Connect with us
'Just Mercy' Film - 2019
Photo by Warner Bros/Kobal/Shutterstock

Film

Just Mercy Review: Kisah Nyata Ketidakadilan Hukum Pada Ras Kulit Hitam

Satu dari banyaknya kasus ketidakadilan hukum karena isu ras.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Isu ketidakadilan dalam sistem hukum Amerika Serikat sudah menjadi “penyakit” lembaga kepolisian sejak dulu. Beberapa kasus yang akhirnya terselesaikan dengan baik telah banyak diangkat ke media film. Salah satu yang terbaru dan terbaik adalah Just Mercy.

Just Mercy merupakan film karya sutradara Destin Daniel Cretton yang telah rilis pada 25 Desember 2019 lalu. Film ini diangkat dari kisah nyata Bryan Stevenson, seorang pengacara kulit hitam, yang baru saja lulus dari Universitas Harvard pada tahun 1987.

Memiliki misi untuk menegakan keadilan bagi orang yang tak mampu membayar pengacara dan narapidana kulit hitam, ia pun bertemu dengan Walter McMillian, seorang narapidana kulit hitam di Alabama yang mengaku tidak bertanggung jawab atas tuduhan pembunuhan yang dilayangkan padanya 6 tahun yang lalu. Merasakan ada kejanggalan dalam kasus pembunuhan tersebut, Bryan pun bertekad untuk menemukan kebenaran dan membantu Walter bebas dari penjara.

Just Mercy Review

Warner Bros

Film Bergenre Legal yang Menonjolkan Sisi Drama

Film drama legal (film tentang hukum dan pengadilan) biasanya fokus dengan plot kronologis dengan materi investigasi yang berpadu dengan editing dinamis dan menegangkan. Just Mercy mengutamakan sisi drama yang emosional. Kisahnya tidak hanya fokus dengan kasus Walter McMillian, namun kita juga akan diajak mengenal karakter Bryan Stevenson, keluarga Walter, hingga para narapidana lainnya yang juga ditangani oleh Bryan.

Sudut pandang cerita didominasi oleh Bryan yang dibintangi oleh Michael B. Jordan. Dimana tak hanya narapidana kulit hitam yang tidak mendapatkan keadilan hukum. Bryan sebagai pengacara pun merasakan ketidakadilan yang serupa.

Tidak hanya ceritanya, gaya editing Just Mercy merupakan aspek terbesar yang membuat film ini kental dengan genre drama. Terutama pada editing sinematografi dan pemilihan musik latar. Film ini terdiri dari berbagai babak dengan editing slow pace yang menenangkan, beberapa adegan menunjukan kesedihan yang bisa membuat kita terharu dan merasa getir. Musik didominasi dengan lagu-lagu Blues yang identik dibawakan oleh musisi kulit hitam dan iringan choir yang menggugah.

Eksekusi Karakter Bryan Stevenson yang Sempurna

Michael B. Jordan berhasil memerankan karakter Bryan Stevenson dengan sangat memikat. Sebagai seorang pengacara, ia memiliki keberanian dan tidak pernah kehabisan akal setelah mengalami berbagai penolakan, halangan, hingga teror. Kita juga bisa melihat melalui karakter Bryan bahwa tidak semua orang kulit hitam memiliki gaya bicara yang kasar dan emosional.

Just Mercy Review

Warner Bros

Michael B. Jordan berhasil berakting sebagai pengacara yang berwibawa sekalipun sempat dilecehkan beberapa kali. Meski merasakan amarah dan kekesalan, ia hanya menahan emosi dan tetap menjaga dirinya untuk tetap berkepala dingin dan tidak melakukan kesalahan sepele yang mampu memicu masalah.

Sebagai penonton, kita juga akan merasa bahwa kita selalu bisa mengandalkan pengacara berkarisma ini untuk mengungkapkan kebenaran dan menegakan keadilan bagi Walter yang diperlakukan sangat tidak adil. Sangat membahagiakan ketika menyadari karakter ini memang ada di dunia nyata.

Perkembangan Cerita yang Lambat Terasa Seperti Diulur-ulur

Just Mercy merupakan film dengan pesan yang sangat powerful tentang ketidakadilan yang terjadi pada masyarakat kulit hitam di Amerika. Namun perjalanan kita akan cukup panjang untuk mencapai keadilan tersebut.

Film ini dibawakan dengan fase yang lambat. Kita dituntut untuk sabar dalam memahami setiap latar belakang karakter dan permasalah yang dimunculkan dalam kisah ini. Tak hanya latar belakang Bryan dan Walter, ada juga beberapa kasus sampingan yang dikerjakan oleh Bryan dimasukan dalam film ini. Namun, memang sebagian besar adegan mengandung pesan penting untuk disampaikan.

Naskah yang ditulis mengandung banyak percakapan padat dan esensial. Film ini memang memiliki perkembangan cerita yang cukup lambat. Editing bisa jadi merupakan salah satu aspek dalam produksi yang membuat film ini terasa seperti diulur-ulur dan membosankan pada babak awal. Namun jika kita cukup sabar dalam mengikuti kisah ini, ada pelajaran dan pesan berdampak besar yang bisa kita ambil dari film ini.

Salah Satu dari Banyak Kasus Ketidakadilan Hukum Karena Isu Ras

Kisah Walter McMillian merupakan satu dari banyak kasus ketidakadilan hukum pada kaum kulit hitam di Amerika. Sebuah keberuntungan bagi Walter untuk bisa bertemu dengan Bryan Stevenson.

Bayangkan berapa banyak kasus yang tidak berhasil dituntaskan dengan adil? Telah ada banyak film drama legal berdasarkan kisah nyata dari berbagai kasus hukum dengan tersangka kulit hitam yang tidak bersalah. Hal ini pun berhasil menumbuhkan kesadaran bagi para penontonnya.

Kasus ketidakadilan ras kulit hitam dalam sistem hukum Amerika kembali mencuat belakangan ini akibat kasus meninggalnya George Floyd. Gerakan protes dan dukungan pada tagar #BlackLivesMatter pun muncul di berbagai media sosial bahkan dari warga penjuru dunia. Fenomena ini menunjukan tingkat kesadaran masyarakat akan isu ras di Amerika yang sudah sangat tinggi.

Memang banyak film yang mengangkat isu ras di Amerika, namun tidak semuanya juga dieksekusi dengan sempurna. Just Mercy merupakan salah satu yang terbaik. Film ini telah memadukan seni layar lebar dengan isu yang penting dalam ceritanya untuk menjadi sebuah film yang menggugah secara teknis dan memberikan pesan berdampak besar.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect