Quantcast
Nocebo Review: Horor Psikologis Sarat Isu Sosial dan Mistik - Cultura
Connect with us
Nocebo
Photo Cr. Shudder

Film

Nocebo Review: Horor Psikologis Sarat Isu Sosial dan Mistik

Perpaduan horor psikologis dan kritik sosial yang menghantui dengan atmosfer kelam dan simbolisme budaya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

‘Nocebo’ (2022), film horor psikologis garapan sutradara Lorcan Finnegan, menawarkan sesuatu yang berbeda dari genre horor mainstream. Film ini bukan hanya tentang ketegangan dan teror, tetapi juga menyelami lapisan-lapisan isu sosial, eksploitasi, serta kekuatan trauma dan balas dendam.

Dengan naskah dari Garret Shanley, ‘Nocebo’ menyatukan unsur psikologis, mistisisme Filipina, dan kritik terhadap kapitalisme dalam satu cerita yang memikat sekaligus menggugah.

Film ini mengikuti Christine (Eva Green), seorang desainer pakaian anak-anak sukses yang mengalami gangguan kesehatan misterius setelah kejadian traumatis yang samar. Suatu hari, datanglah Diana (Chai Fonacier), seorang pengasuh dari Filipina yang mengklaim diundang oleh Christine meski ia tidak mengingatnya. Seiring waktu, Diana merawat Christine dengan ritual tradisional dan pengobatan alternatif, namun lambat laun kebenaran tentang masa lalu kelam Christine mulai terkuak.

Nocebo Review

Plot ‘Noceb’o berkembang dengan perlahan namun pasti, membangun ketegangan melalui misteri dan atmosfer. Garret Shanley menulis cerita yang menyisipkan lapisan kritik sosial tentang sistem kerja global yang eksploitatif, terutama di dunia mode, sambil meramu mitos dan praktik pengobatan tradisional Filipina yang jarang dieksplorasi dalam film internasional.

Salah satu kekuatan ‘Nocebo’ terletak pada screenplay-nya yang cermat dan menyimpan banyak simbolisme. Dialognya tidak banyak, tapi penuh makna, terutama dalam interaksi antara Christine dan Diana. Film ini tidak memanjakan penonton dengan penjelasan gamblang, melainkan mempercayai penonton untuk menyusun sendiri potongan narasi yang diberikan melalui flashback dan simbol-simbol visual.

Penyampaian cerita dengan cara yang perlahan namun atmosferik membuat Nocebo terasa seperti mimpi buruk yang merayap, mempermainkan persepsi dan rasa percaya. Film ini berhasil menyatukan horor dengan realita sosial tanpa kehilangan keseimbangan antara keduanya.

Nocebo Review

Sinematografi oleh Radek Ladczuk sangat menonjol. Permainan cahaya, warna, dan framing berhasil menciptakan suasana mencekam dan suram. Rumah Christine yang penuh bayangan dan warna-warna pudar menciptakan suasana isolasi dan sakit. Kontras kuat muncul ketika kilasan masa lalu Diana di Filipina yang penuh warna namun tragis diungkapkan.

Penggunaan efek praktikal juga lebih dominan daripada CGI, memberikan kesan nyata dan kasar yang mendukung tema film. Beberapa adegan ritual Diana diolah secara visual dengan sangat indah dan menyeramkan sekaligus, menambah kekuatan atmosfer film ini.

Eva Green tampil menawan sebagai Christine. Ia memerankan karakter kompleks ini dengan sangat baik — antara menjadi korban, pelaku, dan wanita yang perlahan kehilangan kendali atas realita. Penonton dibawa ikut dalam penderitaannya, namun secara perlahan juga dibuat mempertanyakan moralitas karakternya.

Namun sorotan utama justru jatuh kepada Chai Fonacier sebagai Diana. Dengan performa yang subtil tapi kuat, ia berhasil memadukan aura hangat seorang pengasuh dengan misteri dan ancaman yang perlahan mengintai. Fonacier membawa nuansa budaya Filipina dalam pengucapan mantra, bahasa tubuh, dan ekspresi emosionalnya dengan meyakinkan.

‘Nocebo’ adalah film horor yang bukan sekadar tentang rasa takut, tetapi juga menggugah pemikiran. Ia membawa pesan kuat tentang ketidakadilan global, trauma yang tak tertangani, serta kekuatan kepercayaan dan budaya dalam menyembuhkan — atau menghancurkan.

Dengan sinematografi yang atmosferik, akting luar biasa dari dua pemeran utamanya, dan naskah yang tajam dan simbolik, Nocebo menjadi salah satu horor psikologis yang layak diapresiasi lebih luas.

Film horor psikologis yang bukan hanya membuat resah, tapi juga menyentuh realita sosial dengan elegan dan menghantui.

A Minecraft Movie A Minecraft Movie

A Minecraft Movie Review: Adaptasi Dunia Pixel Penuh Imajinasi dan Humor

Film

Tombstone (1993) Tombstone (1993)

Tombstone Review: Western Klasik yang Penuh Aksi dan Karakter Ikonik

Film

Novocaine Review: Aksi Komedi yang Menggigit dengan Premis Unik

Film

Last Breath Review: Perjuangan Hidup dan Mati di Dasar Laut

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect