Connect with us
2037

Film

2037 Review: Mimpi yang Terkubur di Balik Dinding Penjara

Mengikuti kehidupan sekelompok tahanan perempuan di penjara Korea.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Dalam selang satu hingga dua dekade ke belakang, ada beberapa film dan drama Korea yang memakai format persahabatan sekelompok tahanan di dalam penjara. Sebut saja “Harmony” (2010), “Miracle in Cell No. 7” (2013), dan “Prison Playbook” (2017).

Film “2037” (2022) juga menceritakan kehidupan dalam sel penjara, yang membedakan dengan film-film terdahulunya, “2037” membawa karakter gadis berusia 19 tahun yang harus terjebak menjadi terdakwa sekaligus terpidana dari kasus pembunuhan seorang tersangka pemerkosaan yang melibatkan dirinya sendiri sebagai korban.

Menyoroti Ketimpangan Hukum: Bias Antara Pelaku dan Korban

“2037” atau “Two Zero Three Seven” bercerita tentang kisah gadis biasa bernama Yoon Young (Hong Ye-ji), ia merupakan anak dari seorang ibu tunggal tuli dan bisu bernama Kyung-sook (Kim Ji-young) yang menopang hidup menjadi seorang buruh industri rumahan.

Untuk meraih impiannya mengikuti ujian masuk pegawai negeri sipil, Yoon Young belajar sambil bekerja paruh waktu untuk membantu ibunya. Namun, keadaan berubah setelah ia mendapatkan musibah besar, ia menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh pemilik usaha tempat ibunya bekerja.

Untuk melindungi diri dan ibunya dari ancaman pelaku, Yoon Young melakukan sebuah usaha pertahanan diri hingga membuat pelaku kehilangan nyawa secara keji.

Narasi itulah yang kemudian dibangun dalam film ini, Yoon Young harus menerima hukuman atas perbuatannya melakukan pembelaan diri, pengadilan menghukumnya sebagai pelaku kejahatan alih-alih menjadi seorang korban dari tindak keji kekerasan seksual. Peristiwa tersebut secara tiba-tiba merenggut mimpi dan cita-citanya yang sudah direncanakan sejak lama.

2037

Sensitivitas Perasaan dan Keengganan Menerima Belas Kasih

Selain menggambarkan penderitaan dan kesakitan Yoon Young, film ini juga membawa narasi antitesis dari trust issue yang belakangan ini sedang banyak dialami banyak orang. Yoon Young digambarkan sebagai sosok gadis berumur 19 tahun yang memiliki keyakinan diri tinggi bahwa walaupun dirinya tidak bisa mengupayakan pembenaran dari perbuatannya, namun dia tidak pernah menyesali keputusannya yang salah.

Penonton mungkin akan sedikit dibuat kesal karena Yoon Young tidak ingin menyuarakan pembelaannya di pengadilan, namun ia memberikan alasan yang bisa diterima dengan rasa hormat. Ada saatnya orang-orang harus mengerti bahwa sepanjang hidup Yoon Young dan ibunya selalu menerima belas kasih dari orang lain, baik karena disabilitas Kyung-sook atau karena mereka selalu hidup dengan tingkat ekonomi yang pas-pasan.

Ia bisa menyisakan kekuatan dirinya sendiri untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang sudah ia lakukan, dan sensitifitas perasaan Yoon Young inilah yang menjadi penyambung rasa untuk menilai norma-norma yang dianggap baik atau buruk dimata manusia.

Debut Film Perdana Hong Ye Ji yang Cemerlang

Film ini bermain sangat indah dalam menangkap emosi kedua karakter ibu anak, Kyung-sook dan Yoon Young. Peran sebagai penyandang tuli sekaligus bisu, mampu dimainkan dengan sangat baik oleh Kim Ji-young. Dan Hong Ye-ji mampu merespon kecemerlangan akting lawan mainnya dengan sangat baik.

Tidak heran jika pada akhirnya, debut akting Hong Ye-ji, yang sebelumnya dikenal sebagai kontestan di acara “Produce 48” mendapat banyak pujian dari banyak kalangan.

Selain menampilkan Kim Ji-young dan Hong Ye-ji, film ini juga menandai kembalinya Jeon So-min dalam dunia akting, ia memerankan Jang Mi, seorang narapidana yang berada dalam satu sel dengan Yoon Yong.

Tidak hanya itu, banyak aktris pendukung lain yang berperan menjadi sahabat Yoon Young di penjara, diantaranya ada Kim Mi-hwa, Hwang Seok-jeong, Shin Eun-jung dan Yoon Mi-kyung.

Yang sangat disayangkan, film ini terlalu fokus pada kisah Yoon Yong sebagai karakter utama penuh derita dan nasib buruk, sehingga peran-peran pendukung yang sebenarnya mempunyai peluang besar menghadirkan konflik-konflik minor menjadi lebih menarik hanya mengisi sebagian kecil panggung film ini saja.

Film yang disutradarai oleh Mo Hong-jin ini rilis pada 8 Juni 2022, “2037” berhasil trending dan menjadi bahan perbincangan di berbagai media sosial, seperti TikTok dan Twitter.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect