Connect with us
FFI 2019 Piala Citra
Photo by Jaime Fernández from Pexels

Entertainment

Prediksi Peraih Citra Festival Film Indonesia 2019

Tiga film lokal yang diprediksi akan mendominasi Penghargaan Citra.

Malam penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2019 akan segera diselenggarakan pada 12 Desember 2019 mendatang. Tahun ini FFI mengusung tema Film Bagus Citra Indonesia. Film-film lokal Indonesia sepanjang tahun 2019 akan bersaing untuk memenangkan Piala Penghargaan Citra dari berbagai kategori.

Tak sembarang judul, hanya film-film artistik dan berkualitas saja yang pantas untuk masuk sebagai jajaran nominasi hingga akhirnya nanti terpilih judul-judul maupun sineas-sineas terbaik untuk menerima penghargaan atas kerja kerasnya sebagai seniman film. Perfilman tanah air belakangan ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tak hanya film komersial, banyak film berkualitas telah diproduksi sepanjang tahun ini.

Apa yang menjadi tolak ukur berkualitasnya sebuah film? Menurut salah satu sutradara ternama asal Denmark, Lars Von Trier, film berkualitas harus memenuhi beberapa aspek berikut; Good Story with Good Storytelling serta Good Directing with Good Acting. Namun, selain unsur tersebut, ada pula beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam menilai sebuah film berkualitas; sinematografis, editing, dan estetika.

Ada beberapa judul film lokal yang memenuhi kriteria tersebut, diantaranya adalah; “Bumi Manusia”, “Sultan Agung”, “Preman Pensiun”, “My Stupid Bos 2”, “Kucumbu Tubuh Indahku”, “Dilan 1991, “27 Step of May”, dan “Ave Maryam”. Namun, dari judul-judul tersebut hanya ada tiga judul yang tampaknya paling memenuhi kriteria secara maksimal. Tiga film Indonesia 2019 terbaik yang diprediksi akan mendominasi Penghargaan Citra.

Bumi Manusia

“Bumi Manusia” merupakan film adaptasi novel karya Pramudya Ananto Toer. Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan dan Mawar Eva de Jongh.

Film drama romansa ini bercerita tentang hak asasi manusia di bumi yang semestinya sederajat, termasuk dalam mencintai orang dari berbagai latar belakang. Minke adalah seorang pribumi yang jatuh cinta dengan Alainise, perempuan keturunan Belanda yang juga merasakan hal yang sama. Berlatar pada masa kolonial Belanda di Indonesia, perbedaan latar belakang mereka menjadi penghalang cinta mereka Minke dan Alainise.

Film berdurasi 180 menit ini tidak terasa lama berkat ceritanya yang dikemas secara dinamis dan emosional, namun tidak berlebihan. Kita juga disuguhkan visual dan sinematografi yang membangun kepercayaan pada latar masa kolonial kuno melalui editing yang artistik. “Bumi Manusia” tak hanya menyuguhkan cerita yang berkualitas, namun didukung dengan produksi visual film yang menyakinkan.

Bumi Manusia Review

Kucumbu Tubuh Indahku

Berikutnya ada film “Kucumbu Tubuh Indahku” karya Garin Nugroho. Film drama ini memiliki ide cerita sederhana namun terlihat kompleks karena berbagai aspek lainnya. Bercerita tentang seorang pemuda bernama Arjuno yang diperankan oleh Muhammad Khan yang mengalami kesulitan berkomunikasi dan mengekspresikan jati dirinya. Tak hanya terjadi di kota besar dan peradaban modern, topik seputar transeksual juga dialami seorang penari Lengger Lanang di pedesaan Indonesia.

Kisah yang relevan dan filosofis didukung dengan adegan-adegan natural yang terasa puitis. “Kucumbu Tubuh Indahku” tanpa terikat dengan pakem-pakem film pada umumnya, menciptakan originalitas dan ciri khas tersendiri pada film ini.

Preman Pensiun

“Preman Pensiun” merupakan film karya Aris Nugraha yang memiliki potensi paling kuat sebagai peraih Penghargaan Citra. Film drama ini merancang sisi realita menjadi personifikasi personal tentang ungkapan preman seharusnya tidak diberi label sebagai ‘kriminalitas’, melainkan pelindung dari kekuasan yang tidak adil. Ketidakadilan akan hak bertahan hidup menjadi polemik naratif dalam film ini.

Salah satu kekuatan dari film “Preman Pensiun” adalah sang aktor utama, Epi Kusnandar. Film ini juga unggul dalam sinematografi dan teknik pengarahan sutradaranya.

Daftar Prediksi Peraih Penghargaan Citra FFI 2019

Film Cerita Panjang Terbaik

1. Kucumbu Indah Tubuhku (potensi peraih Citra 2019)
2. Bumi Manusia
3. Preman Pensiun

Sutradara Terbaik

1. Hanung Bramantyo (Bumi Manusia/ potensi peraih sutradara terbaik Citra 2019)
2. Garin Nugroho (Kucumbu Tubuh Indahku)
3. Aris Nugraha (Preman Pensiun)

Pengarah Sinematografi Terbaik

1. Faozan Rizal (Sultan Agung – Potensi peraih sinematografi terbaik Citra 2019)
2. Gunung Nusa Pelita (Preman Pensiun)
3. Ipung Rachmat Syaiful (Bumi Manusia)

Aktor & Aktris Terbaik

1. Epi Kusnandar (Aktor terbaik potensi peraih Citra 2019)
2. Ine Febrianti (Aktris terbaik potensi peraih Citra 2019)
3. Tio Pakusadewo (Aktor pendukung terbaik potensi peraih Citra 2019)
4. Asmara Abigail (Aktris pendukung terbaik potensi peraih Citra 2019)

Penulis Skenario Terbaik

1. Gina S. Noer (Dua Garis Biru – Penulis skenario terbaik potensi peraih Citra 2019)
2. Pidi Baiq & Titien Wattimena (Dilan 1991)
3. Aris Nugraha (Preman Pensiun)

Editing Terbaik

1. Sentot Sahid (Bumi Manusia – Potensi peraih Citra 2019)
2. Wawan Wibowo (Sultan Agung)
3. Ichsan JW & Syarif Hidayat (Preman Pensiun)

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect