Connect with us
Punch-Drunk Love Review

Film

Punch-Drunk Love Review: Peran Adam Sandler yang Lebih Gelap

Kelucuan film adalah bagaimana Adam Sandler mengeksplorasi kehidupan seorang pria kesepian yang menemukan cinta.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Punch-Drunk Love adalah film romansa komedi Amerika 2002 yang ditulis dan disutradarai Paul Thomas Anderson dan dibintangi Adam Sandler, Emily Watson, Philip Seymour Hoffman, Luiz Guzman dan Mary Lynn Rajskub. Sandler adalah pemeran utama sebagai Barry Egan seorang pria lajang sekaligus wirausahawan pemasar penyedot toilet.

Dia punya tujuh saudara perempuan yang sombong dan sering mengejek secara emosional. Salah satunya mengejek Barry sebagai seorang gay karena kelajangannya ketika dalam suatu pesta sehingga membuatnya marah. Barry sendiri memang menjalani kehidupan yang kesepian.

Kehidupannya juga diselingi oleh kemarahan berlebihan dan kecemasan sosial yang parah. Untuk mengatasi kesepiannya, Barry melakukan telepon seks. Di sisi lain, ia bertemu dengan Lena Leonard. Ia adalah seorang rekan kerja saudara perempuannya, Elizabeth.

Lena tertarik bertemu dengan Barry setelah melihatnya dalam foto keluarga Elizabeth. Tapi operator telepon seks yang berusaha memeras uang Barry mempersulit hubungannya dengan Lena. Sampai pada akhirnya Lena pergi ke Hawaii untuk perjalanan bisnis. Barri memutuskan untuk menyusulnya untuk mencari tahu Lena.

Pada awalnya, Barry mengaku bahwa keberadaannya di Hawaii dalam perjalan bisnis secara kebetulan. Tetapi pada akhirnya ia mengakui bahwa kedatangannya adalah hanya untuk Lena. Mereka juga menghabiskan waktu bersama dan bercinta. Romansa itu berkembang lebih jauh dan Barry akhirnya merasakan kelegaan dari isolasi emosional yang telah dialaminya.

Punch-Drunk Love Review

Film ini sendiri diproduksi Revolution Studios dan New Line Cinema yang didistribusikan Columbia Pictures. Punch-Drunk Love juga menampilkan seni video Jeremy Blake dalam bentuk selingan visual. Film ini mendapatkan ulasan positif dari para kritikus film.

Terutama ulasan positif terhadap kinerja Sandler yang mendapatkan pujian luas. Kelucuan Punch-Drunk Love adalah bagaimana Sandler mengeksplorasi kehidupan seorang pria kesepian yang menemukan cinta. Ia mengungkap kedalaman tak terduga sebagai seorang aktor. Jika menonton film ini, Sandler menunjukan memiliki kegelapan, obsesi dan kekuatan.

Ia memiliki peran yang lebih gelap dalam Punch-Drunk Love sehingga terlihat menyeramkan dan terlihat kacau dengan sangat baik. Lagipula, memang Sandler tidak bisa terus memerankan dan membuat komedi-komedi yang konyol seperti biasanya selamanya. Di film ini Sandler seolah menjadi kudeta bagi Anderson untuk mengeksploitasi disfungsional yang tidak disengaja dalam komedi-komedinya.

Sebenarnya, Sandler tidak jauh berbeda dari film-film yang mengerikan sebelumnya. Di mana ia menunjukan kecintaaanya kepada bagian-bagian yang memungkinkannya mengalahkan orang yang tidak ia sukai. Sandler pun kemudian memenangkan aktor terbaik dari Punch-Drunk Love pada Gijon International Film Festival.

Penampilannya juga menominasikan untuk Golden Globe Award untuk aktor terbaik. Sementara Anderson memenangkan penghargaan sebagai Sutradara Terbaik di Festival Film Cannes 2002. Hanya saja Punch-Drunk Love gagal mengembalikan anggaran produksi di box office.

Film ini memang aneh, menyentuh dan unik. Bereksperimen dengan nada dan suara sehingga menciptakan tempo vokal yang menginspirasi dari kinerja Sandler. Banyak adegan antara karakter dan instrumennya yang juga mampu menginspirasi para penontonnya.

Adegan terstruktur seperti musik dan pusaran suara yang terstruktur. Meskipun tontonannya membuat membingungkan, tapi bisa diatasi oleh sensasi menyenangkan. Sekaligus menciptakan film kecil yang menggelisahkan. Punch-Drunk Love memiliki beberapa urutan menarik dan bisa dibilang bekerja dengan baik pada tingkatan yang keren dari sebagian jenis seni perfilman.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect