Quantcast
The Mitchells vs. the Machines: Menyulam Ikatan Keluarga yang Renggang di Tengah Invasi Para Robot - Cultura
Connect with us
The Mitchells vs. the Machines
Cr: SPAI

Film

The Mitchells vs. the Machines: Menyulam Ikatan Keluarga yang Renggang di Tengah Invasi Para Robot

Generation gap antara ayah-anak dan misi penyelamatan dunia.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setelah sebelumnya sukses dengan animasi “Spider-Man: Into the Spiderverse” (2018) yang berhasil menjadi Best Animated Feature di gelaran 91st Academy Awards, Phill Lord dan Christopher Mille kembali berkolaborasi dalam film animasi “The Mitchells vs. the Machines” (2021) yang diproduksi oleh Sony Pictures Animation.

Pada awalnya “The Mitchells vs. the Machines” direncanakan untuk tayang di bioskop pada 2020 lalu, namun karena kondisi pandemi yang belum surut akhirnya film ini dialihkan ke layanan streaming pada april 2021. Film tentang sebuah keluarga yang menyelamatkan dunia dari bencana invasi para robot ini, sekarang sudah bisa disaksikan secara eksklusif di Netflix.

Bercerita tentang Generation Gap dan Hubungan Ayah-Anak yang Kurang Akur

Premis utama dalam “The Mitchells vs. the Machines” adalah tentang Katie Mitchell (Abbi Jacobson) yang mempunyai mimpi menjadi seorang filmaker, Ia sering membuat video-video lelucon yang diunggahnya di Youtube, dengan gaya nyeleneh Katie berhasil memproduksi serial tentang kisah “polisi anjing” yang pada akhirnya bisa menyelamatkan kaum manusia dari serangan mesin robot bernama PAL (Olivia Colman) yang ingin menghancurkan dunia.

Konflik yang dihadirkan dalam film ini sebenarnya cukup klise, yaitu tentang renggangnya hubungan orangtua dan anak. Katie yang ingin segera pergi dari rumah untuk melanjutkan pendidikan dan bertemu dengan orang-orang yang sefrekuensi, Ia tidak mempunyai hubungan baik dengan ayahnya, Rick Mitchell (Danny McBride) karena selalu mempunyai opini yang bertentangan.

Karena suatu kesalahan, Rick Mitchell ingin menebus perasaan bersalahnya dengan mengantarkan Katie road trip bersama keluarga menuju kampusnya. Petualangan dimulai dan di tengah bonding yang coba mereka bangun, sebuah musibah menghampiri keluarga Mitchells. Seluruh dunia akan hancur jika saja Katie dan keluarga tidak ikut turun tangan menyelamatkan.

Bertabur Komedi dan Satire tentang Teknologi

Untuk ukuran film keluarga “The Mitchells vs. the Machines” mempunyai keunggulan dari sisi komedi yang kehadirannya tidak hanya tempelan saja, tetapi bisa melebur dengan tema cerita keseluruhan, yaitu tentang teknologi.

Katie yang diceritakan seorang maniak film, bisa membawa kelucuan bahkan dari video-video yang dia buat. Kisah kecanggungan ayah Katie yang gaptek juga ternyata bisa membawa lelucon segar, misalnya saat adegan Rick Mitchell ingin membuka situs Youtube dalam misinya menyelamatkan dunia melalui video Katie, kemampuannya yang nol besar sukses menjadi bahan komedi dalam film ini.

Kekuatan Film yang dibangun dari Karakter-karakter Menarik

Salah satu faktor yang membuat film “The Mitchells vs. the Machines” adalah tokoh-tokoh yang digambarkan sangat otentik dengan tingkah lakunya yang konyol. Selain Katie yang maniak film, ayah Katie juga digambarkan tidak kalah aneh, Ia memiliki ikatan dengan sebuah obeng, sampai-sampai selalu membawanya kemanapun Ia pergi.

Selain Katie dan ayahnya, film ini menjadi lebih hidup dengan karakter anjing peliharaan mereka Si Monchi, aktor utama video Katie dan dewa penyelamat saat keadaan dunia genting karena invasi robot PAL. Karakter ultimate yang tidak kalah nerd adalah adik Katie, seorang penggila dinosaurus yang selalu awkward saat berbincang dengan gadis tetangga pujaan hatinya.

Pada dasarnya, karakter-karakter yang hadir dalam film ini sangat membuat penonton betah mengikuti kisah petualangan keluarga Mitchell ketika menghadapi serangan dari mesin robot bernama PAL.

Visualisasi yang Memanjakan Mata dengan Muatan Kultur Internet

“The Mitchells vs. the Machines” tidak cukup dengan menampikan karakter-karakter menarik saja. Sejalan dengan itu, visualisasi yang dihadirkan dalam film ini juga tidak bisa dibilang main-main. Tampilan, desain gambar, dan kreasi dalam film ini terasa begitu memanjakan mata penonton.

Visualnya yang tampak segar berhasil dipadukan dengan elemen pembentuk cerita dalam film ini, yaitu internet. Unsur-unsur seperti filter di instagram atau live-action footage seperti suara auman monyet juga menambah sisi humor dari film “The Mitchells vs. the Machines”.

Secara keseluruhan film “The Mitchells vs. the Machines” mungkin bisa dijadikan salah satu alternatif tontonan untuk mengisi libur akhir pekan bersama keluarga. Muatan story-nya yang ringan dengan paduan konflik mudah ditebak menjadikan film ini bisa dinikmati siapa saja.

den of thieves 2: pantera den of thieves 2: pantera

Den of Thieves 2: Pantera Review

Film

Mufasa: The Lion King Review Mufasa: The Lion King Review

Mufasa: The Lion King Review – Asal-Usul Mufasa dalam Visual Spektakuler yang Kurang Menggigit

Film

Nosferatu 2024 Nosferatu 2024

Nosferatu Review: Kisah Klasik Vampir yang Dibalut Visual Gotik Modern

Film

Presence Review: Pendekatan Unik Dari Sudut Pandang Hantu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect