India beberapa kali berhasil menampilkan film-film bertema pendidikan yang diterima sangat baik di pasar film internasional. Film seperti “3 Idiot” (2009) dan “Taare Zamen Par” (2007) sukses mengkritik sistem pendidikan India dengan sangat elegan. Akan tetapi kehadiran “Hindi Medium” membawa tema ini melalui kritik yang lebih lugu dengan balutan satir.
Cerita Sederhana yang Relevan dengan Kisah Banyak Orang
Premis cerita “Hindi Medium” sebenarnya datang dari permasalahan yang sederhana. Konfliknya hanya sebatas meceritakan keluarga menengah atas yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah terbaik di Delhi. Sama seperti keinginan orang pada umumnya, selalu ingin memberikan apapun yang terbaik untuk anak kesayangan. Namun, ternyata bukan hal yang mudah memilih sekolah terbaik, mereka harus melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Diceritakan Raj Batra (Irrfan Khan) adalah seorang pemilik studio Batra Fashion yang meraih kesuksesan dari usaha kerasnya sejak muda, dan Istrinya Mita (Saba Qamar) ingin menyekolahkan anaknya yang bernama Pia (Dishita Sehgal) pada sekolah swasta terbaik di Delhi.
Masalah datang ketika kuota anak didik di sekolah tersebut terbatas. Karena satu dan lain hal, Raj dan Mita menghalalkan segala cara agar anaknya diterima. Usahanya dimulai dengan pindah rumah yang sesuai zonasi sekolah, berniat melakukan suap kepada Kepala Sekolah, hingga puncaknya berpura-pura menjadi miskin dan memalsukan surat keterangan tidak mampu atau “right education“.
Kehadiran seorang tetangga bernama Shyam Prakash (Deepak Dobriyal) pada akhirnya menyadarkan keluarga Raj Batra pada banyak hal, terutama pada perasaan bersalah dan hal-hal baik yang luput dari pandangannya.
Mencuri Perhatian dengan Karakter Lugu dan Dialog Satir
Seorang Raj Batra berhasil ditampilkan Irrfan Khan sebagai seorang suami sukses berkat kerja kerasnya sendiri, Ia kaya namun tidak berpendidikan. Ia adalah sosok suami yang bingung harus memilih mempertahankan prinsip hidup sederhana atau terus mengikuti ambisi istrinya. Melalui tokoh Raj Batra, Irrfan Khan berhasil membawa pulang piala dalam ajang penghargaan Film Fare Award tahun 2018, sebagai aktor utama terbaik.
Sedangkan istrinya, Mita merupakan tipe ibu-ibu orang kaya baru yang ingin mengikuti standar hidup orang-orang kalangannya. Saba Qamar terlihat pandai memerankan seorang istri cantik yang mendominasi.
Film “Hindi Medium” semakin menarik dengan kehadiran karakter Shyam Prakash, seorang tetangga baru keluarga Batra di kawasan miskin. Deepak Dobriyal secara organik mampu membawa karakter ini terlihat miskin dan polos. Kepolosan Shyam menjadi satir melalui dialog-dialognya yang natural namun menohok.
Membingkai Kritik Pada Sistem Pendidikan di India
Selain menghibur penonton melalui kegagalan yang sering dialami keluarga Batra. Film “Hindi Medium” juga merupakan medium kritik pada sistem pendidikan di India. Menonton ambisi Mita yang ingin menyekolahkan anaknya di tempat yang bagus, akhirnya menampilkan sistem pendidikan yang penuh praktek kotor. Seperti kecurangan pada proses pendaftaran sekolah, akal-akalan pemalsuan dokumen, praktek suap kepala sekolah, menilai kemapuan anak dari latar belakang orang tua, serta masalah-masalah pelik lainnya.
Film ini mampu membingkai kritik pada sistem pendidikan melalui drama komedi satir yang terbangun dari adu peran para tokohnya, dan dialog-dialognya yang selalu benar. Selain itu, Film sepanjang 132 menit ini akan menyadarkan kita, terkadang sekolah hanya menjadi alat para orang tua untuk mempertahankan gengsinya.
Potret Kesenjangan Sosial yang diangkat dengan Alami
Selain isu mengenai sistem pendidikan yang kacau, film “Hindi Medium” juga secara alami bisa menyampaikan pesan mengenai kesenjangan antara Si Kaya dan Si Miskin. Potret keluarga Batra yang merupakan keluarga berada tetapi masih merasa kekurangan dengan segala hal yang tidak bisa dijangkaunya. Juga cerita tentang keluarga Sham Prakash yang miskin namun penuh dengan rasa bersyukur, akan membuat kita belajar berkontemplasi pada masalah-masalah yang mereka hadapi.
Film ketiga dari sutradara Saket Chaudhary ini juga memperlihatkan, bagaimana dinamika sosial India yang menempatkan bahasa Inggris sebagai gengsi orang-orang yang terpandang dan pantas dihormati. Jadi walaupun kaya, jika tidak memiliki kemampuan dalam bahasa Inggris maka akan sulit diterima di pergaulang kalangan atas.
Setelah menonton “Hindi Medium”, banyak hal yang bisa direnungkan. Film yang meraih penghargaan film terbaik dalam ajang penghargaan Filmfare Awards ke-63 ini layak dinikmati, sajian drama yang bagus dari India.
