Connect with us
the pool (2018) review

Film

The Pool Review: Thriller Mencekam di Kolam Renang

Mana yang lebih sial dibanding terjebak di kolam renang sedalam enam meter tanpa air?

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Sutradara sekaligus penulis naskah Ping Lumpraploeng memiliki ide gila dalam membuat film thriller yang melibatkan kolam dan buaya. Meski terdengar tak masuk akal, tapi bukankah film tak harus logis? The Pool menawarkan kondisi yang ironi sekaligus mencekam tapi juga menghibur. Lengkap pula dengan beberapa scene gore yang cukup membuat bulu kuduk merinding. The Pool (2018) sangat cocok dinikmati bagi pecinta thriller yang melibatkan hewan buas.

Plotnya sederhana saja. Kisahnya tentang bagaimana sepasang kekasih bertahan hidup karena terjebak di dasar kolam tanpa air bersama seekor buaya. Tokohnya adalah Day, seorang art director yang telah menyelesaikan produksi komersialnya. Ia tetap tinggal di sebuah kolam renang tak terpakai tempatnya melakukan pengambilan gambar karena ingin bersantai. Sebenarnya temannya sudah memeringatkan bahwa kolam itu akan dikeringkan. Namun Day malah tertidur di atas matras angin di tengah kolam. Ketika ia bangun, airnya sudah mulai surut.

Day yang lelah mencari pertolongan, terkejut ketika kekasihnya menghampirinya dari papan loncat indah. Pacarnya, Koy, terlanjur melompat dan malah terpeleset hingga terluka parah dan kehilangan kesadaran. Proses Day bertahan hidup sekaligus menjaga Koy dipersulit dengan seekor buaya yang masuk ke dalam kolam. Sebenarnya ada seekor anjing peliharaan Day bernama Lucky di pinggir kolam tapi sayangnya Lucky terikat rantai.

Sejak awal Day terjebak dalam kolam, adegan gore sudah ditampilkan. Misalnya melalui kuku yang hampir lepas ketika Day berusaha memanjat dinding kolam. Adegan-adegan selanjutnya pun disisipkan sedikit bumbu kengerian juga tumpahan darah. Ping Lumpraploeng ingin menunjukkan bahwa kolam renang saja bisa menjadi neraka bagi sebagian orang. Hal yang kita anggap mustahil ia realisasikan menjadi suatu bentuk kengerian.

the pool (2018) review

Namun isi film ini tak melulu mengejai perjuangan bertahan hidup atau melawan buaya saja. Film ini juga menampilkan sisi lain Day yang berusaha mati-matian menjaga kekasihnya. Day yang belum ingin punya anak harus menerima kenyataan bahwa Koy ternyata hamil. Sempat ada pergolakan batin mengingat pada percakapannya dengan seorang teman, Day ingin menggugurkan kandungan Koy. Tapi ketika berada dalam situasi hidup dan mati, Day justru berubah pikiran. Ia makin mencintai Koy.

Selain karakter Day yang pantang menyerah meski tertimpa sial tak habis-habisnya, tokoh Koy juga sangat menarik ditonton. Ia sedikit kekanakan, ceroboh, nakal, tapi juga memiliki semangat bertahan hidup yang kuat. Ia tak mau menyerah meski terjebak dan hampir tenggelam. Padahal sebagai seseorang yang hamil muda, akan sangat berat bagi Koy untuk bertahan apalagi dengan adanya buaya.

Sayangnya, CGI dalam film ini cukup buruk. Ketika Day memukuli buaya itu dengan ember, gambarnya nampak tidak menyatu. Pada beberapa scene, buaya itu nampak seperti kartun. Untungnya kekurangan ini dapat dipoles dengan ketengangan yang dibangun sepanjang film. Tentunya tak banyak yang dapat kita harapkan dari sebuah film thriller selain dibikin tegang hingga keluar bioskop. Nampaknya, The Pool berhasil melakukan itu. Walaupun tentunya bila menggunakan logika, akan ada daftar pertanyaan yang panjang misalnya kenapa kolam ini tak punya tangga.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect