Connect with us
Petite Maman Review
Cr. Neon

Film

Petite Maman Review: Perjumpaan Seorang Anak dengan Sosok Ibu di Masa Lalu

Kisah surealis tentang pudarnya garis waktu yang mampu mendekatkan hubungan Ibu dan Anak.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dalam bahasa Prancis “Petite Maman” memiliki arti “Little Mom”, Film ini merupakan karya Sutradara Céline Sciamma yang sebelumnya sukses dengan “Portrait of a Lady on Fire” (2019). Sciamma membawa cerita bernuansa realisme magis ke dalam drama keluarga yang mempertemukan antara seorang anak perempuan  berumur delapan tahun dengan ibunya saat berada pada usia yang sama.

Konsep yang dibawa dalam film “Petite Maman” (2021)  adalah kisah perjalanan waktu yang disajikan tanpa batasan sekat yang berarti, dimana sebuah peristiwa kehilangan menjadi titik loncatan yang menghubungkan dua orang gadis cilik yang ternyata memiliki ikatan sangat dekat.

Petite Maman Review

Kisah Seorang Gadis Cilik yang Bertemu dengan Sosok Ibu Versi Anak-anak

Nelly (Josephine Sanz) adalah seorang gadis cilik berusia delapan tahun yang tampak kuat dari luar, tetapi memiliki hati rapuh. Ia selalu merasa sendirian tanpa ibunya, Marion (Nina Meurisse). Pada adegan awal diceritakan bahwa keluarga mereka baru saja mengalami kehilangan atas kematian nenek Nelly. Bersama ibu dan ayahnya (Stephane Varupenne), Nelly melakukan perjalanan untuk mengemasi barang-barang peninggalan neneknya di rumah masa kecil Marion.

Marion dan keluarganya memutuskan untuk tinggal selama beberapa hari di rumah tempatnya bertumbuh besar, ia menceritakan kepada Nelly tentang sebuah rumah pohon yang pernah ia buat di hutan dan hal-hal menyenangkan lain saat ia masih kecil. Keputusannya menuntaskan kenangan masa lalu, ternyata membuat Marion menimbun kesedihan dan berakhir pergi untuk beberapa lama menenangkan diri tanpa penjelasan.

Nelly yang merasa kesepian, kemudian dipertemukan dengan seorang gadis yang memiliki kemiripan dengannya, ia mengaku bernama Marion (Gabrielle Sanz) gadis yang selalu memakai bandana, seorang arsitektur rumah pohon di hutan, dan anak yang pandai berakting. Mereka berdua menjadi sangat dekat dan bersahabat.

Kedekatan keduanya kemudian mengantarkan pada sebuah dongeng fantasi sederhana tentang seorang anak yang bertemu dengan ibunya pada usia yang sama.

Petite Maman Review

Tema Fiksi Ilmiah yang disajikan Tanpa Banyak Penjelasan

Pertemuan Nelly dan Marion versi anak-anak digambarkan nyaris tanpa batasan dimensi, kecuali penampakan bagian pagar rumah yang dibuat sedikit lebih gelap saat Marion masih kecil. Keberadaan orang-orang yang hidup pada dua masa yang berbeda juga tidak dibuat terpisah, Ibu Marion (yang diceritakan meninggal pada masa sekarang) hadir dan bisa berkomunikasi secara wajar dengan Nelly. Begitu pula dengan ayah Nelly, yang bisa saling sapa dengan Marion versi anak-anak.

Tema time traveller yang menjadi konsep film ini dibiarkan natural tanpa penjelasan mengapa fenomena yang dialami Nelly dan Marion bisa terjadi. Kemungkinan besar Sciamma hanya ingin memberikan gambaran tentang perasaan pedih dan kesepian seorang anak yang ditinggal oleh orang terkasihnya, akan selalu sama dari masa ke masa. Perjalanan waktu itu hanya sebagai simbolis tentang perasaan manusia yang nilainya tetap sama.

Sinema Prancis yang Menawarkan Keindahan Visual Musim Gugur

Selain menampilkan akting cemerlang dari Sanz bersaudara, “Petite Maman” juga menyajikan sinema khas Prancis yang menawarkan keindahan alam seperti hutan, pemandangan danau, dan suasana musim gugur yang teduh.

Momen saat Nelly membantu Marion kecil membuat sebuah rumah pohon dari potongan ranting-ranting pohon dan daun-daun yang ia bawa dari rumahnya dimasa depan, memberikan visual penuh warna yang sempurna.

Selain itu, penonton juga akan dimanjakan dengan keindahan sebuah danau yang diarungi oleh kedua gadis cilik sambil mendayung. Potongan adegan tersebut seperti menceritakan tentang kebebasan imajinasi anak-anak yang tidak terbatas.

Film dengan Tempo Lambat yang Mengekplorasi Kesepian dari Mata Seorang Anak

Untuk sebagian orang, “Petite Maman” mungkin masuk dalam kategori film lambat yang konfliknya tidak ditampilkan secara gamblang. Tayangannya akan berputar pada kegiatan bermain Nelly dan Marion kecil yang ingin saling mengunjungi dan serba penasaran dengan kehidupannya masing-masing.

Namun, kejadian-kejadian yang ditampilkan sepanjang film bukan tanpa perhitungan yang  berarti. Sciamma membuat banyak adegan yang menggabungkan rasa penasaran dari dua orang gadis tentang apa yang sudah terjadi di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan.

Pandangan Nelly dalam memandang dunia menjadi kunci utama kemana film ini bermuara. Kemiripan antara dia dan ibunya ternyata sudah ada sejak lama, dia bisa lebih mengenal ibunya saat sudah memahami perasaannya saat menjadi seorang bocah. Ketakutan dan kesedihan itu memiliki batas yang sangat tipis, dan hal itu sama-sama disadari di bagian akhir film saat Marion dewasa kembali bertemu Nelly.

“Petite Maman” adalah sebuah film pengingat betapa lambatnya waktu berjalan saat masa kanak-kanak, dan begitu banyak yang dilewatkan saat sudah bertumbuh dewasa. Pada akhirnya kisah Nelly dan ibunya bisa menawarkan drama fantasi bertema keluarga dengan konsep segar dan memikat.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect