Connect with us
Evil Dead Rise Review
Warner Bros.

Film

Evil Dead Rise Review: Paduan Gore Drama Yang Cukup Segar

Mencoba lebih dramatis seperti prekuelnya 10 tahun lalu.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kerentanannya masing-masing. Karena ini pula, memberikan bermacam-macam pengaruh padanya bukan suatu hal yang sulit. Bahkan, mendorong manusia untuk melawan manusia lain bisa dibilang semudah membalikkan telapak tangan. Sekilas, hal ini menjadi fokus pada ‘Evil Dead Rise’ yang saat ini sedang tayang di bioskop.

‘Evil Dead Rise’ merupakan film horor produksi New Line Cinema arahan Lee Cronin dalam film panjang keduanya. Membawa Alyssa Sutherland dan Lily Sullivan sebagai pemeran utamanya, film kelima dalam seri ‘Evil Dead’ ini berpusat pada Beth yang mengunjungi kakaknya bernama Ellie dan baru mengetahui bahwa sang kakak mengurus tiga anaknya sendiri. Akan tetapi, pertemuan mereka terganggu ketika iblis pengincar tubuh manusia muncul merasuki Ellie lalu memberikan ancaman pada Beth dan anak-anak Ellie.

Evil Dead Rise Review

Dari segi narasi, ‘Evil Dead Rise’ sendiri semacam memberikan pembeda dari keberlanjutan seri ‘Evil Dead’ melalui latarnya pada sekelompok keluarga di apartemen sebelum diserang oleh iblis bawah tanah. Tak hanya itu, kisah lanjutan dari ‘Evil Dead’ 10 tahun ini mencoba untuk lebih dramatis melalui eksistensi ibu dalam usahanya menyatukan keluarga yang mulai terpecah namun dengan nuansa penuh kegilaan.

Namun, itu saja yang menjadi pembeda pada ‘Evil Dead Rise’. Selebihnya, film terbaru yang tetap membawa Sam Raimi dalam jajaran eksekutifnya tampak menjadi copycat dari ‘Evil Dead’ versi 2013. Formula cerita yang serupa dengan pergantian pada karakter dan latar, serta kisah iblis yang merasuki ibu dan meneror keluarganya membuat film ini tak beda dibanding film horor lain bertema sama.

Evil Dead Rise Review

Layaknya jajaran judul dalam seri ‘Evil Dead’, ‘Evil Dead Rise’ tetap membawa rentetan elemen dari judul-judul sebelumnya. Elemen horor yang berpusat pada iblis pemburu jiwa manusia dan menyerang mereka demi mendapatkan tubuhnya, lalu diiringi dengan kebrutalan dalam setiap serangannya tetap muncul di dalamnya.

Selain itu, penggunaan curse words yang konsisten serta kesadisan penuh darah yang mudah menimbulkan rasa mual juga masih dipertahankan. Akan tetapi, ada beberapa sensor kurang halus yang muncul, yang membuat gore pada film ini cukup terusik dalam pemutarannya.

Mengusung nama besar ‘Evil Dead’ pada judulnya, ‘Evil Dead Rise’ hadir pula dengan teknis yang tergolong baik. Sinematografi dan scoring berhasil berpadu dalam menciptakan momen-momen horor walau eksekusi horornya masih terasa hit-and-miss. Di samping itu, set design yang berpusat pada apartemen kumuh cukup berhasil disajikan, memberikan sensasi semi-claustrophobic yang hadir hampir serupa pada ‘Evil Dead’ 2013 lalu.

Akhir kata, ‘Evil Dead Rise’ merupakan usaha lain dari Rob Tapert dalam memperluas semesta ‘Evil Dead’. Meski tetap dengan pakemnya mengenai iblis kejam pemburu tubuh manusia dengan tendensi pada kebrutalan dan cursing, tone-nya yang mencoba lebih serius dan formula cerita yang sama dengan ‘Evil Dead’ membuatnya tak benar-benar stand out dibanding deretan judul pada seri tersebut.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect