“Di Dalam Jiwa” merupakan album solo perdana David Bayu pada 2022. Telah terkenal sebagai frontman band Indonesia legendaris, NAIF, ini menjadi babak musik baru bagi David semenjak bandnya bubar pada 10 Mei 2021 lalu.
Telah memulai proses rekaman album pada akhir 2020, tampaknya selepas dari NAIF, langkah David bayu semakin ringan dalam mengerjakan album ini hingga tuntas untuk diperdengarkan di panggung Synchronize Festival 2022 untuk pertama kalinya. Tak sendirian, rupanya David dibantu oleh Keyboardis Erikson Jayanto dan gitaris Vega Antares dari Dewa 19.
“Di Dalam Jiwa” dirilis oleh label Demajors dengan single “Deritaku”. Album dengan cover self-portrait dan font emas ala rock 80an, berhasil memberikan label kuat bahwa ini adalah album David Bayu, kini sebagai musisi solo yang membawa namanya sendiri dan musiknya sendiri.
Mengingatkan kita pada musik Indonesia era 80an seperti “Bayang Pesona” oleh Harry Sabar dan “Pantulan Cita” oleh Chrisye. “Di Dalam Jiwa” terdiri dari 8 track terbaru yang ditulis berdasarkan pandangan dan representasi personal dari David yang ternyata didominasi dengan nuansa mellow.
Tantangan utama setiap frontman dan vokalis band ternama adalah ekspektasi musik individual mereka. Ekspektasi tersebut langsung terjawab pada track pembuka titled-track (Di Dalam Jiwa) yang memperdengarkan aransemen musik bossa-nova, komposisi yang sepertinya tidak pernah kita dengar dari hits NAIF. Diproduksi pasca masa pandemi dan transisi setelah NAIF bubar, album ini didominasi dengan lirik-lirik sad boy 80an yang dicurahkan oleh David Bayu. Ekspektasi tersebut sudah di-teasing melalui single utamanya.
Track “It’s Ok For Me Now” menjadi lagu dalam bahasa Inggris dengan aransemen instrument string yang megah. Sementara instrumen piano eletronik dipilih untuk kompoisi “Mana”, menciptakan warna musik pop ballad khas 80an. Kekuatan menulis lirik yang kuat dan personal terasa pada lagu “Manusia”.
“Berserah” menjadi salah satu track terbaik dari album “Di Dalam Jiwa”. Memperdengarkan komposisi musik yang memadukan tone bass dengan kick drum yang groovy. Membuat track ini paling menonjol di antara 8 track lainnya, setelah “Di Dalam Jiwa” yang menjadi pembuka mencuri perhatian. Secara keseluruhan, album “Di Dalam Jiwa” David Bayu ini memiliki pembuka dan penutup yang berkesan. Sementara isinya cukup standard sebagai album bertema ballad.
Mungkin masih butuh waktu untuk semakin menguatkan warna musik David Bayu selepas dari NAIF. Karena beberapa lagu ballad dari album ini juga masih ada membuat kita teringat kembali dengan NAIF.
Mengingat hits NAIF juga seimbang antara lagu-lagu rock-nya yang fun dan playful, dengan lagu-lagu ballad-nya yang senduh. Meskipun David Bayu mengatakan dalam beberapa wawancara ia lebih cepat mengekspresikan inspirasi menjadi lagu ballad, kita masih dibuat penasaran juga dengan potensi David Bayu kembali membawakan musik-musik rock yang fun di masa depan.
Namun sebagai album solo perdana, “Di Dalam Jiwa” telah menjadi karya kuat sebagai showcase David Bayu yang kini tidak lagi bermusik dalam format band. Bermusik sendiri dan menyuarakan ekspresi pribadi, David Bayu mampu tampilkan usaha eksplorasi musik dan penulisan lirik yang selalu menjadi kekuatan utamanya.
“Di Dalam Jiwa” bisa jadi album yang memenuhi selera para penggemar NAIF yang lebih memfavoritkan hits ballad mereka. Namun sebagai penikmat musik yang eksploratif dan tertarik untuk mendengarkan perkembangan musik solo David Bayu, ini masih menjadi awal yang membutuhkan pembuktian di karya-karya ke depannya.
