Jang Na Ra melakukan comeback setelah menyelesaikan drama terakhirnya, VIP. Ia yang dalam drama terakhirnya berperan sebagai seorang istri yang diselingkuhi kini mengambil karakter berbeda. Memerankang Jang Ha Ri, seorang single yang workaholic. Sudah hampir kepala empat tapi belum juga menikah. Padahal cita-citanya memiliki anak. Ha Ri tak memiliki banyak waktu karena kesempatannya untuk hamil semakin tipis.
Walau ide ceritanya terasa relatable dan sedikit sensitif, sutradara Nam Ki Hoon dan penulis skenario No Sun Jae membawakannya dalam genre komedi. Ada banyak scene yang berusaha memancing tawa. Memang drama ini masih belum selucu Welcome to Waikiki misalnya. Namun cukup mengocok perut mengingat kita berada di tengah pandemi dan membutuhkan tontonan ringan. Drama baru Na Ra ini patut menjadi selingan dibanding drama intens lainnya semisal The World of The Married.
Ha Ri sudah sangat lama bekerja di The Baby. Itu adalah media yang menyasar segmentasi para ibu. Isi beritanya tentu saja tentang ibu dan anak. Namun ada banyak cemoohan terhadap posisi Ha Ri di majalah itu. Ia belum menikah sehingga ia tak bisa mendapatkan promosi. Petinggi media itu merasa tak masuk akal bila seseorang yang belum menjadi ibu dan tak tahu rasanya memiliki anak mengepalai majalah tentang bayi.
Banyak juga pembaca majalah tersebut yang yakin penulisnya belum menikah. Sebab pekerjaan sebagai jurnalis seringkali menyita waktu dan membuat pekerjanya lembur. Ha Ri dicemooh di kolom komentar akun media sosial majalah tempatnya bekerja. Orang-orang juga mulai mempertanyakan kapan Ha Ri akan menikah dan memiliki anak. Sebenarnya ia sangat mau hanya saja belum menemukan belahan hatinya.
Namun posisi Ha Ri semakin terpojok ketika dokter memberi tahu bahwa tahun depan usianya mencapai 40 tahun. Itu artinya kesempatannya memiliki anak hanya 5% saja. Bila ingin program bayi tabung pun keberhasilannya di bawah 10%. Ha Ri juga sakit endometriosis sehingga ia harus cepat-cepat operasi. Masalah yang bertumpuk-tumpuk membuatnya frustasi karena harus segera mencari pasangan.
Banyak orang tidak mau membicarakan masalah semacam ini secara terbuka. Status lajang apalagi mendekati usia kepala empat ditambah isu infertilitas menjadi pembicaraan yang sangat sensitif. Orang yang mengalaminya juga merasa lelah membicarakannya dan malas menghadapi pertanyaan berulang. Padahal status lajang maupun infertilitas bukanlah aib. Masyarakat juga harus belajar untuk berhenti menanyakan pertanyaan yang terlalu private.
Drama ini juga menunjukkan betapa sulitnya mencari pasangan. Bukan karena seorang perempuan tidak menarik atau kepribadiannya tidak baik. Tapi mencari pasangan memang tidak semudah memasak mie instan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Belum lagi menemukan orang yang membalas cinta saja sudah sulit. Menjadi dewasa tidak pernah mudah, ada banyak masalah yang harus dihadapi.
Na Ra harus diacungi jempol karena berhasil lepas dari karakternya di drama yang lama. Di sini ia benar-benar mampu berakting konyol (karena dramanya sedikit cringey). Ia juga bisa berekspresi sombong dan kekanakan. Sangat menyegarkan sekali melihat Na Ra dalam drama ini karena ia terlalu sering mengambil peran yang menyedihkan. Dramanya pun mungkin saja menggambarkan kesulitan pribadinya sehingga ia mampu memerankannya dengan baik.
Kekurangan dari drama ini adalah banyak adegan dalam episode awal yang seperti muncul tiba-tiba dan tidak dijelaskan. Penonton dibuat bingung kenapa di rumah Ha Ri datang seorang single father bersama putrinya yang masih bayi. Apa hubungan mereka, bagaimana bisa masuk, dan lain sebagainya. Skenarionya harus lebih mulus lagi. Ekspektasi penonton akan tinggi karena nama-nama besar yang menjadi pemerannya.