Connect with us
parasite cannes 2019 palme d'or
Parasite (2019)

Entertainment

Daftar Pemenang Cannes Film Festival 2019

Melihat daftar pemenang Cannes 2019 sepertinya banyak para pendatang baru di industri film yang memiliki beragam visi luar biasa.

Sebagai salah satu festival tertua di dunia, Cannes Film Festival tahun ini sudah mencapai umur 72 tahun. Pertama kali digelar pada tahun 1946, Cannes Film Festival (Festival De Cannes) yang sebelumnya bernama International Film Festival (Festival International Du Film) menjadi salah satu festival film paling bergengsi di dunia. Bahkan saking bergengsinya, para peserta di festival ini seakan menjadi takaran standard dari kualitas film negara asalnya.

Lewat ajang film festival ini, para pembuat film juga berkesempatan meraih salah satu penghargaan tertinggi di industry film yaitu Palme d’Or. Ajang ketujuh puluh dua ini telah berlangsung pada 14 – 25 Mei 2019 dan panel jurinya dipimpin oleh sutradara asal Mexico Alejandro González Iñárritu. Berikut adalah daftar pemenang Cannes Film Festival 2019.

Palme d’Or: “Parasite”

Palme d’Or adalah penghargaan tertinggi di Cannes Film Festival yang tahun ini dimenangkan oleh film “Parasite”. Parasite adalah film bergenre dark comedy / thriller yang disutradarai oleh sutradara asal Korea Selatan Bong Joon-Ho.

Nama Bong Joon-Ho sendiri sebetulnya sudah tidak asing lagi, beliau sebelumnya meraih kesuksesan lewat film Snowpiercer (2013) yang dibintangi Chris Evans dan film Okja (2017) yang juga berkompetisi dikategori sama pada tahun 2017. Parasite berhasil mengalahkan kandidat favorit lainnya seperti film ‘Once Upon A Time in Hollywood’ Quentin Tarantino, ‘A Hidden Life’ dari sutradara Terrence Malik, Ken Loach ‘Sorry We Missed You’, dan masih banyak sutradara bergengsi lainnya. Bong Joon-Ho menjadi sutradara asal Korea Selatan pertama yang menjadi pemenang ajang bergengsi ini, bahkan “Parasite” diprediksikan menjadi film terbaik tahun ini.

Read the review

Grand Prix: “Atlantics”

Grand Prix adalah penghargaan tertinggi kedua di Cannes Film Festival yang tahun ini dimenangkan oleh film “Atlantics”. Kemenangan Mati Diop sepertinya menjadi prestasi tersendiri melihat Atlantics merupakan film debutnya sebagai seorang sutradara. Apalagi Mati Diop juga menjadi sutradara perempuan kulit hitam pertama yang ikut bersaing dalam kategori Palme d’Or. Dari sinopsis pendek yang diberikan sepertinya Atlantics akan dipenuhi drama serta cerita yang terbilang relatable.

Jury Prize (tie): “Les Misérables” and “Bacurau”

Tahun ini penghargaan Jury Prize kembali dimenangkan oleh dua film sekaligus. Setelah pada tahun 2014 film “Mommy” dan “Goodbye to Language” juga berbagai penghargaan ini. Tahun ini “Les Misérables” dan “Bacurau” yang berkesempatan untuk berbagi penghargaan bergengsi ini.

“Les Misérables” yang disutradari oleh sutradara Ladj Ly ini tidak didasari pada novel populer dengan judul yang sama tetapi bercerita tentang kerusuhan di Paris tahun 2005. Sedangkan “Bacurau” disutradari oleh dua orang sutradara yaitu Kleber Mendonça Filho dan Juliano Dornelles.

Bacurau sendiri mengambil cerita tentang sebuah desa kecil bernama Bacurau di Brazil. Menarik melihat kedua film memenangkan penghargaan yang sama karena artinya para juri tidak bisa memutuskan satu pemenang karena dua kualitas luar biasa yang ditunjukkan oleh kedua film ini.

Best Actress: Emily Beecham, “Little Joe”

Emily Beecham aktris asal inggris yang populer lewat aktingnya lewat salah satu serial milik AMC “Into The Badlands” berhasil memenangkan penghargaan Best Actress di Cannes Film Festival 2019.

Penghargaan yang diterima Emily sepertinya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri mengingat ia belum terlalu banyak mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan aktingnya di film yang lebih serius. Little Joe yang disutradarai oleh Jessica Hausner sepertinya berhasil memaksimalkan kemampuan aktingnya karena berhasil memenangkan penghargaan bergengsi ini. Sukses membuktikan kemampuannya “Little Joe” sepertinya akan membuka berbagai kesempatan baru bagi Emily Beecham.

pain and glory

Pain and Glory | Sony Pictures Classics

Best Actor: Antonio Banderas, “Pain & Glory”

Antonio Banderas bukan nama asing lagi di industry film. Sebagai seorang aktor veteran kemampuan aktingnya sudah tidak bisa diragukan lagi. Terkenal lewat film “The Mask of Zorro” dan “Desperado” sepertinya “Pain & Glory” menjadi tanda kembalinya Antonio Banderas ke peforma terbaiknya.

Kolaborasi sutradara Pedro Almodóvar dan Antonio Banderas juga bukan pertama kali mengingat keduanya telah berada proyek film yang sama yaitu “The Skin I Live In” di tahun 2011. Sebuah prestasi yang luar biasa menarik melihat proyek film Antonio Banderas berikutnya, apalagi ia juga terlibat pada film Marvel “The New Mutants.”

Best Director: Jean-Pierre & Luc Dardenne, “The Young Ahmed”

“The Young Ahmed” adalah film yang disutradarai oleh Jean-Pierre & Luc Dardenne yang memenangkan penghargaan bergengsi Best Director. The Young Ahmed sendiri bercerita tentang seorang remaja Belgia yang terpengaruh terhadap ajaran ekstrimis yang menginsipirasinya untuk merencanakan pembunuhan ke salah satu guru di sekolahnya. Memenangkan penghargaan bergengsi yang tidak bisa dianggap remeh, pastikan film The Young Ahmed ini masuk ke dalam daftar foreign film yang wajib ditonton tahun ini.

Best Screenplay & Queer Palm (Feature): “Portrait of a Lady on Fire” Céline Sciamma

Tidak main-main film yang disutradarai sekaligus ditulis oleh Céline Sciamma ini memenangkan dua penghargaan sekaligus yaitu sebagai Best Screenplay dan Queer Palm. Film drama sejarah dari Perancis ini juga menjadi sebuah catatan baru di sejarah Cannes Film Festival karena Céline Sciamma menjadi sutradara wanita pertama yang memenangkan penghargaan ini. Queer Palm sendiri merupakan sebuah penghargaan yang terbilang cukup baru karena baru dimulai pada tahun 2010. Penghargaan ini menjadi salah satu bentuk apresiasi kepada film yang relevan atau mengangkat topik yang berhubungan terhadap komunitas LGBT.

Special Mention of the Jury: “It Must Be Heaven”

Penghargaan Special Mention of The Jury dimenangkan oleh sutradara asal Palestina Elia Suleiman. “It Must Be Heaven” merupakan suatu bentuk satir yang mengambil inspirasi dari dirinya sendiri. Sama seperti tiga film Elia Suleiman berikutnya, “It Must Be Heaven” disutradarai, ditulis, dan diperankan oleh Elia Suleiman sendiri. Film ini tergolong cukup unik karena karakter yang diperankannya tidak berbicara dan hanya memberikan respon lewat mimik muka yang mirip dengan film karya sutradara legendaris Perancis Jacques Tati.

Camera d’Or: “Our Mothers”

Camera d’Or adalah penghargaan bagi debut penyutradaraan terbaik di Cannes Film Festival dan tahun ini dimenangkan oleh sutradara asal Guatemala César Díaz. ”Our Mothers” mengangkat cerita kelam genosida kejam militer Amerika yang terjadi di Guatemala. Film ini memperlihatkan sisi lain dari militer Amerika dan terasa sangat personal bagi sutradara César Díaz.

Short Film Palme d’Or & Queer Palm (Short): “The Distance Between Us And The Sky”

“The Distance Between Us and The Sky” adalah pemenang film pendek terbaik sekaligus menjadi peraih penghargaan Queer Palm di Cannes Film Festival 2019. Film pendek asal Perancis ini bercerita tentang pertemuan menarik dua orang asing di sebuah stasiun pengisian gas. Film ini disutradarai serta ditulis oleh sutradara yang tergolong muda yaitu Vasilis Kekatos. Melihat kesuksesan film pendeknya menarik melihat bagaimana proyek film Vasilis berikutnya.

Special Mention of the Jury (Short): “Monstruo Dios”

“Monstruo Dios” atau Monster God adalah pemenang penghargaan Special Mention of The Jury untuk film pendek di tahun 2019. Sebagai film keempat dari sutradara muda Agustina San Martin film ini terinspirasi dari konsep Tuhan yang menjadi pertanyaannya sejak kecil. Setelah memenangkan penghargaan ini Agustina San Martin juga memiliki proyek film panjang pertamanya “The Abysses.” Melihat kesuksesan “Monstruo Dios” sepertinya ekspektasi untuk film panjangnya “The Abysses” akan meningkat drastic.

Melihat daftar pemenang Cannes 2019 sepertinya banyak para pendatang baru di industri film yang memiliki beragam visi luar biasa. Selain peraih penghargaan, sebetulnya masih banyak para filmmaker berbakat yang masih belum beruntung memenangkan penghargaan di ajang festival tahun ini. Menunggu film-film luar biasa ini tayang di bioskop atau festival film local sepertinya akan menguji kesabaran tersendiri.

Melihat berbagai apresiasi dan penghargaan yang didapat, film-film tersebut wajib masuk ke dalam daftar film yang tidak boleh dilewatkan tahun ini.

The Siege of Jadotville The Siege of Jadotville

The Siege of Jadotville Review – Kisah Heroisme yang Terlupakan

Film

The General's Daughter Review The General's Daughter Review

The General’s Daughter Review: Thriller Militer yang Menantang Moralitas

Film

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect