini meraih delapan nominasi termasuk empat kategori akting pertama semenjak film Reds pada 1981. Sebelumnya, Silver Linings Playbook juga mendapatkan People’s Choice Awards pada festival Film Toronto pada Januari 2013.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect