“RRR” atau kepanjangan dari Rise, Roar, Revolt merupakan film India berbahasa Telugu yang di-dubbing ke dalam bahasa Hindi. Artinya, produksi film ini masuk dalam jajaran sinema “daerah” yang berbeda dengan Bollywood. Namun dengan tangan dingin SS Rajamouli, “RRR” (2022) bisa mendapatkan perhatian besar dunia sebagai salah satu film India yang paling banyak diperbincangkan oleh kritikus film karena bisa membangkitkan kembali aksi-aksi megah dan spektakuler.
Lalu, apa sebenarnya yang menjadi alasan banyak orang heboh membicarakan dan menganalisa film yang berdurasi lebih dari 3 jam ini di berbagai media baik social media?
Bagaimana Jika Dua Jawara India Bertemu
Cerita dalam film “RRR” pada dasarnya merupakan fiksi sejarah yang mengisahkan pertemuan dua revolusioner legendaris India Komaram Bheem (N.T rama Rao Jr) seorang pemimpin suku Gond yang bermukim di Telangana. Ia diceritakan berperang untuk melakukan pembebasan Negara Bagian Hyderabad. Sedangkan Alluri Sitarama Raju (Ram Charan) merupakan pemimpin revolusioner dari Andhra Pradesh yang berkampanye melawan kolonial.
Raju dan Bheem adalah tokoh jawara India yang nyatanya tidak pernah bertemu di dunia nyata. V. Vijayendra Prasad selaku penulis naskah film ini membuat gaya penceritaan fiktif dengan mengangkat pertemuan kedua karakter utamanya dalam latar tahun 1920-an saat kekuasaan Kolonial Inggris naik dalam puncak kejayaannya di India. Bisa dibayangkan jika satu jawara saja sudah sangat hebat, lalu bagaimana jika keduanya disatukan untuk melawan musuh?
Kedua karakter utama film ini diibaratkan dengan dua elemen alam yang sangat tangguh, Bheem sebagai air dan Raju sebagai Api. Dua elemen ini kemudian bersatu dengan tujuan berbeda namun pada dasarnya memiliki visi yang serupa.
Sajian Aksi Spektakuler di Luar Batas Nalar
Adegan-adegan aksi adalah nafas utama yang membuat film ini mendapat kritik positif. Selama lebih dari 3 jam penonton akan disajikan banyak adegan aksi dengan koreo laga dan cara pengambilan gambar yang tidak pernah berulang. Aksi yang ditampilkan selalu fresh, menegangkan, dan tidak bisa dipercaya dalam satu waktu yang bersamaan.
Kebanyakan aksinya dibuat berlebihan dan di luar nalar, namun tetap bisa dinikmati sebagai hiburan. Misalnya potongan adegan kejar-kejaran manusia dengan harimau, misi penyelamatan heroik di bawah jembatan raksasa, dan pergulatan satu lawan seribu yang mustahil namun tetap membuat penonton tidak beranjak dan melanjutkan menikmati perjuangan Bheem dan Raju mencapai tujuannya masing-masing.
Walaupun film ini kebanyakan berisi montase-montase yang melompat dari waktu-ke waktu dan adegan tidak realistis dengan slow motion serta CGI yang sedikit mengganggu, nyatanya “RRR” benar-benar menawarkan pengalaman baru saat menonton film India.
Lebih Berkesan dengan Musik dan Tarian
Dengan banyaknya adegan aksi yang bertebaran dari waktu ke waktu, “RRR” tidak lupa menyematkan sentuhan khas film India berupa musik dan tarian rampak ditengah cerita perjuangan Bheem dan Raju.
Nyanyian dan tarian dijadikan titik penghubung untuk mengolah film menyentuh drama percintaan salah satu karakter utamanya yang jatuh cinta dengan seorang gadis keturunan Inggris. Tarian rampak yang dimainkan tidak hanya tempelan, suasana dan gerakannya dibuat sebagai pertanda persaingan dan kemenangan. Tidak heran apabila saat film ini mulai banyak orang yang merayakannya keberhasilan “RRR” dengan meng-cover salah satu tarian paling ikonik dalam film ini.
Salah satu yang mesti dipersiapkan saat menonton film ini adalah ikuti saja alurnya, nikmati setiap adegan aksi dengan mengabaikan logika berpikir realistis. Akan ada banyak kejutan menegangkan yang bisa dikagumi sekaligus ditertawakan. Intinya, “RRR” adalah film yang sangat direkomendasikan saat ingin mendapat hiburan yang spektakuler.