“I Used to Be Famous” (2022) merupakan film karya sutradara Eddie Stenberg yang menceritakan perjalanan seorang mantan bintang pop dunia yang pamornya sudah redup setelah dua dekade melewati puncak karirnya sebagai salah satu anggota boyband “Stereo Dream”, dan pemuda dengan Autism spectrum disorder (ASD) yang sangat mencintai musik.
Film ini menampilkan Ed Skrein, yang sempat sukses memerankan karakter Ajax di “Deadpool” (2016), serta beberapa bintang ternama lain seperti Eleanor Matsuura, Eoin Macken, dan pendatang baru berbakat Leo Long.
Bertemunya Dua orang Asing dengan Tujuan Musik Masing-masing
Film “I Used to Be Famous” dibuka dengan hingar-bingar panggung besar “Stereo Dream” yang sedang melakukan konser tour dunia. Sedetik kemudian, latar waktu terlempar jauh ke masa dua puluh tahun setelah puncak kesuksesan Vince (Ed Skrein) dan kawan-kawan satu grupnya. Vince menjadi salah satu anggota “Stereo Dream” yang kurang beruntung berkarir di industri musik.
Di umurnya yang sudah tidak muda, ia memiliki keinginan untuk comeback dan mencoba menarik perhatian orang-orang di jalanan kota London dengan memainkan lagu dengan alat musik sederhana. Tidak ada yang memberi atensi akan keberadaan Vince, kecuali Stevie (Leo Long) pemuda dengan autism spectrum disorder yang ikut mengisi lagu Vince dengan ketukan bangku yang ritmis.
Mereka kemudian menjalin sebuah persahabatan, musik menjadi satu-satunya bahasan menarik yang menghidupkan interaksi keduanya. Vince ingin kembali populer dan Stevie ingin membebaskan dirinya dengan bantuan musik. Mereka mulai menemukan mimpi dan mencoba mewujudkannya bersama-sama.
Side Story tentang Cerita Keluarga yang Memilukan
Cerita tentang impian Vince yang ingin mendapatkan kesempatan sukses kedua di bidang musik, dan Stevie yang bercita-cita mengubah jalan hidupnya dengan bantuan musik, dibenturkan dengan latar belakang cerita keluarga yang haru.
Dalam film ini tidak diceritakan secara eksplisit bagaimana Vince akhirnya menjadi musisi yang pamornya redup. Ada banyak kemungkinan yang terjadi di masa lalu sehingga ia menjalani hidupnya dengan bayang-bayang rasa bersalah kepada sang ibu karena tidak bisa bertemu adiknya hingga saat-saat terakhir sang adik.
Stevie memiliki rasa bersalah yang sama terhadap ibunya, Amber (Eleanor Matsuura) seorang ibu tunggal yang harus memelihara rasa khawatir terhadap anaknya karena memiliki kebutuhan khusus, Amber harus mengorbankan kecintaannya terhadap balet untuk selalu berada di samping Stevie.
Walaupun terkesan timbul-tenggelam, tetapi side story tentang latar belakang keluarga dua pemeran utamanya membuat “I Used to Be Famous” lebih memiliki daya tarik yang membuat rasa penasaran penonton.
Lebih Realistis tanpa Menghadirkan Karakter Fantastis
“I Used to Be Famous” membawa isu tentang anak berkebutuhan khusus yang memiliki bakat terpendam, Stevie ditampilkan sebagai seorang dengan gangguan Autism spectrum disorder yang sangat menyukai musik dan tergila-gila dengan permainan drum, saat gangguannya kambuh ia terbiasa bergantung dengan treatment hentakan stick drum favoritnya.
Namun dalam perkembangan cerita, Stevie digambarkan lebih dominan dengan pemikiran-pemikiran dewasanya tentang kehidupan, bagaimana ia ingin meraih cita-cita dengan bersekolah di academy musik ternama, dan ingin melepaskan belenggu kekhawatiran ibunya, hal ini menyiratkan bahwa Eddie Stenberg sebagai sutradara tidak ingin karakter Stevie menjadi kerdil dengan masalah kesehatannya.
Sementara itu, mantan teman satu band Vince, Austin (Eoin Macken) dianggap berperan besar membuat karir Vince meredup. Penonton seolah digiring untuk berprasangka berlebihan pada Austin, walaupun pada kenyataanya cara ini menjadi jalan cerita yang menarik. Segala sesuatu yang berjalan biasa malah menjadi sebuah kejutan.
Walaupun menghadirkan cerita yang tidak original dan komposisi musiknya kurang nempel, “I Used to Be Famous” mampu menghadirkan hiburan yang layak ditonton, terutama jika ingin sajian cerita drama menyangkut persahabatan dan keluarga.