Pada tahun 2017, industri game diguncangkan oleh sebuah genre baru yang inovatif yaitu ‘Battle Royale’ atau biasa disebut ‘BR’. Battle Royale memang hadir dengan mekanisme menarik dimana sejumlah pemain masuk ke dalam peta secara bersamaan dan berusaha bertahan hidup dengan mengambil sejumlah ‘loot’ untuk bertarung dan menjadi petarung terakhir. Berbagai potensi yang dibawakan game Battle Royale berhasil menjamah berbagai kalangan baik dari gamer yang lebih casual maupun kompetitif. Secara instan genre battle royale berhasil membangun fans loyalnya tersendiri sehingga membuat para game developer berlomba untuk membuat game battle royale. Bahkan kesuksesan game Battle Royale sempat menjadi salah satu penyebab turunnya antusiasme dari game Multiplayer Online Battle Arena atau biasa yang lebih dikenal dengan sebutan MOBA. Ada berbagai judul sukses yang menghiasi naiknya popularitas game Battle Royale di industri game seperti PlayerUnknown’s Battleground, Fortnite dan yang paling terakhir Apex Legend yang keluar tahun ini. Battle Royale telah berdiri secara kuat selama dua tahun tetapi akhir-akhir ini muncul sebuah genre baru yang dengan popularitasnya dengan cepat meroket di industri game. Genre terbaru yang dimaksud adalah ‘Auto Battler.’
Bagi para gamer mungkin istilah ‘Auto Battler’ dapat dibilang cukup asing. Hal ini tidak mengherankan mengingat umur Auto Battler yang masih begitu muda. Auto Battler mulai dikenal gamer dari sebuah mod pada game MOBA populer DOTA 2 dengan nama Auto Chess. Siapa yang mengira sebuah ‘mini-games’ yang menjadi bagian dari game lain ini meraih popularitas luar biasa sehingga membangun genre dan penggemar loyalnya tersendiri. Kesuksesan luar biasa yang diraih oleh DOTA Auto Chess bahkan berhasil mencapai angka 8 juta pemain pada bulan Mei tahun ini. Popularitas DOTA Auto Chess memicu studio game Drodo untuk memisahkan diri dari DOTA dan membuat versi standalonenya sendiri yang ia beri nama Auto Chess. Game developer raksasa seperti Valve dan Riot juga tidak mau kalah dan dengan cepat berlomba membuat versi auto battler mereka masing-masing demi mendominasi pasar di genre auto battler. Alhasil pada bulan Juni kemarin muncul berbagai judul baru seperti Dota Underlords yaitu versi Auto Battler milik Valve dan Teamfight Tactics milik Riot.
Apa sebenarnya genre game ‘Auto Battler’?
Secara sederhana Auto Battler dapat didefinisikan sebagai sebuah simplifikasi dari genre MOBA. Namun, jangan salah Auto Battler membawa berbagai mekanisme baru yang bahkan membuat gamer yang tidak terlalu tertarik dengan MOBA ikut terjun ke genre ini. Dalam memainkan game Auto Battler ada sedikit impresi yang mengingatkan pemain dengan genre ‘TD’ atau ‘Tower Defense’. Bedanya jika pada game TD pemain harus bertanding dengan AI atau Bot, di game Auto Battler pemain harus berhadapan dengan para pemain lainnya. Setiap pemain akan dihadapkan dengan tujuh pemain lainnya artinya ada delapan pemain secara bersamaan bertarung dan membuat ‘squad’ terbaik yang bertahan hingga akhir. Setiap giliran pemain mendapatkan sejumlah uang untuk membeli unit untuk bertahan dari serangan pasukan lain. Unit yang sudah dibeli diletakkan pada sebuah board secara bebas untuk melindungi darah pemain. Variasi pilihan unit yang dihadirkan membuat setiap gameplay pada setiap pertarungan menjadi begitu berbeda. Hal ini membuat genre Auto Battler juga memberikan impresi seperti game kartu atau deck building. Kombinasi serta berbagai impresi yang didapat inilah yang membuat genre Auto Battler terasa fresh dan spesial.
Mekanisme permainan
Dari penjelasan singkat tadi mungkin genre terbaru ini terasa begitu sederhana tetapi jangan salah. Auto Battler menawarkan sebuah mekanisme sulit dimana pemain harus teliti dan memperhatikan beberapa aspek untuk memenangkan sebuah permainan. Beberapa aspek yang harus diperhatikan antara lain adalah menjaga stabilitas keuangan, mengetahui kombinasi unit terbaik dan strategi penempatan unit di atas board. Pemain memiliki opsi untuk bersabar dan menjaga keuangan atau menghabiskan uang untuk membuat unit terbaik. Konsep keuangan ini memang terlihat begitu sederhana tapi ada pembelajaran lebih yang harus dimatangkan untuk menguasai aspek yang satu ini. Ada sistem interest dan streak yang butuh pembelajaran lebih untuk menguasai keuangan di game ini. Pemilihan unit yang akan digunakan juga menjadi penting mengingat ada beberapa unit yang dapat bekerjasama dengan baik dan tidak. Penempatan unit juga menjadi peran penting dimana sebuah perubahan posisi yang terkesan minim dapat merubah akhir dari permainan. Ketiga aspek ini yang menjadi faktor krusial untuk kemenangan sebuah game di Auto Battler.
Sebagai sebuah genre baru sebetulnya auto battler masih memiliki banyak ruang untuk berkembang dan ada beberapa kekurangan yang harus dibenahi. Terkadang nasib sebuah game tidak berada di tangan pemain tetapi pada RNG (Random Number Generator) dimana para pemain harus pasrah pada pilihan unit yang diberikan oleh game. Selain menjadi poin negatif, mekanisme yang sedikit tergantung pada RNG ini juga menjadi poin positif dimana pemain harus bersikap fleksibel dalam menyusun taktik serta harus siap terhadap segala situasi yang dihadapkan. Situasi yang sedikit ‘random’ ini menjadi pemacu adrenaline yang membuat game ini menjadi terasa begitu spesial. Selain itu butuh auto battler harus menyeimbangkan mekanisme sehingga kombinasi unit yang bekerja dengan baik tidak terasa itu-itu saja. Hal ini menjadi krusial agar pemain tidak cepat bosan dan selalu bereaksi serta menggunakan taktik yang variatif. Beberapa masalah kecil tersebut dapat dengan mudah dibenahi dengan berbagai update atau patch untuk menjaga stabilitas dari game.
Bagi para gamer yang suka dengan game online multiplayer sepertinya genre baru ini patut dicoba karena membawa sebuah mekanisme yang sangat fresh. Mungkin tidak seperti game battle royale yang mekanismenya sangat sederhana, Auto Battler mungkin tidak dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Namun, bagi beberapa kalangan yang menikmati genre ini, Auto Battler menjadi sebuah genre game luar biasa yang bikin ketagihan.
Sejauh ini ada tiga buah game yang masih terbilang sangat baru diantaranya adalah Auto Chess buatan studio Drodo, Dota Underlords buatan Valve, Chess Rush buatan Tencent dan Teamfight Tactics dari Riot. Ketiganya membawa keunikan serta perbedaannya sendiri sehingga agar tau game mana yang sesuai dengan selera sepertinya harus dicoba sendiri. Bahkan dalam waktu dekat Tencent’s juga akan mengeluarkan sebuah game Auto Battler yang diberi nama Chess Rush. Kita pantau saja terus perkembangan Auto Battler apakah akan melewati kesuksesan dari Battle Royale? Atau akan muncul sebuah genre baru lagi yang akan mengambil hati para gamer?