Connect with us
Jackson Finter/IFC Films

Film

Relic Review: Metafora Dementia Yang Menghantui Keluarga

Horor yang nyata dan metafora saling menyelimuti satu sama lain untuk menggambarkan kengerian masa tua.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Suara rumah yang berdenyit, lampu-lampu yang terlupa dimatikan, dan keran air yang terus mengalir dapat dianggap sebagai kehidupan sehari-hari seorang lansia belaka.

Namun bagaimana apabila hal-hal tersebut melebihi kepikunan dari seorang lansia? Bagaimana apabila, hal-hal tersebut disebabkan karena terdapat hal lain yang tak dikenal di dalam rumah?

relic

IFC Films

Relic mempersembahkan kisah horor penuh ketegangan yang berbeda dibandingkan film horor lainnya. Biasanya topik penyakit mental di masa tua seperti dementia yang kemudian menimbulkan masalah keluarga hanya ditemukan di dalam film drama, tetapi premis tersebut justru diubah menjadi cerita penuh kengerian di dalam film ini.

Dengan durasi yang cukup singkat (sekitar 1,5 jam kurang), Relic menunjukkan sisi mengerikan dari masa tua dan kesenjangan hubungan keluarga yang dipenuhi oleh visual kelas atas.

Suatu hari, Sammy bersama ibunya, Kay, mendatangi kediaman Ibunya, Edna yang terletak di pinggiran kota dan dikelilingi oleh hutan lebat. Sudah tiga hari Edna tidak terlihat oleh tetangganya, dan setelah Sammy dan Kay menemukan rumahnya kosong tanpa tanda-tanda keberadaan Edna, sang Nenek dianggap menghilang.

relic movie

IFC Films

Dengan bantuan dari kepolisian setempat, Sammy dan Kay mencari Edna di hutan yang mengelilingi kediaman neneknya, tetapi tak ada hasil yang keluar. Hingga suatu pagi, Edna tiba-tiba sudah kembali berada di rumah seakan dirinya tidak baru saja menghilang selama tiga hari.

Ketika ditanya mengenai ke mana saja dia selama ini dan mengapa terdapat banyak tempelan catatan di dalam rumahnya, Edna tidak mau menjawabnya. Ataukah dirinya tidak bisa menjawabnya karena takut akan sesuatu?

Dengan nada warna yang kelam dan gelap sejak awal film, Relic sudah mengukuhkan kisahnya sebagai kisah horor dan bukan sekadar drama dementia biasa. Rendahnya pencahayaan dalam film ini sedikit mengingatkan dengan serial TV Hannibal) 2013) yang menggunakan nada warna yang serupa.

relic

IFC Films

Ditambah dengan latar belakang musim gugur yang dingin di daerah pinggiran Australia, kesan kelam dan kelabu sungguh menyelimuti film ini, seakan menjadi pengenalan terhadap jamur-jamur hitam yang nantinya semakin berkembang biak di dalam rumah Edna.

(Warning: spoiler)
Seperti banyak hal lainnya di dalam film, jamur hitam yang semakin mewabah di dalam rumah Edna dapat dilihat dari dua sudut pandang. Secara mistis, hal tersebut menandakan adanya kekuatan lain yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar manusia, kekuatan jahat yang mungkin menghasut Edna untuk melakukan hal-hal aneh.

Tetapi dari sudut pandang lain, hal ini bisa dianggap sebagai metafora untuk keadaan pikiran Edna yang semakin ditutupi oleh bercak-bercak yang membuatnya tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Menjadi semakin pelupa, mengalami kekosongan pikiran, dan perubahan mood yang sangat drastis, rasanya seperti disebabkan oleh penyakit dementia yang semakin menjamur di dalam pikirannya.

Untuk sebuah film yang cukup singkat, tidak heran apabila tidak terdapat terlalu banyak cerita latar belakang mengenai keluarga Edna, Kay, dan Sammy. Melalui gestur-gestur dan obrolan selewat, hanya diketahui bahwa suami Edna telah meninggal dan Kay sepertinya sudah bercerai, tetapi selain itu para penonton hanya bisa bergantung pada masing-masing aktris untuk memperlihatkan situasi hubungan keluarga mereka.

Dalam hal ini, Emily Mortimer yang berperan sebagai Kay memiliki peran besar dalam menetapkan tensi hubungan antara ketiga generasi perempuan tersebut. Terdapat kesenjangan antara hubungan mereka yang sangat terlihat dari interaksi dan kontradiksi satu sama lain. Hubungan yang renggang tersebut pada akhirnya menjadi suatu aspek yang kuat ketika mencapai akhir film yang tanpa disangka cukup menyentuh.

Meskipun memiliki kelemahan dalam berbagai macam lubang plot yang tidak pernah dijelaskan dan disimpulkan, tidak terlalu mengherankan ketika mengetahui bahwa Jake Gyllenhaal memutuskan untuk memproduseri film ini.

Relic adalah pendekatan baru baik dalam genre horor maupun dalam topik dementia di dunia perfilman. Terkadang sesuatu yang sepertinya hanya terjadi dalam pikiran yang menua dapat menjadi mimpi buruk keluarga.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect