Connect with us
mukbang
Photo by Clem Onojeghuo from Pexels

Culture

Mukbang: Korea, Jepang, sampai Indonesia

Tidak hanya di Korea, tren Mukbang juga menghinggapi Jepang dan Indonesia. Adaptasi dari perubahan kultur atau sekadar tren sesaat?

Mukbang adalah bahasa Korea yang berasal dari kata muk-ja yaitu makan dan bang-song yaitu siaran. Mukbang juga adalah tren yang awalnya populer di Korea Selatan. Siaran mukbang kemudian menyebar ke berbagai negara hingga menjadi tren dunia. Menurut Tubular Insight, dari Oktober 2017 hingga April 2018 tercatat 138 juta orang menonton video mukbang. Orang yang melakukan siaran mukbang disebut BJ alias broadcasting jockeys. Mereka umumnya bertubuh kurus dan berpenampilan menarik. Siaran makan mereka berlangsung dua hingga tiga jam, tentu diselingi interaksi dengan penggemar. Beberapa negara yang ikut dipengaruhi tren ini adalah Jepang dan Indonesia.

mukbang

Mukbang di Korea

Platform yang biasa digunakan oleh BJ Mukbang di Korea adalah Afreeca TV. Platform ini, sayangnya, tersedia dalam aksara Hangeul. Sulit bagi kita yang tidak fasih berbahasa Korea untuk menggunakannya. Namun beberapa BJ ternama Korea kini juga menyediakan video di platform YouTube. Tentunya untuk menjangkau penggemar lebih banyak. Salah satu yang ternama adalah The Diva. Bisa dibilang ia yang memiliki penghasilan terbesar. Ribuan dolar sebulan!

Sayangnya The Diva tidak mendapat kepopuleran di Youtube sebesar yang ia dapatkan di Afreeca TV. Ia hanya sanggup meraup ratusan ribu viewer saja. Ini bisa jadi dipengaruhi oleh ketiadaan subtitle, nama akun dan judul video menggunakan aksara Hangeul, serta hilangnya keintiman yang biasa didapatkan penggemar bila menggunakan Afreeca TV. Di Afreeca TV, penggemar dapat memberikan komentar ketika sang BJ melakukan live streaming yang nantinya akan ditanggapi. Obrolan yang bersifat dua arah ini memberikan rasa keintiman antara BJ dengan penggemar.

Contoh BJ ternama lain adalah Yang Soo Bin. Meski tanpa subtitle, kita dapat sedikit memahami apa yang ia katakan. Slogan favoritnya adalah “Holly Mama!” Dibanding The Diva yang makan dengan cantik, Yang Soo Bin terlihat lebih ekspresif sekaligus lucu. Keduanya memiliki karakter berbeda. The Diva sendiri lebih lembut dan anggun dengan perawakan kurus. The Diva juga sering merekam video di dalam kamarnya yang dipenuhi pernak-pernik. Sementara Yang Soo Bin bertubuh tambun dan tampil apa adanya. Ia lebih banyak merekam video mukbang dengan setting yang polos sehingga penonton fokus dengan meja dan makanan di atasnya. Perbedaan lain adalah Yang Soo Bin lebih irit bicara.

Tren mukbang muncul salah satunya karena orang Korea lebih suka makan bersama. Makan di luar dengan teman, kolega, atau keluarga merupakan bagian dari budaya. Kita dapat melihatnya di webtoon maupun drakor. Namun kecenderungan untuk makan bersama-sama semakin sulit dilakukan ketika sudah sibuk bekerja dan tidak banyak waktu luang tersisa. Apalagi kaum muda di Korea cenderung tidak menikah atau menikah ketika sudah mendekati kepala empat sehingga banyak dari mereka yang hidup sendiri. Hidup kesepian di kota metropolitan membuat mukbang menjadi sebuah jalan keluar.

Melalui siaran mukbang, penonton tidak merasa sendirian. Mereka dapat berinteraksi, bahkan memberikan saran mengenai apa yang harus dimakan sang BJ. Tidak cuma makan, beberapa BJ pun memberikan fan service lebih seperti menyanyi atau menari. BJ yang good looking ini juga menjadi salah satu cara warga Korea mencuci mata. Apalagi dengan tubuh yang tetap slim meski makan dalam porsi super besar.

Tuntutan sosial yang menganggap bahwa lelaki atau perempuan tidak boleh memiliki berat di atas 50kg, berapapun tinggi tubuhnya, membuat banyak orang Korea terdorong melakukan diet ketat. Beberapa idol bahkan membagikan tips makan mereka seperti hanya makan sepotong ubi atau makan sayur-sayuran saja demi menjaga berat badan. Sehingga ketika melihat video mukbang, ada rasa puas dalam hati karena dapat melihat orang lain makan begitu banyak. Makan dalam porsi sedikit pun tidak lagi terasa berat ketika melihat ada kawan yang dapat ditonton. Seakan-akan, penonton ikut banyak makan.

Mukbang di Jepang

Salah satu BJ yang ternama di Jepang adalah Yuka Kinoshita. Ia tampaknya berusaha merangkul penggemar internasional dengan menyedikan subtitle dan membuat judul dalam Bahasa Inggris. Berbeda dengan BJ di Korea yang menonjolkan suara berisik ketika makan, Yuka lebih menggunakan musik latar untuk menemani siaran makannya. Tubuhnya juga terhitung kecil untuk seseorang yang mampu makan aloe vera seberat 8 kilogram seorang diri.

Bila The Diva dan Yang Soo Bin tampil dengan penampilan khas Korea-nya, Yuka tampil dengan makeup khas Jepang. Ia juga mengedit gambar thumbnail di Youtube sedemikian rupa sehingga terlihat lebih ramai dan menarik. Misalnya 6,6 kg dan 10328 kcal. Inilah salah satu ciri khas dari video mukbang: makan dalam porsi besar juga kalori yang sangat tinggi. Yuka juga memahami bahwa banyak penggemarnya datang dari Indonesia. Sehingga ia membuat beberapa konten yang sangat Indonesia misalnya mukbang Indomie.

Namun sebenarnya bila ditilik ke belakang, mungkin Jepang tidak benar-benar dipengaruhi Korea Selatan mengenai tren mukbang. Jepang sendiri memang memiliki hubungan yang dalam dengan makanan. Ada beberapa program televisi di Jepang yang fokus mengenai makanan, termasuk menebak mana makanan asli dan mana yang replika dengan cara menggigitnya. Kita pun dapat melihat di anime bagaimana para tokoh animasi ini makan dengan sangat lahap hingga pipi gembung. Coba saja tonton animasi yang diproduksi Studio Ghibli. Bahkan makanan dalam bentuk animasi itu benar-benar menyerupai makanan sebenarnya dan terlihar menggiurkan.

apa itu mukbang

Jepang yang dahulu dikenal sebagai negeri vegan, kini berubah menjadi pengonsumsi daging. Bila kita mengira makanan favorit mereka adalah tuna atau salmon dalam bentuk sashimi, itu salah besar. Daging yang banyak dikonsumsi adalah babi. Hal ini salah satunya karena pengaruh dari barat. Jepang juga dikenal kreatif dan banyak dari tren makanannya sampai ke Indonesia.

Mukbang di Indonesia

Salah satu BJ terkenal di Indonesia adalah Ria SW. Berkat kesuksesannya, kini ia memiliki usaha kuliner sendiri. Ria memiliki hampir 2,5 juta subscriber. Rata-rata videonya menembus angka jutaan penonton. Contohnya “Mukbang Masakan Padang”, “Martabak Cabe dan Red Velvet”, “Mie Jambret Hukuman Mati”, Taipei Street Food in Jakarta”, hingga “Taipei Night Market”. Video dengan jumlah viewer tertinggi adalah “Korean Street Food”.

Kultur yang dimiliki BJ di Indonesia memang berbeda. Mereka tidak merekam video mukbang di dalam kamar dan makan sendirian seperti kebanyakan BJ di Korea atau Jepang. Ria sendiri banyak melakukan petualangan kuliner tak hanya di Indonesia tapi juga negara-negara Asia. Ia juga tampil nyentrik dengan warna rambut yang berganti-ganti. Perbedaan lain dari BJ Indonesia dengan Korea atau Jepang adalah Ria memilih tampil apa adanya, tanpa pulasan make up, bahkan terkadang rambut yang diikat asal-asalan.

Pilihan konten Ria pun bukan restoran ternama melainkan jajanan kaki lima atau warung di dalam pasar. Ia juga yang dianggap memopulerkan seblak di jagat mukbang. Editing videonya juga unik, menampilkan tokoh-tokoh kartun dan backsound yang lucu-lucu. Meski Ria tidak berusaha melucu, tapi editing videonya cukup menyegarkan. Bila melakukan kegiatan makan-makan di luar negeri, ia juga mereview hotel tempatnya menginap.

Ria juga tidak makan dalam porsi super besar. Ia lebih cocok disebut mereview makanan. Begitu pula dengan Ken & Grat. Kedua konten kreator ini mereview berbagai tempat makan. Terutama milik figur publik. Mereka juga menjelaskan dengan baik rasa, tekstur, aroma, hingga lokasi tempat makan yang didatangi. Porsi makannya juga tidak selalu besar. Dan perbedaan dengan BJ Korea atau Jepang adalah, Ken & Grat makan dengan rapi. Mereka juga berpakaian rapi dan sedikit berdandan.

Terakhir adalah Tanboy Kun. Lelaki bertubuh kekar ini makan dengan porsi banyak, juga seringkali yang pedas-pedas. Penggemar makanan pedas akan menyukai channelnya. Mungkin sebagian dari kita akan merasa jijik atau mual melihat seseorang yang makan sosis sekaligus 20 butir telur. Namun itulah yang menjadi jualan dari Tanboy kun. Ia juga beberapa kali membuat video mukbang bersama konten kreator lainnya, bahkan istrinya sendiri. Uniknya, ia beberapa kali bekerja sama dengan sponsor dengan meletakkan iklan di kolom komentar. Sponsornya tidak selalu berhubungan dengan makanan.

Apakah tren ini akan bertahan lama? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Tapi melihat kenaikan jumlah viewer video mukbang dari tahun ke tahun, rasanya tren ini masih akan bertahan. Apalagi industri kuliner kita sedang mengalami peningkatan pesat. Tiap minggu ada saja tren makanan baru tidak hanya di Jakarta tetapi juga kota-kota lainnya. Makanan menjadi sesuatu yang tidak ada habisnya dikulik. Tren ini juga bisa menjadi peluang baru untuk mendapatkan keuntungan. Tidak hanya melalui iklan di Youtube saja tapi juga kerja sama dengan para pelaku bisnis di industri makanan maupun cara untuk memajukan wisata kuliner di suatu daerah.

Mengapa konten mukbang laku di Indonesia? Ini berkaitan pula dengan budaya makan kita. Orang Indonesia suka makan, dan terutama suka jajan. Jajanan kaki lima atau warung makan yang baru buka terasa menggiurkan sekali dan memancing rasa penasaran. Dengan menonton video mukbang sekaligus review ini, kita menjadi tahu setidaknya apakah tempat makan itu worth it untuk didatangi. Indonesia memang tidak seindividualis Korea atau Jepang. Kita lebih mudah untuk meluangkan waktu makan bersama teman atau keluarga. Namun melihat orang lain makan rasanya tetap menyenangkan. Sebagai pembangkit selera atau sekadar hiburan belaka.

Luigi's Hot Pizza Luigi's Hot Pizza

Luigi’s Hot Pizza: Pizza Rave Pertama di Bali

Lifestyle

Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase

Memorable Stay Experience at The Apurva Kempinski Bali

Culture

byrd house bali byrd house bali

Byrd House Bali: Pengalaman Kuliner Sempurna Berpadu Dengan Suasana Eksotis

Lifestyle

Bali Dynasty Resort Bali Dynasty Resort

Bali Dynasty Resort: Destinasi Populer Bagi Keluarga di Tepi Pantai Kuta Selatan

Lifestyle

Connect