“STFU!” merupakan single terbaru dari musisi keturunan Jepang, Rina Sawayama. Melalui single terbarunya, Rina ingin meneriakan perasaan sebagai korban dari microaggression. Microaggression merupakan tindakan bully atau perundungan yang tidak disadari, bagi orang sekitar, bahkan pelakunya.
Dalam kasus Rina, ia selalu mendapat perundungan atau menjadi bahan lelucon sebagai orang berdarah Jepang yang tumbuh besar di London, Inggris. Tak hanya ketika bersosialisasi dalam lingkungan musisi, ia kerap menerima tindakan microaggression ketika sedang berkencan dengan orang baru.
Microaggression sering dilakukan oleh orang yang berpikiran sempit dan kurang peka dengan orang yang sedang ia ajak berkomunikasi. Niatnya mendekatkan diri atau hanya basi-basi, justru membuat tersinggung orang menjadi objek bercandaan.
Rina Sawayama mengungkapkan kekesalan dan amarahnya dengan lagu bergenre nu-metal yang agresif dengan lirik explicit melalui lagu “STFU!”. Singlenya kali sangat berbeda dengan single-single sebelumnya seperti “Cherry” atau “Cyber Stockholm Syndrome” yang bergenre pop, electro dance bernuansa fresh dan bright.
“STFU!” menghentak dengan aransemen bass dan drum yang menjadi statement pada bagian pembuka dan mendominasi lagu. Sementara bagian chorus terdengar lebih lembut dengan irama pop yang manis namun dengan lirik yang “keras” dan menusuk; “have you ever thought about taping your big fat mouth shut, ‘cause i have many times”.
Rina Sawayama juga mengambil bagian sebagai sutradara untuk video klip “STFU!”. Video klip diawali dengan Rina yang sedang berkencan dengan orang lokal. Pria tersebut membuka percakapan dengan, “So you’re a singer? I was quite surprised you sang in English!”. Komentar yang dilontarkan pria tersebut pun semakin menjengkelkan dan rasis.
“STFU!” merupakan single terbaru dari Rina Sawayama yang pantas mendapatkan perhatian lebih. Lagu ini mengangkat tema lirik yang mampu meningkatkan kesadaran pada setiap orang tentang microaggression. Single ini juga memiliki aransemen musik nu-metal dikemas dengan modern dan “lembut” agar lebih mudah diterima oleh pendengar musik global.
