Pernah dengar nama Arsene Lupin? Ia adalah tokoh fiksi yang terkenal di dunia karena kharismanya. Arsene Lupin memiliki kemiripan dengan Kaito Kid, tokoh pencuri dalam serial komik Detektif Conan karena sama-sama menyukai barang seni dan perhiasan. Selain itu Arsene Lupin juga sempat perang analisis dengan salah satu karakter detektif paling ternama sepanjang masa, Sherlock Holmes. Inilah mendasari kisah dalam serial televisi Jepang, Daughter of Lupin.
Keluarga Lupin adalah keluarga pencuri turun temurun. Mereka dikenal cerdik dan tidak diketahui identitasnya. Kepolisian menyebutnya sebagai Klan L. Anak perempuan dari keluarga Lupin adalah Hana Mikumo. Ia tidak suka dengan latar belakang keluarganya. Keinginan Hana adalah hidup normal seperti orang lain. Hana bekerja sebagai seorang pustakawan. Saat itulah ia bertemu calon suaminya, Kazuma Sakuraba.
Hana hanya diberi tahu bahwa keluarga Kazuma adalah pejabat publik. Saat bertemu dengan orangtua dan saudara perempuan Kazuma, Hana baru menyadari profesi mereka sebenarnya. Keluarga Sakuraba sudah turun temurun menjadi polisi. Mereka juga mewajibkan calon menantu mereka berprofesi sebagai seorang polisi. Kazuma bersikeras memperistri Hana. Ayah Kazuma lalu memberi syarat. Bila ingin menikahi Hana, maka Kazuma harus masuk divisi elit kepolisian. Kazuma menyanggupi.
Demi lolos ke dalam divisi tersebut, Kazuma diberi syarat dari kantor untuk menangkap Klan L. Sementara itu Hana sedang berpikir bagaimana caranya mengakhiri hubungan dengan Kazuma. Dorama bergenre komedi ini benar-benar khas Jepang. Sekilas pandang kita seperti sedang menonton live action sebuah anime. Bila bukan pecinta dorama, mungkin bagi kebanyakan orang Daughter of Lupin bukan pilihan tontonan yang menarik.
Karakter-karakternya cringey, begitu pula dialognya yang cheesy. Bahkan pakaian yang menjadi ciri khas karakter dalam dorama ini pun agak aneh kalau dipakai oleh orang biasa. Gaya berpakaiannya seperti tokoh dalam anime. Contohnya karakter bernama Jiakira Enjo, teman baik Hana. Ia selalu memakai pakaian rapi dan lengkap ala gentleman, berikut topi dan tongkat jalan. Siapa juga yang berpakaian seperti itu, apalagi di outdoor? Panas, tidak nyaman, dan tidak fleksibel.
Karakter Hana maupun Kazuma memang seperti anime sekali. Cinta yang tumbuh dengan mudah dan, sekali lagi kalau bukan buat pecinta dorama, terasa lebay. Sinetron di Indonesia pun kalah lebay interaksinya kalau dibandingkan dengan Hana dan Kazuma. Tapi memang seperti inilah Daughter of Lupin dibuat. Selain serba “ekstra”, karakter-karakternya juga unik dan dibuat untuk memancing tawa. Mungkin yang benar-benar tidak bisa diterima adalah karakter ibu Hana, Etsuko, yang terlalu muda.
Bagi pecinta dorama bergenre komedi mungkin Daughter of Lupin terasa sangat menghibur. Dorama seperti Daughter of Lupin takkan pernah kekurangan penonton. Penggemar acara hiburan khas Jepang akan dapat mengapresiasinya dengan baik.