Connect with us
danilla riyadi
Photo: picamagz.com

Music

Danilla Riyadi: Fingers Album Review

Terinspirasi dari nilai filosofi setiap jari tangan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Danilla Riyadi merupakan salah musisi indie lokal dengan suaranya yang merdu dan sendu. Penyanyi yang sempat muncul dalam film terbaru “Pretty Boy” ini juga baru saja merilis mini album bertajuk “Fingers” pada akhir September lalu.

“Fingers” merupakan sebuah karya musik yang mengandung berbagai materi kemanusiaan dan sosial. Melalui konferensi pers di Ecology, Kemang, Danilla mengungkapkan bahwa mini album ini merupakan proyek pribadi yang terlahir murni dari hasil pemikirannya. Ia bahkan menulis lirik dan menentukan aransemen musik sesuai dengan seleranya sendiri tanpa bantuan Lafa Pratomo yang selama ini membantunya dalam memproduksi karya musik komersilnya.

Danilla Riyadi: Fingers

Danilla Riyadi: Fingers

“Fingers” terdiri dari 5 track yang mewakili setiap jari tangan; “Thumb”, “Index”, “Middle”, “Ring”, “Pinky”. Setiap jari memiliki filosofi dan makna yang dituangkan dalam lirik bahasa Inggris.

Seperti halnya jari jempol dan kelingking yang pendek pada tangan kita, track “Thumb” dan “Pinky” memiliki durasi paling pendek sekitar 1 menit saja. Dibuka dengan track “Thumb” dengan aransemen gitar yang sederhana dengan suara lembut Danilla yang berat dan berkarakter.

Berikutnya track “Index” yang mewakili jari telunjuk. Jari telunjuk memiliki filosofi lambang kekuatan dan kekuasaan. Orang cenderung menunjuk dengan jari ini ketika menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Melalui lirik “strong people rules the sounds of paper”, melambangkan salah satu tindakan para penguasa yang mengontrol media. Hal ini terinspirasi dari keadaan masyarakat di Indonesia belakangan ini dengan semakin panasnya isu politik.

Berikutnya lanjut ke track “Middle” yaitu jari tengah. Jari tengah dilambangkan sebagai diri kita yang masa bodoh dengan kehidupan dan membiarkan hal tersebut menelan diri kita. Danilla sendiri mengungkapkan bahwa lagu ini bercerita tentang hidup dan mati.

Sementara track “Ring” melambangkan jari manis yang biasanya digunakan untuk memakai cincin pernikahan. Lagu ini memiliki lirik yang membahas isu yang dihadapi oleh perempuan-perempuan muda Indonesia yang harus menikah sebelum berusia 30. Danilla sebagai perempuan mengungkapkan pandangan pribadi terhadap isu tersebut. Baginya, menikah itu tidak boleh karena keburu umur, namun harus dilandasi dengan kesiapan meskipun harus memakan waktu yang lama.

Dalam track “Ring”, Danilla memadukan aransemen musik piano pada awal lagu dilengkapi dengan gitar. Track terakhir adalah “Pinky” yang menyimbolkan filosofi dari jari kelingking yang selalu digunakan untuk membuat janji. Lagu pendek satu ini memiliki makna tentang janji atau komitmen dalam menjalin hubungan dengan menyatukan dua jiwa menjadi satu.

Secara keseluruhan, “Fingers” merupakan karya sederhana yang lembut dan menunjukan pandangan seorang Danilla pada kehidupan. Mini album ini bisa juga disebut sebagai konsep album melihat keseluruhan konsep yang dibentuk. Mengakui melakukan produksi musik secara menyeluruh sendirian, setiap track dalam album ini memang terdengar seperti one-man-project. Kita bisa membayangkan setiap demo track yang diciptakan Danilla dengan kemampuan menulis lirik dan memainkan instrumen gitar dengan chord-chord sederhana.

Untuk sebuah project yang Danilla sendiri sebut sebagai project-masa-bodoh, “Fingers” telah membuktikan kemampuan sang musisi dalam menciptakan karya jujurnya yang sederhana namun memiliki materi yang berbobot.

Green Day: Saviors Album Review

Music

The Smile: Wall of Eyes The Smile: Wall of Eyes

The Smile: Wall of Eyes Album Review

Music

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy

The Last Dinner Party: Prelude to Ecstasy Album Review

Music

Zara Larsson: Venus Zara Larsson: Venus

Zara Larsson: Venus Album Review

Music

Connect