Connect with us
Qodrat
Magma

Film

Qodrat Review: Pahlawan Agamis dengan Sensasi Horor

Berikan nuansa horor sebagai representasi utamanya, ‘Qodrat’ berhasil membangun origin pahlawan yang terlihat sangat agamis.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Superhero merupakan salah satu tema yang belakangan ini populer berkat hadirnya ‘Marvel Cinematic Universe’ sejak satu dekade lalu. Oleh karenanya, industri film Indonesia juga ingin melakukan hal serupa yang sayangnya terasa memiliki krisis identitas. Hal ini mendorong Charles Gozali menyajikan film dengan tema pahlawan berbalut horor, ‘Qodrat’.

‘Qodrat’ merupakan film horor produksi Magma Entertainment dan Rapi Films yang disutradarai oleh Charles Gozali. Dibintangi oleh Vino G. Bastian, Marsha Timothy, dan Maudy Effrosina, film ini menampilkan kisah ustadz Qodrat yang baru saja kembali ke kampung halaman setelah menjalani masa tahanannya. Akan tetapi, ia mendapati ada yang tidak beres pada kampungnya dan harus menghadapi ancaman dari iblis dari masa lalunya.

Pada paruh awal, Charles Gozali seakan berusaha untuk membangun ‘Qodrat’ ini layaknya berbagai film horor lokal kebanyakan dengan segala kengerian dan kegilaannya. Seiring durasi, film perlahan bergeser menampilkan kisah ala superhero sebagai langkah penyelesaian konfliknya. Akan tetapi, pergeseran tersebut dilakukan dengan cukup baik dan tetap terlihat make sense dengan lore yang telah dibangun sedemikian rupa.

Qodrat Review

Sejatinya, ‘Qodrat’ seakan menjadi bukti bahwa Charles Gozali ingin menghadirkan film pahlawan super lokal yang tak melulu mengekor dengan formula sinema Hollywood. Hal ini diperlihatkan melalui rentetan representasi agamis sebagai basis dalam menangani berbagai konflik yang hadir di layar sepanjang runtime.

Meski begitu, sutradara ini tak lupa bahwa karya terbarunya ini mengusung genre horor melalui ragam kengerian yang ditampilkan, utamanya melalui iblis yang mengancam dengan segala kekuatan mistis penuh kegilaannya.

Sebagai film yang sepertinya dihadirkan sebagai origin dari satu karakter, ‘Qodrat’ cukup berhasil dalam membangun karakter titular. Tentang bagaimana ustadz Qodrat ini memiliki kelebihan melalui pribadinya, trauma dari masa lalunya, hingga caranya menghadapi masalah di depan mata sembari bergelut dengan traumanya tersebut, membuat karakter ini mendapatkan redemption-nya dan merasa dirinya dapat memberikan kontribusi lebih besar pada berbagai installment lainnya di masa depan.

Charles Gozali mengusung berbagai nama populer dalam jajaran cast-nya, di antaranya pasangan suami-istri Vino G. Bastian dan Marsha Timothy. Keduanya berhasil tampilkan peran yang baik pada karakternya. Didukung pula dengan nama-nama populer lain seperti Randy Pangalila, Eduwart Manalu, Agla Artalidia, hingga aktris baru seperti Maudy Effrosina dan Adelheid Bunga, semuanya terasa diberikan runtime yang pas, membuat kehadiran para karakter ini menyempurnakan plot yang disajikan pada ‘Qodrat’.

Tak hanya itu, ‘Qodrat’ hadir dengan aspek teknis yang ciamik, seperti penggunaan sinematografi keren, set design yang sangat lokal, hingga scoring yang efektif membangun nuansa pada berbagai scene-nya. Akan tetapi, color tone-nya yang tampak sangat kuning membuatnya cukup menjemukan karena representasinya yang terasa kurang konsisten.

Akhir kata, ‘Qodrat’ seperti membuka peluang baru bagi film superhero dengan kearifan lokal yang tak selamanya harus mengekor pada standar Hollywood. Meski mengalami pergeseran tema, Charles Gozali tetap berhasil sajikan horor yang cukup berkesan melalui berbagai representasi menarik di dalamnya.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect