Connect with us
rush hour 1
New Line Cinema

Film

Rush Hour: Memadukan Komedi, Laga, dan Budaya yang Berbeda

Kolaborasi antara Jackie Chan yang lincah dan humor ala Chris Tucker yang renyah.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Tidak sedikit film-film yang memadukan antara dua genre yang berbeda, salah satunya adalah ‘Rush Hour’. Film garapan Brett Ratner ini rilis pada tahun 1998 dengan durasi 98 menit.

Dengan rating PG-13, film ini dibintangi oleh Jackie Chan sebagai Lee dan Chris Tucker sebagai Carter. Keduanya adalah polisi dari instansi yang berbeda, tetapi sama-sama ditugaskan untuk menyelamatkan putri dari seorang diplomat Tiongkok.

Selain Jackie dan Tucker, film ini juga dibintangi beberapa aktor dan aktris terkenal seperti Tom Wilkinson sebagai Thomas Griffin, Elizabeth Pena sebagai Tania Johnson, dan Julia Hsu sebagai Soo Yung.

rush hour

Akting Bintang Utama yang Natural dan Saling Melengkapi

‘Rush Hour’ menjadi salah satu film yang berpengaruh besar bagi Jackie Chan untuk menancapkan namanya di ranah Hollywood. Genre laga secara dominan dibebankan kepada Jackie, sementara Chris tampil cerewet dengan humornya. Keduanya tidak berusaha saling menutupi satu sama lain, tetapi justru saling melengkapi dalam peran sebagai buddy-cop.

Jackie sesekali menyematkan humornya yang khas ketika berkelahi dengan penjahat dengan barang-barang di sekitarnya. Chris juga sesekali beradegan bela diri yang serasi dengan arahan Jackie, meskipun masih terlihat ceroboh.

Pengambilan gambar dalam film ini terlihat memenuhi standar, khususnya untuk mengimbangi adegan bela diri ala Jackie yang cepat dan berbahaya. Sudut pandang juga terlihat ideal, meskipun sesekali terlalu dekat dan dapat diambil dari sudut pandang yang lebih mencakup adegan.

Transisi antaradegan terlihat kurang menyambung, tetapi masih nyaman dinikmati bagi penonton umum. Transisi yang terlalu cepat juga seharusnya tidak perlu digunakan di luar adegan laga. Editing secara visual juga masih terbatas sejak diproduksi pada era 90-an.

Menertawakan Konflik dan Jarak Budaya

Di awal kemunculannya, film ini sudah terlihat unik karena menghadirkan aktor dari Asia dan Amerika-Afrika sebagai bintang utama. Konsep buddy-cop sebelumnya lebih banyak dilakukan oleh aktor dari ras yang sama atau aktor kulit putih dengan kulit hitam, seperti ‘Lethal Weapon’ (1987) yang dibintangi oleh Mel Gibson dan Danny Glover.

Perbedaan budaya antara mereka justru ditonjolkan dengan konflik yang konyol. Lee dan Carter sudah terlihat berjarak sejak pertama kali bertemu. Lee enggan berbicara, sementara Carter mengiranya tidak bisa berbahasa Inggris. Lee merasa Carter hanya membuang waktunya, sementara Carter selalu naif dengan sifatnya yang fleksibel dan arogan. Konflik mereka semakin terlihat konyol ketika bersaing dengan menyombongkan ayahnya sebagai legenda polisi di daerahnya masing-masing.

Untuk membangun hubungan yang harmonis, konflik justru menjadi bumbu yang penting. Jarak budaya antara Carter dan Lee memberikan komedi yang segar dan tidak terpikirkan. Carter kesulitan berbaur dengan lingkungan pecinan dan sering salah paham dengan keturunan Asia di sana. Lee juga berusaha meniru cara Carter berinteraksi dengan penduduk setempat dan dengan polosnya menggunakan sapaan N-word. Di balik perbedaan yang cukup jauh, adegan-adegan yang sederhana justru mendekatkan mereka sebagai rekan.

Salah satu adegan sederhana yang terasa spesial ini terlihat ketika mereka menyanyikan ‘War (What Is It Good For)’ sembari mengintai markas musuh. Lagu dari Edwin Starr ini menjadi salah satu soundtrack yang ikonik dalam film tersebut. Soundtrack tidak lagi mendukung latar suasana dari belakang, tetapi juga membangun chemistry antarpemeran dengan natural. Sembari menunggu musuh, Carter membenarkan aksen Lee yang masih kaku ketika menyanyikan lagu tersebut. Lee pun mengajari Tucker gerakan bela diri hingga menodong pistol.

rush hour 1

Kesuksesan ‘Rush Hour’ tidak hanya terlihat secara finansial dengan meraih pendapatan sebanyak 244 juta dolar AS dari anggaran 33 juta dolar AS. Film ini juga meraih penghargaan seperti Best On-Screen Duo dalam MTV Movie Award (1999) dan Favorite Duo – Action/Adventure dalam Blockbuster Entertainment Award (1999).

Film ini juga membuka sekuel dengan ‘Rush Hour 2’ (2001), ‘Rush Hour 3’ (2007), dan ‘Rush Hour 4’ yang sedang dalam tahap pengerjaan pada tahun ini.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect