Connect with us
madonna madame x review
Photograph: Steven Klein

Music

Madonna: Madame X Review

Masterpiece sepertinya menjadi kata yang pas untuk album terbaru ini.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Kembalinya sang legenda memang tak pernah biasa-biasa saja. Kali ini Madonna kembali dan membuat gebrakan dengan album keempat belas, ‘Madame X’. Album ini bukan hanya spesial karena menjadi penanda kembalinya Madonna, namun seakan menjadi wadah bagi sang mega pop star untuk meluapkan kontroversi yang dialami selama 4 dekade terakhir. ‘Madame X’ menjadi ruang bagi Madonna untuk memutar balik sederet kontroversi mengenai dirinya, menjadi sesuatu yang lebih positif. Sebuah karya, a masterpiece.

Masterpiece sepertinya menjadi kata yang pas untuk album ‘Madame X’. Mulai dari sisi produksi yang digarap di bawah label Interscope, sampai kreativitas musikalitas seorang Madonna yang seakan tak lekang oleh masa. Dalam album studio ke-14 kali ini, Madonna mengambil elemen Latin hip-hop, dancehall, trap, dan reggaeton yang begitu kental. Tak lupa sentuhan musik ala Portugis yang disisipkan pada beberapa track rupanya menjadi aesthetic tersendiri untuk album yang akan resmi rilis pada 14 Juni.

Diva pop ini pun tak sungkan menggandeng sederet nama dari generasi milenial untuk turut berkolaborasi. Salah satunya, rapper dari Kolombia, Maluma yang digandeng untuk track pertama “Medellín”. Sebagai track pembuka, “Medellín” merupakan segala yang ingin didengar dari kembalinya seorang Madonna. Narasi pembuka dari sang diva menjadikan track ini terdengar begitu quirky. Kontras dengan ketukan ala low tempo island song yang menyusul di menit berikutnya. “One, two, cha-cha-cha” yang dibisikan sang diva pun seakan langsung mengajak untuk bergoyang.

Video musik untuk “Medellín” pun tak jauh dari vibe dari lagu itu sendiri. Arena dansa dengan Madonna – yang mengenakan penutup mata ala bajak laut dan sarung tangan, sebuah ciri khas untuk era ‘Madame X’ – memberikan contoh cara berpesta ala sang diva. Pergantian shot dari penuh warna dan keramaian pesta dengan ruangan hitam putih yang menunjukan Madonna kebingungan seorang diri pun terasa begitu pas.

Setelah track pertama yang penuh dengan sisi playful, “Dark Ballet” dan “God Control” membawa pendengar ke arah yang sepenuhnya berbeda. Iringan piano dari track ini mengikuti vokalisasi Madonna yang sudah ditumpuk dengan auto tune. Liriknya sendiri merupakan konsep yang rupanya sudah cukup lama digarap mengenai Joan of Arc. “Dark Ballet” sendiri tak berlebihan dikatakan menjadi salah satu track paling memorable di ‘Madame X’.

“God Control” membawa tema yang lebih berat. Masih dengan iringan piano, yang kali ini diselingi dengan hentakan musik disco, Madonna menyanyikan lagu ala gospel mengenai gun control dan penembakan. “This is your wake-up call!” raung Madonna di lagu ini memang seakan membangunkan para pendengarnya dari, well, segala yang tidak tepat di dunia ini. Sebuah tema berat dan perpindahan manis dari slow ke medium tempo ini sayangnya justru sedikit terganggu dengan pengulangan dari sang diva. Auto tune menjadikan verse di track ini terdengar seperti apa yang menjadi ciri khas dari Daft Punk.

“Batuka” yang menjadi track kelima pun tak menawarkan tema yang lebih mudah dicerna. Berpindah ke track berikutnya, “Killers Who Are Partying” menghadirkan elemen musik trap yang kental. Liriknya pun sangat menarik dan layak mendapatkan sebuah highlight tersendiri, “I’ll be Islam if Islam is hated, I’ll be Israel if they’re incarcerated, I’ll be Native Indian if the Indian has been taken.”

Separuh awal dari album ‘Madame X’ ini saja sepertinya sudah cukup memakan amunisi kreativitas Madonna dari segi genre musik yang berwarna, permainan auto-tune dan vokalisasi untuk rap sampai bisikan-bisikan yang membuat bulu kuduk meremang hingga ingin turut turun berdansa. Belum lagi aksen yang digunakan sampai penggunaan bahasa Inggris, Spanyol dan Portugis dalam lirik. Jangan lupa, lirik yang kaya akan pandangan politik dari sang diva pun menjadi satu hal menarik lain. Bagi beberapa orang mungkin akan dinilai terlalu kontroversial. Namun sekali lagi, this is Madonna who caused controversy for merely existing.

‘Madame X’ direkam di rumah sang diva sendiri di New York, Lisbon, London dan Los Angeles. Album keempat belas yang sepertinya sangat layak mendapatkan 5 dari 5 bintang untuk semua elemen serta kontroversi yang siap dihadirkan.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect