Connect with us
The Tale of Nokdu

TV

The Tale of Nokdu Review

Bagaimana ketika seorang lelaki menyamar menjadi perempuan dan menyusup ke desa janda?

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Drama The Tale of Nokdu memiliki ide cerita yang unik yaitu mengenai cross dressing. Meski drama dengan ide serupa jumlahnya pun melimpah, The Tale of Nokdu menjadi menarik karena settingnya. The Tale of Nokdu alias Mung Bean Chronicle merupakan adaptasi dari webtoon ternama yang sayangnya tidak rilis di Indonesia. Ingat Coffee Prince atau Hana Kimi? Maka begitulah kira-kira gambaran yang akan disajikan oleh The Tale of Nokdu. Di sini pelaku cross dressingnya adalah seorang lelaki yang menyamar menjadi janda muda.

Alkisah Jeon Nok Du (Dong Yoon) hidup bersama ayah dan kakak lelakinya di sebuah pulau kecil. Ia tak tahu mengapa ayahnya keras sekali padanya. Nok Du tidak boleh belajar atau naik kapal dan pergi ke pulau lain. Ia disuruh tetap tinggal di pulau. Padahal Nok Du ingin melihat dunia luar. Suatu hari kesempatan itu datang ketika ayah dan kakaknya diserang sekelompok pembunuh bayaran yang berjenis kelamin perempuan. Nok Du yang telah diajari menggunakan pedang oleh calon mertuanya pun pergi mengejar seorang pembunuh yang tersisa ke daratan utama.

Ia sampai di Kota Hanyang. Di sana, ia justru dituduh ingin mencelakai raja. Nok Du lalu dipenjara bersama warga lain yang dituduh berkomplot membunuh raja. Di dalam penjara, Nok Du bertemu dengan Dong Ju (So Hyun) yang menyamar menjadi lelaki. Dong Ju-lah yang sebenarnya ingin memanah raja tetapi rencananya digagalkan Nok Du. Setelah bebas dari penjara, giliran Nok Du dikejar oleh orang yang ingin membunuhnya. Ia berhasil mengelabui si pembunuh dan mengikuti jejaknya ke desa janda. Di dalam desa itu terdapat rumah gisaeng dan salah satunya adalah Dong Ju.

The Tale of Nokdu

Gisaeng adalah perempuan penghibur. Pada masa itu perempuan-perempuan disekolahkan untuk kemudian bekerja menyenangkan hati lelaki ketika sudah cukup umur. Budaya ini mirip dengan budaya geisha. Sebagai seorang calon gisaeng, Dong Ju haruslah menjaga tubuh. Salah satunya dengan memanjangkan rambut. Namun suatu peristiwa membuatnya terpaksa memotong rambut. Hal itu tentu saja membuat Nok Du terpana. Sebenarnya sejak awal tanpa sadar Nok Du sudah memerhatikan Dong Ju. Hanya saja ia belum menyadari keanehan sikapnya tersebut. Sementara itu Dong Ju tidak sadar bahwa Nok Du adalah lelaki yang ia temui di dalam penjara istana.

Tentu saja sulit untuk menutupi identitas bila tinggal bersama para perempuan. Namun Nok Du bertekad dapat membongkar rahasia mengenai pembunuh yang selalu mengintai dirinya. Sebenarnya bila dilihat sekilas pun perawakan Nok Du terlihat seperti lelaki. Tulang rahangnya terlalu tegas, tulang hidungnya juga cukup tajam. Tapi bolehlah kita berpikir Nok Du terlihat seperti perempuan hanya karena ia memakai pakaian perempuan. Soal kulit, sebenarnya tidak ada bedanya antara kulit lelaki maupun perempuan. Orang Korea dikenal telaten merawat diri sehingga kulit lelaki pun sama glowingnya dengan kulit perempuan.

Ketika kita melihat Dong Ju memakai pakaian lelaki pun sebenarnya ia tak terlihat seperti itu. Ia terlihat seperti perempuan yang berpakaian laki-laki. Apalagi dengan bentuk wajah Dong Ju yang cukup feminin ditambah suaranya yang juga khas perempuan. Kita tak melihat ciri fisik laki-laki pada dirinya. Inilah yang menjadi kelemahan dari The Tale of Nokdu. Walau demikian secara garis besar ceritanya sendiri menarik. Kita dibuat penasaran mengenai sikap ayah Nok Du juga alasan para pembunuh itu menganggu keluarganya. Kita pun mendapat gambaran mengenai bagaimana budaya di Korea pada masa itu dalam memandang janda.

Perempuan yang kehilangan suaminya karena perang justru didorong untuk bunuh diri demi “menjaga kehormatan keluarga”. Budaya semacam ini pun pernah kita dengar di India. Seakan, perempuan tak ada harganya bila kehilangan suami. Inilah yang mendorong terbentuknya desa janda karena pada janda melarikan diri dari dorongan untuk bunuh diri dan memilih melanjutkan hidup. Meski merupakan informasi budaya yang menarik, di sisi lain fakta ini juga sangat menyedihkan. Perempuan begitu sulit untuk bertahan hidup hingga harus lari menyelamatkan diri.

Begitu pula dengan salah satu tokoh bangsawan yang mencoba untuk melarikan seorang calon gisaeng di bawah umur. Kenyataan bahwa perempuan sejak zaman dahulu hingga saat ini acapkali dipandang hanya sebagai objek seksual tak bisa dipungkiri. Meski si perempuan di bawah umur pun ia tak aman dari cengkeraman hidung belang. Pelacuran sendiri tidak dilarang yang dibuktikan dengan kehadiran sekolah gisaeng. Masyarakat memandang gisaeng rendah tetapi tidak mengkritik lelaki yang pergi untuk bertemu dengan gisaeng.

The Tale of Nokdu disebut-sebut memiliki rating yang tinggi. Drama yang berjumlah 32 episode ini dapat disaksikan di KBS. Jalan ceritanya menarik begitu pula beberapa scene komedinya cukup bagus dan tidak terkesan cheesy. Ditambah lagi kepopuleran dua pemeran utamanya juga beberapa bintang tamunya membuat nilai drama ini bertambah. Drama yang cocok dinikmati bagi para pecinta romance.

The Zone of Interest The Zone of Interest

The Zone of Interest: Penjelasan, Pesan, dan Kisah Nyata di Balik Film

Film

The Outfit The Outfit

The Outfit Review: Drama Gangster Klasik Berlokasi di Satu Tempat Penuh Misteri

Film

The Taste of Things The Taste of Things

The Taste of Things: Kuliner Prancis & Period Drama Romantis

Film

King Richard Review King Richard Review

10 Film Biopik Inspiratif & Memotivasi

Cultura Lists

Connect