Connect with us
Imperfect review

Film

Imperfect Bukan Cuma Soal Timbangan

Ini seperti Devil Wears Prada dengan rasa Indonesia.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Menjadi peran utama dalam Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan adalah sebuah gebrakan besar dalam karir Jessica Mila. Selama ini Jessica kerap bermain dalam film bergenre romance yang tak jauh-jauh dari dunia remaja. Belakangan namanya semakin naik daun dalam sinetron laris Ganteng-ganteng Serigala (2015) yang dianggap terlalu mirip dengan Twilight (2008). Rekam jejaknya di dunia seni peran memang tak terlalu menonjol. Karakternya itu-itu saja atau jalan cerita film yang ia perankan tak cukup oke.

Keputusan Jessica bergabung dengan Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan arahan Ernest Prakarsa juga membuatnya melakukan terobosan. Ia harus menaikkan berat badannya hingga sepuluh kilogram. Inilah yang menarik perhatian banyak orang di trailer Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan ketika melihat Jessica berubah 180 derajat. Aktris yang biasanya bertubuh putih dan langsing ini berubah menjadi gemuk, berkulit lebih gelap, dan berambut keriting panjang.

Diangkat dari novel yang ditulis oleh Meira Anastasia, ia juga menulis skenarionya bersama sang suami yang tak lain adalah Ernest sendiri. Kisahnya tentang Rara (Jessica) si anak sulung yang bertubuh bongsor sejak kecil. Sang ibu (Karina Suwandi) kerap menekan Rara untuk mengurangi takaran nasi dalam piringnya. Ibunya ingin Rara menjadi lebih menjaga penampilan. Di sisi lain sang ayah mendorong Rara menjadi apa yang ia inginkan dan membebaskan sang putri makan. Namun takdir berkata lain. Ayah Rara meninggal. Tinggallah Rara bersama sang ibu dan Lulu, adiknya yang menjadi anak emas karena memenuhi standar kecantikan masyarakat.

Rara mendapat diskriminasi dari teman-teman kerjanya karena penampilannya. Ia juga dicela oleh sang atasan dan tidak diberi kenaikan jabatan. Meski akhirnya mendapatkan kenaikan jabatan itu, Rara harus mengubah penampilan. Namun sayang transformasi Rara justru membuat hubungannya dengan sang kekasih, Dika (Reza Rahardian) dan sahabatnya Fey (Shareefa Danish). Rara mulai akrab dengan Marsha (Clara Bernadeth) sang rival di kantor yang diam-diam berusaha menjatuhkannya. Hubungan Rara dengan adiknya, Lulu (Yasmin Napper) juga naik turun.

Harus diakui, kita butuh film dengan topik seperti ini. Sebenarnya tak melulu soal bagaimana media menggambarkan sosok cantik ideal dan bagaimana masyarakat menuntut perempuan. Topik ini dapat dilihat dari sudut pandang yang lebih luas lagi seperti ketika kita menomorsatukan penampilan. Kita mengkritisi orang lain bila tak berpenampilan sesuai keinginan kita. Namun kita melupakan perasaan orang itu ketika penampilannya dikritisi. Penampilan memang menunjang pandangan orang terhadap kita tetapi sikap dan perilaku juga sangat penting.

Selain perubahan fisik secara drastis, akting Jessica patut diacungi jempol. Begitu pula dengan chemistrynya bersama Karina, Reza, dan Yasmin. Secara garis besar kita dibuat percaya bahwa mereka adalah keluarga dan pasangan. Yasmin yang selama ini juga acapkali tampil di FTV dan mendapatkan peran minor di layar lebar dapat bersinar dalam Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan. Ia mampu menunjukkan rasa sayangnya pada Jessica. Walau mungkin kita akan dibuat gemas dengan sikapnya yang pasrah berada dalam hubungan toxic bersama George (Boy William).

Kalau diperhatikan ini adalah film Ernest yang paling banyak memasang karakter perempuan dibanding film-film sebelumnya. Nampaknya baik Ernest maupun Meira memiliki kemampuan yang baik dalam berduet menulis skenario. Bila dibandingkan dengan Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal (2017), atau Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta dan Rangga (2018) maka kita dapat melihat pola yang menarik. Ernest dan Meira sangat mampu dalam mengemas komedi maupun konflik keluarga dalam bingkai realitas. Kita tidak hanya dipertontonkan indahnya hubungan sebuah keluarga atau bunga-bunga cinta sebagai suami istri.

Contohnya dalam salah satu dialog Milly dengan Mamet ketika sang istri bertanya pada suaminya apakah pintu depan sudah dikunci. Ini adalah pertanyaan khas yang biasanya diajukan ibu-ibu kepada suaminya sebelum tidur. Sentuhan kecil ini justru bermakna dalam. Beginilah gambaran sebuah pernikahan. Satu lagi hal lain yang kerap diperlihatkan oleh Ernest dan Meira adalah konsep kesetaraan gender dan bagaimana mereka mendobrak hal-hal yang tabu di mata orang.

Tokoh yang paling berperan dalam pendobrak hal-hal tabu di film ini tak lain adalah Kiky Saputri. Meski mungkin scene-scene yang ia bintangi membuat film ini sedikit riskan ditonton anak-anak. namun ini menjadi pembelajaran bagi kita bahwa membicarakan pakaian dalam bukanlah hal memalukan. Ernest sebagai sutradara tidak hanya memasangkan para komika perempuan atau para aktris di dalam film ini sebagai pajangan belaka. Ia menempatkannya dalam berbagai posisi mulai dari petinggi perusahaan, manajer, pemilik kost, pedagang, tukang creambath, dan lain sebagainya.

Hal lain yang patut kita perhatikan adalah bagaimana Ernest tak hanya berusaha menunjukkan keberagaman tubuh manusia dan keindahan di baliknya sebagai tempelan di skenario. Ernest benar-benar memberikan banyak porsi sehingga film ini tepat sekali digunakan sebagai medium pembangkit kepercayaan diri. Tenang saja, filmnya tak semenggurui itu. Apalagi dengan pola pikir ibunya Dika yang mengajak Dika untuk memahami Rara lebih baik lagi. Namun tentu film ini memiliki kekurangan juga. Karena pesan yang ingin disampaikan begitu banyak, paruh awal film terasa gemuk. Tetap enak ditonton meski scene-scene di paruh awal film terasa dimampatkan agar semua masuk.

Ernest mengakui bahwa sisi komedi dari filmnya kali ini dikurangi agar sisi dramanya bisa lebih kuat. Namun tenang saja, Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan tetap akan mengocok perut. Selain itu film ini menjadi salah satu penampilan terbaik dari banyak aktris dan aktornya. Ini adalah film terbaik bagi Jessica Mila dan Yasmin Napper. Ini salah satu yang terbaik bagi penampilan Reza Rahardian, Karina Suwandi, Dewi Irawan, Kiky Saputri, Zsazsa Utari, Shareefa Danish, dan Asri Welas. Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan adalah salah satu film terbaik di Indonesia tahun ini dan sangat tepat menjadi film penutup tahun.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect