Sesuai dengan judulnya, “Moonfall” (2022) merupakan film bergenre sci-fi yang menceritakan tentang bagaimana jika bulan pada akhirnya akan jatuh ke bumi. Film yang disutradarai oleh Rolland Emmerich yang memiliki jejak film bergenre disaster movie serupa, seperti “2012” (2009), dan “Independence Day” (1996).
“Moonfall” mengajak kita untuk bersiap-siap melihat jatuhnya bulan menuju bumi melalui misi berbahaya para astronot yang pergi ke bulan. Film berdurasi 130 menit ini menampilkan teka-teki sebuah kekuatan misterius yang akan menyebabkan bulan keluar dari orbitnya. Keadaan itu akan berdampak pada kehidupan manusia dan seluruh penghuni bumi yang mungkin akan mengalami kehancuran.
Masalah prediksi akan jatuhnya bulan ke bumi, membuat beberapa orang harus menjalankan misi berbahaya untuk datang langsung ke bulan mencari tahu apa yang akan terjadi. Jo Fowler (Halle Berry) dibantu oleh Brian Harper (Patrick Wilson) dan KC Housman (John Bradley) akhirnya menjalankan misi tersebut mempertaruhkan nyawa dan meninggalkan orang-orang terdekatnya.
Menempatkan Humor sebagai Kekuatan Sebuah Karakter
Patrick Wilson yang berhasil membawakan tokoh astronot dengan sangat baik. Disandingkan dengan profesionalitas dan jam terbang Halle Berry yang jarang membuat penggemarnya kecewa. Duet antara keduanya lengkap dengan kehadiran Jhon Bradley sebagai KC Housman yang bisa mengimbangi adu peran antara sekelompok pembawa misi penyelamatan ini.
Emosi penonton seakan dibawa naik-turun dengan situasi tegang antara ketiga peran utamanya, namun di lain waktu mereka membawa dialog-dialog yang terkesan konyol dan mengundang tawa. Housman menempatkan sisi humor yang menarik, begitupun ketika dalam suasana genting.
Story yang Bagus Namun Kurang Berkembang
Premis film yang menawarkan sisi cerita kejatuhan bulan yang akan menimpa bumi merupakan ide cerita yang sangat menarik, akan tetapi pada kenyataannya beberapa bagian film dibuat terlalu berlebihan dan tidak penting. Fokus film yang merembet kemana-mana juga mengganggu penonton menangkap sisi menarik film ini.
Drama mengenai astronot dengan keluarganya juga dibuat dengan sangat tanggung, karena latar belakang karakter pendukungnya diceritakan dengan gagap dan setengah-setengah. Pada dasarnya fokus keluarga ini seharusnya bisa dihilangkan, dan diganti dengan porsi cerita misi penyelamatan bumi yang lebih dibuat masuk akal lagi.
Terselamatkan Visual Effect yang Tidak Main-main
Film yang penayangannya sempat tertunda karena pandemi COVID-19 ini menampilkan visual effect yang sangat memukau. Penonton seperti benar-benar diajak untuk percaya narasi “bagaimana jika bulan jatuh ke bumi”. Fenomena perubahan gravitasi dan anomali yang disebabkan perubahan ekstrem yang terjadi pada bulan juga tampil dengan lugas.
“Moonfall” berhasil memanjakan mata dengan visual luar angkasa yang digambarkan sebagai ruang yang besar dan hampa, detail tekstur bulan yang membuat takjub, dan pencahayaan yang pas sejak awal film menampilkan gambaran angkasa yang gelap.
Walaupun dari beberapa poin, terlihat ada efek CGI yang bocor pada saat menampilkan suasana kehancuran bumi, visualnya terlihat kurang halus. Akan tetapi, celah ini masih bisa dimaafkan dengan warna visual luar angkasa yang tampak sangat indah dan sesuai ekspektasi.
Pada akhirnya “Moonfall” berhasil sebagai disaster movie karena effect visualnya yang menggambarkan kehancuran dengan baik, kekuatanya juga ada pada penempatan humor yang pas sesuai porsi. Namun, untuk para penggemar cerita fiksi ilmiah seperti “Interstellar” (2014), film “Moonfall” akan jauh dari harapan, karena bukan termasuk sebagai film yang matang dalam proses penggarapan dari genre seperti itu.
