Connect with us
The Boy Who Harnessed the Wind Review
Courtesy of Sundance Institute | Photo by Ilze Kitshoff

Film

The Boy Who Harnessed the Wind Review

Kisah nyata William Kamkwamba untuk mengubah kehidupan di Desa Wimbe, Malawi.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

The Boy Who Harnessed the Wind merupakan debut pertama aktor Chiwetel Ejiofor sebagai sutradara. Selain menggarap film ini, ia pun menjadi aktor utama sebagai Trywell, ayah kandung William Kamkwamba. Film ini mengangkat kisah nyata William Kamkwamba seorang pelajar dari Malawi yang berhasil membuat kincir angin untuk irigasi lahan pertanian sebagai jalan keluar dari kekeringan berkepanjangan yang terjadi di Desa Wimbe, Malawi. Film produksi Netflix ini diperankan oleh Maxwell Simba (William Kamkwamba), Aïssa Maïga (Agnes Kamkwamba), Lily Banda (Annie Kamkwamba), Joseph Marcell (Ketua Wimbe), Noma Dumezweni (Edith Sikelo), Lemogang Tsipa (Mike Kachigunda), dan Philbert Falakeza (Gilbert Wimbe).

The Boy Who Harnessed The Wind Review

The Boy Who Harnessed The Wind (2019)

Menceritakan tentang keluarga Kamkwamba yang tinggal di daerah pertanian Malawi. Trywell sehari-hari bekerja sebagai petani jagung. Kondisi cuaca di desa ini tidak menyenangkan, sangat panans dan terkadang hujan deras dan mengakibatkan banjir. Kondisi inilah yang memperburuk pertanian di desa tersebut, semua petani gagal panen dan ancaman kelaparan ada di depan mata. Bukan itu saja, ancaman pengambilan lahan oleh perkebunan tembakau pun cukup mengancam kehidupan petani, hinggga beberapa petani rela menjual lahannya demi uang kepada perusahaan tembakau. Trywell yang ingin mempertahankan lahannya tak sudi menjualnya, ia mencari berbagai cara untuk memperbaiki kondisi pertanian di desa itu sehingga dapat menghasilkan panen yang baik.

Kondisi tersebut pun turut mempengaruhi William Kamkwamba yang terpaksa harus putus sekolah akibat tidak ada biaya untuk membayar uang sekolah. Wlliam telah beberapa kali membujuk ayahnya untuk membayar uang sekolah tetapi Trywell terus bersikeras bahwa uang sekolah akan dibayar setelah kondisi pertanian berjalan baik. Namun, kepala sekolah tetap tidak menerima hal itu, hingga William tidak diizinkan masuk sekolah. Tetapi suatu ketika ia bisa belajar di perpustakaan atas bantuan guru Kachigunda yang juga merupakan kekasih kakak perempuannya, Annie.

William menemukan sebuah buku berjudul “Using Energy” yang memberikannya pengetahuan tentang kincir angin yang bisa menyalurkan energi listrik. Akhirnya, William menemukan ide untuk membuat sebuah kincir angin yang akan memberikan daya untuk mesin pompa air yang dapat mengirigasi lahan pertanian tersebut. Saat diperpustakaan William dibantu oleh Guru Sikelo yang kemudian membujuknya untuk meminta dinamo sepeda milik Guru Kachigunda sebagai pelengkap komponen dalam membuat kincir angin tersebut.

Suatu ketika, keadaan semakin memburuk, persediaan makanan keluarga Kamkwamba dicuri oleh tetangga, mereka pun terpaksa harus sangat membatasi makanan. Trywell tetap bersikukuh bahwa kondisi tersebut akan membaik dan ia mengajak semua anggota keluarga untuk berdoa meminta hujan. William yang mengetahui hal itu, semakin antusias membuat kincir angin untuk membantu keluarganya. Annie pun sudah sangat kesal pada keadaan tersebut, hingga pada suatu malam ia memutuskan untuk kabur meninggalkan desa Wimbe.

Pada awalnya Willima membuat kincir angin kecil yang berhasil menyalakan sebuah radio. Keberhasilan ini ia tunjukkan pada ayahnya dengan tujuan untuk memberitahukan rencanya untuk membuat kincir angin yang besar tetapi rencana William ditentang keras oleh Trywell karena ia membutuhkan sepeda ayahnya untuk membuat fondasi kincir angin tersebut. Meskipun niat William sudah disampaikan dengan jelas, tetapi ayahnya tidak mau memberikan sepedanya hingga ia marah besar terhadap William.

Ibu William menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan suaminya, ia pun mengungkapkan bahwa ia tidak ingin kehilangan anak lagi akibat kondisi pertanian yang tak kunjung membaik. Akhirnya Trywell pun mendukung rencana William membuat kincir angin tersebut.

The Boy Who Harnessed the Wind menyajikan betapa mirisnya kehidupan yang terjadi di desa tersebut seperti putus sekolah, kelaparan dan kekeringan. Setting tempat dengan atmosfir krisis ekonomi yang terjadi memberikan gambaran kesulitan yang nyata. Bagaimana William yang tak bisa mengikuti sekolah karena tidak ada biaya, bagaimana mereka bertahan hidup dengan kondisi alam yang tidak mendukung, serta kondisi pangan yang tidak mencukupi dan berujung pada kelaparan. Kondisi ini pun akan membuat kita iba ketika melihatnya.

Akting dari Maxwell Simba memang patut diacungi jempol ia bisa mendalami karakter ini dengan baik, ia berhasil untuk memberikan emosi yang tidak bisa diungkapkan ketika ia harus berjuang mempertahankan ide untuk membantu desa tersebut walaupun ada pertentangan dari ayahnya yang menimbulkan konflik batin tersendiri bagi William.

Film ini bukan hanya membuka mata kita tentang seorang pemuda yang berhasil merubah kehidupan di Malawi tetapi juga membuat kita terenyuh dengan kehidupan kemiskinan yang terjadi pada masa itu. Kisah ini pun turut menyiratkan bahwa selain kehidupan yang bisa kita nikmati dengan baik, diluar sana masih banyak keluarga yang harus bertahan hidup dengan susah payah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect