Ungasan adalah surga bagi penikmat pantai di Bali. Sebuah kawasan yang terkenal dengan sederetan pantainya di antara ketinggian tebing kapur, pasir putih, air laut yang berwarna hijau, biru dan perpaduan antara keduanya, juga ombak favorit para surfer. Sebut saja pantai Pandawa, Green Bowl, Balangan hingga pantai Melasti.
Pantai Melasti tergolong cukup baru. Mulai beroperasi tahun 2015, pantai yang acap kali digunakan untuk upacara Melasti umat Hindu ini telah banyak memikat hati para wisatawan. Karena keindahannya, banyak juga yang menggelar sesi foto pre-wedding di pantai ini. Namun, tahun ini ada yang baru, sebuah beach club berdiri di sudut Pantai Melasti bernama Minoo Beach Club.
Minoo berarti “surga” dalam Bahasa Persia. Sore hari adalah jam-jam terbaik dimana pengunjung dapat menikmati keindahan matahari terbenam di pasir putih Pantai Melasti sambil singgah di Minoo Beach Club.
Untuk dapat memasuki Minoo, pengunjung harus mengikuti jalan aspal yang turun berkelok antara tebing kapur dan masuk ke kawasan parkir pantai Melasti. Beach club ini berada tepat satu level di bawah area parkir tersebut.
Mengadopsi konsep Bohemian, beach club di ujung selatan pulau Bali ini memiliki kapasitas restaurant sebanyak 100 orang dengan 38 sun-lounger (kursi pantai) yang tepat menghadap ke arah laut, dan 15 dining area di tempat terbuka. Tempat ini juga memiliki akses tangga turun langsung ke pantai.
Minoo mempunyai ikon sebuah kapal nelayan yang berada di tengah sebuah kolam renang. Kapal ini juga digunakan sebagai DJ stage yang memiliki beberapa kursi menghadap ke arah pantai dimana pengunjung dapat menikmati musik-musik yang asik.
Untuk konsep dining, industri perikanan lokal adalah inspirasi. Head Chef Robby Fahmi Kurniawan mengatakan, menu-menu di Minoo adalah perpaduan antara Western dan Asia yang merupakan cipta kreasinya bersama manajer operasi; Caesario P. Putra. “Speciality Minoo adalah menu seafood, sebagaimana konsepnya yang berada di sebuah kampung nelayan”, ungkap chef yang telah malang melintang selama 9 tahun di industri hospitality ini.
Bahan baku menu seafood adalah hasil kolaborasi dengan nelayan setempat, yang merupakan bahan baku ikan segar hasil tangkapan di hari tersebut. Selanjutnya pengunjung dapat memilih olahan dibakar, digoreng atau dikukus.
Cultura berkesempatan mencicipi beberapa menu andalan Minoo. Dimulai dari Amuse-bouche Gravlax Salmon dengan pasta manga sebagai “salam perkenalan”. Lalu dibuka dengan appetizer Salad Seafood, yakni perpaduan beberapa seafood dengan salad berbahan organik timun dan dressing jeruk. Sebagai makanan pembuka, Salad Seafood ini cukup impresif dengan seafood segarnya.
Surf and Turf menjadi pilihan menu utama. Daging tenderloin panggang yang telah diasinkan terlebih dahulu berpadu dengan udang bakar yang disajikan dengan kentang au gratin, artichoke dan beef jus yang juga dilengkapi dengan kacang polong dan irisan wortel. Dan akhirnya kesegaran Mango Crumble berpadu dengan saus strawberry dan es krim menutup petualangan kuliner kami.
Minoo Beach Club resmi dibuka pada 1 Juli 2020, seiring adaptasi “new normal” di masa pandemi Covid-19. Sehubungan dengan penerapan physical distancing, saat ini Minoo hanya mengakomodir 50% dari total kapasitasnya. Pengunjung juga wajib memakai maskernya, kecuali saat makan dan minum tentunya. Ketika melewati pintu masuk, pengunjung akan dicek suhu tubuhnya dan wajib mencuci tangan di wastafel yang telah tersedia.
Ternyata penerapan protokol kesehatan Covid-19 tidak hanya untuk pengunjung, pengecekan suhu tubuh juga berlaku untuk para staff. Mereka juga wajib memaki masker, faceshield dan sarung tangan. Penyemprotan disinfektan juga dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari di area Minoo Beach Club; sebelum buka dan setelah tutup.
Mȉnoo Beach Club
Jl. Penganyutan, Melasti Beach, Ungasan
Open Daily from 1PM – 8PM