Connect with us
tips diet olahraga fitness
Photo by Mentatdgt from Pexels

Lifestyle

Bagaimana Cara Terbaik Menurunkan Berat Badan?

Setiap hari kita dijejali iklan produk pelangsing dan kiat sukses menguruskan tubuh dengan waktu singkat. Apakah kita perlu mencobanya?

Tren bahwa cantik itu langsing tidak hanya menjangkiti Indonesia tapi juga dunia. Di Korea, orang tidak boleh memiliki berat lebih dari 50 kg. Di Amerika, selebriti sekelas Kardashian pun sibuk mempromosikan produk pelangsing melalui Instagram. Kita akan melihat foto-foto selebriti di media cetak maupun internet dengan promo sedot lemak maupun program pelangsingan tubuh lainnya.

Dari Syahrini hingga Nia Ramadhani, semua memamerkan lekuk tubuh sempurna. Bahkan dengan embel-embel tubuh bisa menjadi seperti gadis lagi dengan iklan yang menampilkan seorang artis beranak tiga.

Kita sangat terobsesi dengan tampilan tubuh, baik di depan orang lain maupun depan kamera. Tren produk pelangsing cepat berganti mulai dari teh, sari lemon, hingga buah plum kering. Beberapa figur publik semakin nekat mengiming-imingi kemudahaan mendapatkan tubuh paripurna dengan mengatakan “tidak perlu mengurangi porsi makan”. Olahraga juga menjadi sebuah gaya hidup sekaligus cara untuk tampil keren. Namun, apakah semua tips yang mereka berikan dapat bekerja? Apakah kita perlu mencobanya?

Mari kita berkenalan dengan sebuah suku di Tanzania, Afrika Utara. Namanya adalah Suku Hadza. Suku ini adalah salah satu suku pengumpul dan pemburu makanan yang masih tersisa di dunia. Mereka tinggal di sekitar Danau Eyasi, berdekatan dengan dataran tinggi Serengiti. Kini jumlahnya mungkin hanya mencapai ratusan orang.

Mereka percaya bahwa dunia ini dulunya dihuni oleh raksasa berambut, Akakaanebe. Raksasa tersebut dipercaya tidak menggunakan api ataupun peralatan lainnya untuk makan. Akakaanebe berburu dengan cara memandang buruannya hingga mati lalu memakannya mentah-mentah.

suku hadza

Suku Hadza dari Tanzania (Photo by: Civil Eats)

Suku Hadza dianggap sebagai salah satu masyarakat di dunia yang paling aktif bergerak. Para lelaki bertanggung jawab untuk mencari hewan buruan dan madu liar. Para perempuannya mencari buah beri di semak-semak dan menggali tanah untuk mendapatkan umbi. Cara hidup yang masih sangat sederhana inilah yang mendorong mereka untuk terus bergerak.

Inilah yang mendorong seorang antropologis bernama Herman Pontzer untuk meneliti bagaimana Suku Hadza mengeluarkan kalori dari tubuh. Hasilnya adalah segudang aktivitas yang dilakukan oleh Suku Hadza membakar kalori sebanyak yang dilakukan berdasarkan gaya hidup orang barat.

Padahal seharusnya dengan aktivitas yang begitu padat dan berat, Suku Hadza membakar lebih banyak kalori. Penemuan ini tentu saja mengejutkan. Ini menimbulkan pertanyaan baru: apakah sebanyak apapun kita berolah raga, kalori yang dibuang akan sama saja?

Perlu dicatat bahwa kegiatan berburu yang dilakukan kaum pria Suku Hadza artinya melacak hewan buruan tanpa henti. Mereka berjalan secara kontinyu dan hanya beristirahat saat tengah hari. Mereka tidak seperti kita yang bekerja di depan laptop, duduk delapan jam sehari di meja kerja, atau malah menghabiskan waktu di atas sofa bersama Netflix. Kita pun bisa makan tanpa menggerakkan tubuh, hanya perlu delivery order.

Sebenarnya, olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh kita. Tetapi manfaatnya bukan menurunkan berat badan. Olahraga dapat mengontrol tekanan darah, kadar trigliserid, dan mengurangi risiko berbagai penyakit seperti diabetes, stroke, maupun serangan jantung. Olahraga juga mampu mengurangi risiko Alzheimer dan dementia. Tentu saja ketika berolah raga kalori kita akan terbuang. Bukankah kalori yang keluar itu tujuan kita? Itu benar. Tetapi jangan melupakan jumlah kalori yang masuk.

tips diet olahraga

Photo by Pixabay from Pexels

Olahraga bila tidak dibarengi dengan mengontrol jumlah makanan maupun minuman yang dikonsumsi akan sama saja hasilnya. Bila hanya fokus pada olahraga untuk menurunkan berat badan tapi bersikeras tidak menjaga pola makan, berat tubuh bisa saja tidak turun. Pada awalnya berat badan akan turun. Namun semakin lama berat badan akan semakin sulit diturunkan atau malah tidak turun. Sebuah studi membuktikan energi yang dikeluarkan ketika berolah raga tidak memiliki korelasi dengan penurunan berat badan.

Olahraga akan berguna untuk menjaga kestabilan berat badan yang memang sudah diturunkan melalui pengaturan pola makan. Sepotong pizza yang kita makan dapat dibakar habis kalorinya bila kita berjalan cepat minimal 35 menit. Hal yang tidak mungkin bila kita harus berolah raga satu hingga dua jam tiap kali selesai makan besar. Olahraga yang berat pun akan memancing kita untuk merasa lapar. Bila tak mampu menahan diri, bisa saja kita malah makan lebih banyak lagi sehabis berolah raga.

Ada pula yang disebut compensatory response. Contohnya bila kita telah berolah raga di pagi hari maka kita akan tidak banyak bergerak di sore hari. Kita berpikir bahwa kita telah membakar banyak kalori tadi pagi. Sorenya kita gunakan untuk menyimpan tenaga agar kuat berolah raga lagi keesokan harinya. Ini adalah keputusan yang salah. Hal ini membuat tubuh kita mengalami penurunan pengeluaran kalori. Akhirnya, kalori akan tertimbun kembali dan berat badan tidak turun.

Bagaimana Cara Terbaik Menurunkan Berat Badan?

Photo by Bruce Mars from Pexels

Semua hal ini menunjukkan kita tidak seharusnya berharap hanya olahraga saja akan mampu membuat tubuh ini menjadi sempurna. Ada banyak cara untuk mengontrol konsumsi makanan dan minuman kita, salah satunya dengan memilih diet sehat yang cocok.

Diet keto contohnya akan menyarankan kita untuk minum kopi dengan coconut milk. Kita akan tetap dapat merasakan kopi yang creamy seperti biasa, hanya saja tanpa gula. Diet vegetarian akan mendorong kita makan banyak buah dan sayur—juga nasi—tapi dengan tidak mengonsumsi produk hewani. Liat saja Ariana Grande yang terlihat mungil dan awet muda dengan menerapkan pola hidup demikian.

Sayangnya kita lebih senang dengan cara instan. Kadang, tak hanya tetap mau makan enak tapi juga menolak olahraga. Ketika Khloe Kardashian membuat sebuah post bahwa ada dua hal yang diinginkan gadis di dunia ini yaitu menurunkan berat badan dan makan, ia mendapatkan kritik. Hal ini karena diikuti dengan salah satu paid promote di akunnya mengenai sebuah produk pelangsing yang ia iklankan. Padahal ini adalah iklan yang tidak realistis. Kita tak bisa berharap memiliki perut yang sangat ramping bila makan nasi padang tiga kali sehari.

Postingan tersebut salah satunya dikritik oleh Jameela Jamil. Teh pelangsing yang diiklankan Khloe hanya akan membuat kita terus buang air besar dan mengira apa yang kita makan telah keluar. Tapi Khloe tidak mendapatkan perut rampingnya hanya dengan minum teh. Ia punya beragam fasilitas yang mendukungnya mendapatkan tubuh sempurna seperti personal trainer, nutrisionis, tukang masak, hingga tentu saja seorang ahli bedah. Menjual mimpi tidak masuk akal kepada jutaan follower Instagram yang bisa saja tengah berjuang untuk mencintai diri sendiri adalah hal yang salah.

Perdebatan mirip terjadi di Korea ketika Miss Korea 2018 mendapatkan cacian publik karena dianggap terlalu gendut. Kita akan melihat dengan sangat jelas ia memiliki pipi yang tirus dan tubuh yang semampai. Ia diharapkan memiliki berat kurang dari 50 kg padahal tinggi tubuhnya mencapai 173 cm.

Setelah kemenangannya ia terus mendapat cacian sebagai seorang yang overweight hanya karena tidak mampu merepresentasikan tubuh skinny gadis Korea. Ia juga dituduh menyogok juri hingga dapat memenangkan mahkota Miss Korea.

Hal yang paling penting dari semua ini bukanlah berolahraga berjam-jam setiap hari atau menolak makan. Kita tidak perlu melakukan diet ketat hanya untuk mengecilkan pinggang hingga seukuran pensil. Seharusnya kita fokus pada menerima diri sendiri dan berusaha untuk hidup sehat. Olahraga dan diet seharusnya dipandang sebagai suatu cara untuk menjaga kualitas hidup.

Cantik bukan berarti harus sekurus mungkin. Bila kita hidup dalam tubuh yang sehat, kita akan lebih percaya diri dan merasa cantik. Menerima diri sendiri jauh lebih penting dibanding menjadi gadis langsing hanya untuk mengejar penilaian orang lain dan mungkin juga agar tidak dibully.

Luigi's Hot Pizza Luigi's Hot Pizza

Luigi’s Hot Pizza: Pizza Rave Pertama di Bali

Lifestyle

Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase Apurva Kempinski Bali_Grand Staircase

Memorable Stay Experience at The Apurva Kempinski Bali

Culture

byrd house bali byrd house bali

Byrd House Bali: Pengalaman Kuliner Sempurna Berpadu Dengan Suasana Eksotis

Lifestyle

Bali Dynasty Resort Bali Dynasty Resort

Bali Dynasty Resort: Destinasi Populer Bagi Keluarga di Tepi Pantai Kuta Selatan

Lifestyle

Connect