Connect with us
Inspirasi Lestarikan Lingkungan Melalui Film “Semesta”

Film

Inspirasi Lestarikan Lingkungan Melalui Film “Semesta”

Melestarikan lingkungan melalui kepercayaan dan kebudayaan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Semesta” merupakan film dokumenter yang membawa kita keliling Indonesia dan memahami usaha pelestarian lingkungan dari perspektif yang lebih tradisional.

Bagi yang tertarik dengan serba serbi informasi seputar pelestarian lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan (sustainability), “Semesta” bisa memberikan informasi dari sudut pandang yang mungkin belum pernah kita ketahui sebelumnya. Kebanyakan artikel atau film dokumenter dengan topik serupa menggunakan kacamata science, dengan diagram, angka, dan fakta-fakta yang lebih praktikal.

Namun, film yang diproduseri oleh Nicholas Saputra ini disesuaikan dengan pendekatan yang lebih relevan dan dekat dengan budaya kita sebagai orang Indonesia. Dimana masyarakat kita lebih mudah dipersuasi dengan ajaran agama dan adat istiadat.

Melestarikan Lingkungan dengan Pendekatan Budaya dan Kepercayaan

“Semesta” akan mengingatkan kembali pada kita bahwa usaha untuk melestarikan lingkungan lebih dari sekadar tren masyarakat urban kekinian. Lebih dari sekadar beralih ke tote bag, menganut gaya hidup minimalisme, dan menerapkan zero waste, dengan segala label atau istilah modern yang flashy.

Beberapa kisah dalam “Semesta” melibatkan materi hubungan spiritual antara manusia dengan alam yang sebetulnya sudah terjadi sejak awal semesta ini tercipta.

Banyak dari kita mungkin merasa bahwa untuk memiliki kesadaran pada lingkungan, membutuhkan intelektual tinggi dan pemahaman mendalam seputar sebab-akibat dari krisis iklim yang sedang kita alami sekarang ini. Dimana materi tersebut sudah banyak diadaptasi dalam film dokumenter tentang lingkungan seperti “Before the Flood” (2016) hingga “My Octopus Teacher” yang memenangkan piala Oscar 2021.

Pada poin ini, banyak orang sudah paham tentang konsekuensi dan dampak dari gaya hidup yang tidak mengindahkan lingkungan, namun berapa banyak dari kita yang mau mengambil tindakan untuk mengubah keadaan?

“Semesta” menyajikan lebih banyak kisah dari pedalaman Indonesia dengan materi yang humble. Sesederhana melakukan Hari Raya Nyepi di Bali, yang ternyata berkontribusi mengurangi emisi karbon karena pemberhentian berbagai aktivitas sepanjang hari. Fakta bahwa masyarakat kita melakukan hal tersebut dengan latar belakang kewajiban agama maupun adat istiadat, namun memberikan dampak nyata pada lingkungan.

Plot Anthology, Membawa Kita Keliling Indonesia

Melalui film berdurasi 1 jam 28 menit ini, kita akan diajak keliling Indonesia, bertemu dengan para aktivis lingkungan sebagai narasumber yang inspiratif. Perjalanan kita akan dimulai dari Pulau Bali, kemudian Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Raja Ampat, Aceh, Yogyakarta, hingga akhirnya berakhir di Ibu Kota Jakarta.

Narasumber seperti Iskandar Waworuntu (Yogyakarta) dan Soraya Cassandra (Jakarta), memberikan ilmu perkebun yang bisa menjadi informasi baru bagi kita, atau bahkan membuat kita ingin memulai hal serupa. Karena kedua narasumber ini memberikan informasi yang lebih dekat dengan kehidupan masyarakat modern, namun tetap dilandasi dengan bagaimana setiap dari mereka mengaitkan aksi tersebut dengan rasa syukur mereka secara spiritual dengan alam.

Tak hanya narasumber dengan latar belakang aktivis, narasumber seperti Tjokorda Raka Kerthyasa (Bali), Romo Marselus Hasan (NTT), Muhammad Yusuf (Aceh), menjadi pemuka agama di daerah mereka yang menjalankan misi pelestarian lingkungan dalam skala kecil, namun berdampak besar untuk keberlanjutan hidup penduduk setempat. Mengagumkan untuk mengetahui bahwa para pemuka agama ini menggunakan kemampuan persuasifnya untuk menghimbau umatnya dalam usaha pelestarian lingkungan.

Kemudian ada Agustinus Pius Inam (Kalimantan) dan Almina Kacili (Papua) sebagai penduduk biasa yang mengusahakan keberlanjutan di tempat tinggal mereka. Sesederhana memikirkan dampak penggundulan hutan hingga eksploitasi laut yang akan berimbas pada manusia.

Pada akhirnya, “Semesta” telah mengangkat isu pentingnya pelestarian lingkungan dari sudut pandang yang lebih dekat untuk audience yang konservatif atau tradisional, sekaligus mengajak audience modern untuk kembali ke dasar; yaitu hubungan manusia dan alam yang sejatinya sederhana namun mendalam.

Meski dengan konsep anthology membuat masing-masing topik menarik yang diangkat kurang dikupas secara maksimal, namun pada akhirnya cukup untuk memberikan sneak peak untuk nantinya kita mencari informasi sendiri.

Yang terpenting adalah “Semesta” telah memberikan pengertian bahwa usaha memulai hidup yang berkelanjutan adalah aksi yang sederhana dan mudah diterapkan dalam kehidupan kita.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect