Connect with us
iqbaal ramadhan bumi manusia
Falcon Pictures

Entertainment

Mengapa Sebagian Fans Pram Membenci Iqbaal?

Bagi seseorang, Iqbaal adalah influencer. Bagi orang lain, dia adalah unfluencer.

Sejak awal ketika Hanung Bramantyo mengumumkan Iqbaal Ramadhan akan memerankan tokoh Minke dalam Bumi Manusia, opini publik telah terbelah dua. Sebagian pro sebagian pula kontra. Orang-orang yang setuju mengatakan ketidaksetujuan publik hanya berlangsung sementara. Pihak yang kontra dituduh akan bersikap seperti dulu ketika Dilan 1990 dirilis. Awalnya membenci, lama-lama mencintai. Dulu Iqbaal dikritik karena memerankan tokoh Dilan. Iqbaal dianggap kurang garang. Namun ia mampu membuktikan perannya sebagai Dilan menjadi ikonik dan sukses besar.

Meski memerankan tokoh Dilan yang berandal, Iqbaal justru memiliki citra berkebalikan. Ia adalah gambaran anak muda yang cerdas dan patut dijadikan panutan. Dianggap sebagai anak muda berprestasi, kita dapat melihat wajah Iqbaal berseliweran di iklan televisi Ruang Guru. Iqbaal telah dielu-elukan banyak orang, bahkan perempuan yang berusia jauh di atasnya. Beberapa figur publik yang telah menyandang predikat ibu-ibu pun mengakui secara terbuka bahwa mereka mengagumi Iqbaal. Orang pun menunggu kira-kira apa lagi gebrakan yang dilakukan Iqbaal di layar lebar. Ternyata menjadi pemeran utama Bumi Manusia.

Namun hingga Bumi Manusia dirilis, nampaknya opini publik masih terbelah dua. Ada orang-orang yang bukan sekadar tak puas dengan akting Iqbaal sebagai Minke. Kelompok kontra ini merasa Iqbaal tak pantas menjadi Minke. Iqbaal sudah telanjur lekat dengan karakter Dilan. Dilan yang dianggap hanya bisa menggombal tak cocok beralih rupa jadi Minke yang cerdas dan berani melawan Belanda. Iqbaal tidak disetujui menjadi Minke karena ia adalah Iqbaal. Jika ia bukan Iqbaal, bisa saja kelompok kontra itu berhenti membencinya.

Kelompok kontra ini pun turut menyerang influencer di media sosial yang memuji-muji akting Iqbaal. Seorang influencer mengaku menyesal telah mereview dan memuji akting Iqbaal karena ternyata ada banyak direct message bernada kemarahan ditujukan padanya. Kelompok kontra ini tidak terima bila Iqbaal dianggap berhasil memerankan Minke. Mereka tak lain adalah fans berat Pramoedya Ananta Toer. Bagi mereka, karya Pram adalah karya seni maha tinggi. Menjadikan Iqbaal sebagai Minke dianggap sebagai pelecehan.

Iqbaal telah menjadi influencer sekaligus unfluencer. Bagi para penggemarnya, kehadiran Iqbaal di suatu film mendorong mereka menonton film tersebut. Bagi orang-orang yang menganggap Iqbaal sebagai unfluencer, mereka memiliki sikap berbeda. Mereka bisa saja tetap menonton Bumi Manusia karena rasa kagumnya pada Pram. Namun mereka tak bisa untuk tidak menghujat Iqbaal atau siapapun yang menyukai penampilan Iqbaal dalam Bumi Manusia. Sebenarnya mengapa ada rasa benci yang teramat dalam pada Iqbaal, terlepas kualitas aktingnya yang tak buruk?

Jawabannya adalah gengsi. Ada rasa bangga ketika kita menyukai sesuatu yang tidak disukai orang lain. Karya sastra seperti karya Pram, seperti yang kita tahu, memang bukan bacaan sejuta umat. Tanyakan saja pada generasi muda masa kini. Memang yang membaca Bumi Manusia sudah banyak. Tapi pasti lebih banyak lagi dari mereka yang membawa Webtoon atau Wattpad. Ada rasa bangga bagi para penggemar karya Pram karena mereka telah “menemukan” dan menjadi segelintir orang yang menikmati sebuah karya sastra bernilai tinggi. Mereka tak mau selera yang pasaran.

Ketika Iqbaal memerankan Minke, Iqbaal akan menarik anak-anak muda yang merupakan pangsa pasarnya untuk menonton Bumi Manusia. Meski sebenarnya memilih Iqbaal berarti membumikan Bumi Manusia kepada berbagai kalangan. Inilah pula alasan Bumi Manusia difilmkan. Keluarga Pram pun ingin karya Pram dikenal luas bukan hanya oleh kalangan penikmat sastra tapi masyarakat Indonesia pada umumnya. Tetapi kita pun tak dapat meredam suara-suara protes anti Iqbaal ini. Mereka memiliki opininya sendiri. Namun, siapa peduli?

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect