Connect with us
golden slumber review

Film

Golden Slumber: Thrilling Cat and Mouse Games

Banyak yang memuji Golden Slumber sebagai sebuah film thriller.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Banyak yang memuji Golden Slumber (2018) sebagai sebuah film thriller. Memang, Korea gencar sekali memproduksi film dengan ide cerita unik. Mereka tidak hanya membuat film tentang cinta menye-menye tapi juga tentang alam baka dengan efek visual yang keren, tentang alien, tentang spionase, tentang kartel narkoba, hingga konspirasi. Tema yang disebutkan terakhir ini cukup mendapat tempat di hati masyarakat Korea dan umumnya sukses di pasaran. Tak hanya film layar lebar dengan budget fantastis saja, tema serupa juga banyak dipakai dalam drama, yang di Indonesia setara dengan sinetron. Sinteron, tapi pengemasannya naik level.

Lalu, bagaimana dengan Golden Slumber? Apakah sebagus itu? Jawabannya ya dan tidak. Ya, karena secara konsep film ini bagus. Seorang kurir paket bernama Gun Woo yang terlalu baik—atau naif—justru dijebak dengan tuduhan membunuh salah satu capres di Korea. Ia adalah tipikal orang yang selalu berpikir positif dan bisa melihat sisi lain dari hidup. Ia juga mengerjakan segala hal dengan penuh totalitas. Meski cenderung lambat dan sedikit bodoh, Gun Woo bersikeras ingin menunjukkan pada dunia bahwa kita harus hidup lurus dan jujur. Prinsip hidupnya memang benar meski kadang salah tempat.

Gun Woo (Gang Dong Won) benar-benar bikin penonton geregetan. Aksinya kabur dari kejaran polisi dan intel negara justru terlihat sangat manusiawi. Sebagai warga teladan yang tidak pernah membuat masalah, Gun Woo tidak tahu bagaimana rasanya dikejar aparat penegak hukum. Gerakannya kadang lambat, ceroboh, juga terlihat tidak terampil. Bila pada kebanyakan film thriller, si tokoh terlihat sangat gesit, yang malah bikin kita kurang percaya, Gun Woo terlihat apa adanya. Seperti tidak berani loncat dari lantai yang tinggi sehingga turun pelan-pelan padahal nyawanya sedang terancam.

Bagian buruknya adalah, bila ini disebut film thriller, mengapa kita tidak merasakan ketegangan? Rasanya kita terjebak dalam tokoh Gun Woo dan menjadi seperti dia yang lelet. Justru sisipan melodrama di film ini lebih mengena. Meski sang sutradara secara sadar membuat film thriller, nampaknya ia ingin membuat pendekatan baru dengan menjadikan film ini sebagai thriller yang menyentuh. Gun Woo akhirnya merasakan manisnya hidup menjadi orang baik karena teman-temannya masih percaya padanya dan mau membantunya. Bahkan sang mantan, yang diperankan apik oleh Han Hyo Joo. Kita patut mengapresiasi meski scene romance antara Gang Dong Won dan Han Hyo Joo terhitung menempati porsi sangat kecil, mereka mampu menampilkan chemistry. Kita menjadi percaya mereka saling mencintai.

golden slumber

Hal lain yang mengganjal adalah banyak hal yang tidak memiliki penjelasan hingga film berakhir. Meski Gun Woo sengaja dipilih sebagai kambing hitam pembunuhan capres karena ia dianggap dikenal masyarakat sebagai warga teladan, bukankah alasan itu terasa aneh dan tidak nyambung? Belum lagi tidak ada penjelasan mengenai bagaimana oknum dari pemerintahan menciptakan pola kejadian, alibi, hingga motif Gun Woo dalam melakukan pembunuhan. Tiba-tiba saja Gun Woo sudah disebut pembunuh dan menjadi incaran.

Konflik yang serba nanggung ini justru malah membuat Golden Slumber seperti tidak mencapai klimaks. Kita yang menonton merasa datar saja. Tak ada fase di mana penonton dibuat penasaran hebat atau jantungnyan berdegup kencang. Tapi tak selalu semuanya buruk. Plot twist yang dibangun berlapis cukup baik. Akting para pemainnya juga cukup baik sehingga dapat menutupi kekurangan naskah.

Script: 6/10
Cinematography: 7/10
Scoring: 7/10
Acting: 7/10
Setting: 7/10

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect