Connect with us
The Wolf of Wall Street Review
Paramount Pictures

Film

The Wolf of Wall Street Review: Pertunjukan Kelamnya Dunia Saham

Selain sebagai biopic dari Jordan Belfort, The Wolf of Wall Street mampu menunjukkan sisi kelam dari dunia saham yang terasa gritty.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Beberapa waktu ini, banyak orang yang seakan berinvestasi melalui saham. Belum lagi dengan hadirnya cryptocurrency seperti Bitcoin dan Dogecoin yang belakangan ini sangat menggiurkan. Akan tetapi, masih banyak orang yang belum tahu kelamnya dunia saham di balik semuanya. Hal tersebutlah yang sepertinya ingin ditunjukkan pada film The Wolf of Wall Street.

The Wolf of Wall Street merupakan film rilisan Paramount Pictures yang disutradarai oleh Martin Scorsese. Dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, Jonah Hill, sampai Margot Robbie, film biopic dengan selipan black comedy ini berkisah tentang hidup Jordan Belfort, mulai dari menjadi pialang saham ternama sampai downfall-nya karena terjerat berbagai kasus terkait saham.

Karena berdasarkan kisah nyata dengan beberapa modifikasi, The Wolf of Wall Street ini terasa menarik. Hal ini hadir seakan membawa penonton masuk dalam kehidupan seorang Jordan Belfort, melihat perkembangan karakternya dengan deretan orang lain yang berkaitan dengannya. Semua itu dibawakan secara alami, membuatnya tampak sangat believable walau overall theme-nya bisa dibilang sangat kelam.

The Wolf of Wall Street Review

Paramount Pictures

Poin menarik yang dibawa dalam The Wolf of Wall Street ini adalah penggunaan black comedy dan elemen dewasanya yang sangat mendominasi. Oleh karena itu, jangan kaget apabila penonton akan banyak menemui sumpah serapah, hubungan badan, sampai kriminalitas yang jumlahnya tak terhitung kembali. Aspek tersebut tidak hanya muncul sebagai komedi, karena ia mendukung kelamnya dunia yang berputar di sekitar Jordan Belfort tersebut.

Akan tetapi, penggunaan elemen dewasanya yang excessive di sini menjadikan film tersebut hanya layak ditonton bagi orang-orang yang sudah dewasa. Tak heran jika film arahan Martin Scorsese ini menuai banyak kecaman, bahkan sampai filmnya sudah turun dari layar bioskop. Akan tetapi, kecaman yang diraih juga sebanding dengan penghargaan yang diterima oleh film ini.

The Wolf of Wall Street Review

Paramount Pictures

Selain selipan ceritanya yang super engaging dengan cara yang absurd, ragam karakter yang tampil dalam The Wolf of Wall Street mampu menarik perhatian. Tidak hanya Jordan Belfort yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio, tapi juga supporting characters seperti kelompok pialang saham amatiran arahan Jordan maupun Mark Hanna juga diberi spotlight yang sama besarnya. Itulah yang menjadikan setiap karakter di dalam film ini terasa punya makna, meski kemunculannya tidak terlalu lama.

Rentetan karakter yang menarik tersebut tentunya disokong melalui jajaran cast yang mampu tampil mumpuni. Mulai dari Leonardo DiCaprio, Margot Robbie, sampai lesser cast seperti Kenneth Choi dan P.J. Byrne pun diberi kesempatan untuk mendapatkan spotlight seperti aktor-aktris lain yang mendapatkan peran lebih besar di sini.

Sebagai film yang menghabiskan waktu berputar dalam dunia saham, penonton akan diberikan bermacam-macam informasi yang penting kaitannya dengan hal tersebut. Mulai dari skema pump and dump, istilah penny stock, sampai kemunculan IPO pun juga sangat diperhatikan di sini. Pas sekali untuk memahami seluk-beluk saham melalui The Wolf of Wall Street ini.

Sebagai sebuah karya film, The Wolf of Wall Street juga menawarkan aspek teknikal yang tak kalah menawan. Penerapan sinematografi yang lowkey, sound design yang menampilkan criminal vibes, sampai visual agak kekuningan yang serasa tahun 80an, membuat film dari Martin Scorsese tersebut memberikan cinematic experience, terutama jika dinikmati pada layar lebar.

Akhir kata, The Wolf of Wall Street adalah sajian dari Martin Scorsese yang all-rounder, mampu menciptakan cinematic experience yang mumpuni walau sudah cukup berumur. Meski begitu, tontonlah film ini dengan orang yang sudah dewasa, karena muatannya secara keseluruhan sangatlah tidak family-friendly.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect