Connect with us
tips fotografi

Membentuk Mindset Untuk Memulai Karir Fotografi

Beberapa tips menjadi fotografer profesional.

Kalau kita jenis orang yang suka siap sedia membawa kamera kemana-mana, pasti pernah ada pemikiran untuk mulai serius dalam fotografi. Jujur saja, siapa yang tidak mau terjun langsung dalam passion pribadi? Tapi memang mengintimidasi kalau dipikir-pikir secara jernih. Langkah-langkah apa saja yang harus diambil? Mau mulai dari mana launching point-nya? Dan sejumlah pertanyaan besar lainnya.

Maka dari itu banyak fotografer bertalenta yang nyangkut di level enthusiasts saja. Karena memang tidak ada rumus pasti untuk seseorang memulai karir sebagai fotografer. Yang jelas, profesi ini membutuhkan fokus dan dedikasi. Belum lagi kebutuhan orisinalitas yang tinggi agar membedakan kita dari pelaku yang lain. Tapi memang ada beberapa tips yang jarang orang ketahui untuk membuat transisi ke tahap professional ini lebih mudah.

Kenapa tips, bukan instruksi? Karena pada ujungnya, semua tergantung skill pribadi kita untuk membuka jalan melalui koneksi-koneksi sosial untuk mempromosikan diri. Kita juga harus meyakinkan orang sekitar bahwa kita adalah seorang professional photographer. Tentu tanpa melupakan teknik dasar dan ilmu fotografi yang terus harus dilatih.

Ini semua tidak melupakan bahwa kita memang harus terus berlatih dan berilmu dalam fotografi. Karena dengan tips-tips yang kami sampaikan, paling penting tetap berusaha untuk selalu meningkatkan technical skill sebagai seorang fotografer. Karena hal yang paling penting dalam berkarir sebagai seorang professional photographer terpaku pada satu fakta penting, foto-foto kita memang harus bagus.

Jangan terlalu terpaku dengan gear

Sudah hampir klise untuk sesama fotografer membicarakan alat yang mereka gunakan. Dari brand hingga aksesoris selalu menjadi topik pembicaraan awam saat bertemu atau berkolaborasi dengan fotografer lain. Tapi pada kenyataannya, mempunyai kamera mahal atau gear yang paling lengkap tidak menjanjikan hasil foto yang lebih bagus.

Semua tergantung dari jenis foto yang kita capture. Body kamera tercanggih tentu kalah dari segi spesifikasi teknis kalau dibandingkan dengan kamera pocket. Tapi jika kita lebih cocok dengan gaya street photography, justru sebuah kamera kecil yang mudah ditenteng kemana-mana lebih menguntungkan secara fungsional.

Memang membandingkan alat-alat atau mempunyai tools paling canggih punya rasa kebanggaannya sendiri. Apalagi jika kita tergabung dalam komunitas atau ekosistem bersama fotografer lain. Intinya tetap di gambar yang kita ambil. Tidak penting alatnya apa, yang penting dengan kamera yang kita punya bisa mengambil jenis gambar dengan visi yang sesuai dengan idealis atau konsep kita.

Selalu cari referensi

Jumlah foto yang beredar di dunia sekarang sudah mencapai titik yang susah diukur. Dalam keseharian pasti kita terekspos dengan gambar atau foto secara rutin. Baik dari media sosial ataupun platform lainnya. Betapa pentingnya untuk kita mulai mengkurasi jenis-jenis foto yang dikonsumsi dalam keseharian.

Kenapa? Karena referensi itu penting. Semakin sering kita terekspos dengan jenis foto yang jauh dari visi ideal kita, semakin susah juga menjadikan visi gambar kita menjadi kenyataan. Cobalah mulai mengoleksi karya-karya fotografer panutan, entah dalam bentuk fisik atau bentuk digital. Mulai pelajari komposisi, pencahayaan, subjek, dan objek hasil foto panutan kita itu. Cobalah mencerna keseluruhan foto-foto tersebut sebagai karya teknis, lalu mulailah berlatih untuk mencocokan ilmu tersebut ke dalam karya kita sendiri.

Pengarsipan yang tepat dan rapi

Hal ini merupakan satu pekerjaan yang suka diabaikan, dan memang pengarsipan yang tepat kadang bersifat cocok-cocokan. Mungkin kita lebih suka mengarsipkan karya sesuai kronologis, atau mungkin bisa juga dengan sesuai tema atau konsep. Namun pengarsipan yang tepat akan membantu kita untuk jangka panjang.

Kita bisa melacak pertumbuhan karya, bisa mengakses karya-karya yang mungkin sempat terlupakan dan bisa digunakan untuk portofolio kedepannya. Atau semudah mendapatkan file-file yang dibutuhkan dengan mudah.

Siapa yang menjadi subyek foto juga penting

Tips yang terakhir ini sedikit klise, tapi tidak boleh dihiraukan begitu saja. Kalau kita bergelut di dunia foto dokumentasi dan portrait, siapa yang kita foto sepenting hasil foto tersebut juga. Jujur saja word-of-mouth dan referral dari client-client merupakan hal yang sangat penting. Terutama di dunia informasi digital seperti sekarang.

Dalam credit sebagai fotografer sebuah karya yang fenomenal di social media tentu orang akan mengangkat profil kita sebagai kolaborator yang menggiurkan. Apalagi dipromosikan oleh orang yang tepat. Jadi selain keahlian teknis fotografi penting, jangan lupakan soft skill yang juga menjadi bagian penting.

Ingin merasakan pengalaman melihat karya fotografi dalam medium yang baru dan unik? Masuk ke dunia virtual 3D yang penuh dengan karya di sini.

Luigi's Hot Pizza Luigi's Hot Pizza

Luigi’s Hot Pizza: Pizza Rave Pertama di Bali

Lifestyle

Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase

Memorable Stay Experience at The Apurva Kempinski Bali

Culture

byrd house bali byrd house bali

Byrd House Bali: Pengalaman Kuliner Sempurna Berpadu Dengan Suasana Eksotis

Lifestyle

Bali Dynasty Resort Bali Dynasty Resort

Bali Dynasty Resort: Destinasi Populer Bagi Keluarga di Tepi Pantai Kuta Selatan

Lifestyle

Connect