Beberapa bulan belakangan ini dunia politik Indonesia tengah membara. Gonjang-ganjing dan drama seolah tak pernah habis. Menjadi bahan pembicaraan semua orang di penjuru negeri. Tentu saja semua hal tersebut adalah bahan bakar bagi Agus Noor untuk diangkat menjadi sebuah naskah. Hasilnya adalah pentas ke-40 berjudul “Calon Lawan”.
Berkisah tentang pertarungan dua kelompok yang saling berebut pengaruh dan ingin menjadi pimpinan. Saling menjatuhkan serta siasat licik. Tak ada kawan dan lawan yang abadi. Semua bisa berubah sekejap mata dikendalikan oleh kepentingan masing-masing. Namun, semua huru hara itu bermuara pada satu sosok yang mengendalikan semua keriuhan itu.
Dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 20 – 21 Oktober. Cak Lontong, Akbar, Wisben, Joned dan Marwoto menjadi pemain langganan yang selalu hadir di pentas Indonesia Kita. Bersanding bersama Butet Kartaredjasa serta sederetan bintang tamu: Inaya Wahid, Oppie Andaresta, Joel Kriwil,Sri Krishna Encik dan Joind Bayuwinanda.
Plesetan kata dan permainan logika tetap menjadi andalah Cak Lontong yang jitu membuat puyeng Akbar. Tingkah kenes Yu Ningsih dan suka lupa dialog membuat gemas. Canda ujung jurang Inaya membuat ketar ketir. Emosi dan nyolotnya Marwoto. Semua berhasil memancing tawa penonton selama hampir tiga jam pertunjukan.
Untuk urusan pertarungan, diserahkan kepada tim wushu dari Yayasan Inti Bayangan. Penonton kagum dengan aksi jurus-jurus yang ditunjukkan. Baik dengan tangan kosong maupun bersenjata. Solo dan atau berpasangan.
Kelompok tari Dansity Dance Company menari dengan iringan musik oleh Jakarta Street Musik. Menariknya tidak sembarangan lagu yang dipilih untuk pentas kali ini. Enam lagu karya pemusik legendaris Indonesia, Sawung Jabo, dipilih dengan cermat. Mulai dari ‘Burung Putih’, ‘Jagoan Lokal’, ‘Petarung Hidup’, ‘Langit Mendung’, ‘Ada Suara Tanpa Bentuk’ dan ditutup dengan ‘Badut’.
Penonton di hari terakhir pentas diberi kejutan dengan hadirnya Sawung Jabo. Tidak hanya sekadar hadir tapi juga menyanyikan satu lagu berjudul ‘Dongeng Politik’. Bila disimak baik-baik liriknya akan sangat cocok dengan situasi politik termutakhir.
Oh..politik
Lahirkan intrik intrik
Oh..politik
Seruwet benang kusut
Mulur mungkret
Seperti permen karet
Akal busuk
Lempar batu sembunyi tangan