Connect with us
brightburn review indonesia

Film

Brightburn Review: Cerita Superman Dengan Genre Horror

Brightburn sukses melakukan eksplorasi pada sebuah pertanyaan simple yaitu bagaimana jika Superman merupakan sebuah film horror.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pernah mendengar cerita mengenai alien yang jatuh ke bumi lalu diangkat menjadi anak sebuah pasangan? Dan seiring waktu anak tersebut memperlihatkan kemampuan serta ketahanan yang tidak lazim? Premise yang sudah tidak asing ini memang dengan cepat mengingatkan kita pada salah satu karakter superhero ikonik DC yaitu Superman.

Mengambil premise yang sangat mirip dengan cerita Superman, Brightburn menceritakan ulang kisah Superman dari sudut pandang yang begitu berbeda. Membongkar ulang premise yang sudah sangat melekat di kepala para penggemar pop culture, Brightburn berhasil memberikan sebuah twist yang bisa dibilang terasa ‘fresh’ dalam genre horror.

Brightburn becerita tentang sebuah pasangan Tori Breyer (Elizabeth Banks) dan Kyle Breyer (David Denman). Sejak adegan pertama film penonton sudah diperlihatkan konflik yang dihadapi pasangan tersebut yang kesulitan untuk mendapatkan seorang anak.

Mimpi mereka mendadak terkabul ketika sebuah benda misterius jatuh dari langit tidak jauh dari rumah mereka. Keduanya dikejutkan dengan seorang anak bayi laki-laki yang mereka temukan di benda mirip pesawat luar angkasa. Tidak berpikir panjang, keduanya lalu mengangkat anak tersebut menjadi bagian dari keluarga mereka. Dari penemuan itulah mereka mendapatkan anggota keluarga baru seorang anak laki-laki bernama Brandon Beyer. Terasa familiar bukan?

brightburn review indonesia

Brightburn (2019)

Cerita berlanjut dengan sebuah time skipped tepatnya di 12 tahun berikutnya. Terlihat Brandon yang sudah mulai dewasa dan memasuki masa remaja. Tidak menunggu terlalu lama penonton langsung diperlihatkan perilaku aneh yang mulai terlihat pada Brandon.

Pada suatu malam Brandon seperti ‘tertarik’ ke dalam salah suatu lumbung yang sebetulnya menyimpan pesawat luar angkasa yang membawanya ke bumi. Tensi sudah mulai terbangun begitu juga dengan atmosfer horror dari adegan Brandon berusaha berinteraksi dengan pesawat luar angkasanya.

Dari adegan itu penonton mulai diperlihatkan perilaku aneh serta kelebihan Brandon yang berbeda dengan manusia. Berbagai konflik mulai bermunculan yang lama-lama menumpuk menjadi tidak terkendali.

Brandon juga mulai menyadari kemampuan spesial yang ia miliki. Upaya Brandon untuk mengecek batasan kemampuannya bahkan menciptakan salah satu adegan paling ikonik di film ini yaitu ketika Brandon memasukan tangannya ke dalam mesin pemotong rumput.

Sama seperti Superman, Brandon ternyata memiliki kekuatan super bahkan dapat menghentikan serta merusak mesin pemotong rumput. Tidak hanya perbedaan fisik yang diperlihatkan oleh Brandon, seiring berjalannya cerita penonton juga diperlihatkan perubahan psikologi serta perilaku dari Brandon.

Perubahan Brandon awalnya dianggap wajar bagi kedua orang tuanya mengingat Brandon baru saja merayakan ulang tahun kedua belasnya atau bisa dibilang ia baru masuk ke masa puber. Kesalahpahaman ini sebetulnya menjadi cukup menarik dan menciptakan beberapa adegan yang bisa dibilang lucu atau bahkan canggung antara kedua orang tua dan Brandon.

Tori dan Kyle menemukan beberapa gambar wanita dengan pakaian renang yang disembunyikan oleh Brandon sehingga menganggap bahwa perubahan sikap Brandon merupakan efek dari hormon yang sedang bereaksi. Mereka melewatkan sebuah petunjuk mutlak dimana ada beberapa gambar mengerikan dari organ tubuh manusia.

Dari situ penonton mulai mendapatkan petunjuk terhadap Brandon yang memiliki ketertarikan terhadap organ tubuh manusia bahkan sepertinya ia mempelajari anatomi tubuh manusia. Petunjuk tersebut terasa terlalu jelas bagi penonton tetapi jika melihat dari kacamata kedua orang tua rasanya kesalahpahaman ini masih bilang terbilang wajar. Temuan tersebut menciptakan percakapan antara seorang ayah dan anak mengenai seksualitas yang satu sisi terasa ‘lucu’ namun terasa begitu salah di mata penonton.

Drama keluarga menjadi semakin menarik ketika Kyle mulai menyadari perubahan Brandon yang mulai tidak lazim. Hal ini dapat dipahami apalagi melihat bahwa Kyle berulang kali memergoki Brandon melakukan beberapa aksi yang bisa dibilang cukup mencurigakan.

Kecurigaan Kyle juga menjadi pemicu pertengkarannya dengan sang istri Tori. Karakter Tori sepertinya menjadi gambaran bagaimana karakter seorang ibu yang akan selalu melindungi anaknya.

Aksi Tori yang seakan dibutakan dari kenyataan sebetulnya terbilang wajar mengingat upaya serta impiannya untuk memiliki seorang anak terwujud dari kehadiran Brandon dalam kehidupan mereka. Meskipun dengan alasan yang salah penonton dapat ikut bersimpati terhadap karakter Tori serta rasa sayangnya yang ia berikan pada Brandon.

Kyle dalam cerita ini bertindak sebagai karakter yang logis sedangkan Tori bertindak sebagai karakter yang lebih emosional. Bisa dibilang aksi serta motivasi keduanya terasa begitu seimbang dan harmonis mendukung satu dengan yang lain. Keduanya memberikan peforma luar biasa yang menjadi daya tarik utama agar penonton terus tertarik pada cerita.

Aksi Brandon yang semakin liar akhirnya memakan korban jiwa. Beberapa adegan mengerikan yang diperlihatkan Brandon dalam ‘membunuh’ targetnya bisa dibilang cukup sadis sehingga rating 17+ yang ditaruh menjadi masuk akal.

Penonton mulai dibuat bertanya-tanya apa sebenarnya Brandon dan apa motivasinya dalam membunuh orang-orang disekitarnya. Sebetulnya sudah ada sedikit petunjuk yang diberikan pada awal film yaitu dalam bentuk metafora.

Metafora tersebut diucapkan sendiri oleh Brandon ketika ia menjelaskan perbedaan antara tawon dan lebah. Lebah adalah sebuah pollinator sedangkan tawon adalah sebuah predator. Dalam hal ini Brandon yang merupakan sebuah ‘alien’ adalah predator yang berusaha mendapatkan wilayah baru sedangkan manusia menjadi gambaran lebah atau pollinator. Jika melihat koneksi dari analogi ini semakin jelas alasan serta aksi dari motivasi Brandon.

Aksi Brandon yang sudah terlewat batas mendorong Kyle untuk mencoba membunuh anak angkatnya sendiri. Sayangnya, usahanya gagal dan ia menjadi korban dari anak yang ia besarkan sendiri.

Di sisi lain Tori terus keras kepala dan membela Brandon, ia secara naif masih merasa bahwa ia dapat merubah aksi serta kelakuan Brandon. Meskipun akhirnya Tori sadar atas ketidakberdayaannya semuanya sudah keburu terlambat.

Jika ada satu poin negatif yang dapat menjadi kritik untuk film ini adalah kurangnya penyelesaian atau ‘resolve’ antara hubungan Brandon dan Tori. Cerita berakhir dengan begitu jelas dan tertebak, padahal penonton menantikan sebuah twist atau sebuah elevasi baru yang membuat cerita menjadi semakin luar biasa.

Secara garis besar Brightburn berhasil memberikan tontonan yang meghibur lewat sisi ‘dark’ dari kisah origin Superman.

Tensi terus dijaga dengan baik meskipun terkadang plot terasa terlalu cepat. Sebagai sebuah film dalam genre horror, Brightburn membawakan sebuah ide yang terasa fresh dan berbeda sehingga tidak melulu menggunakan formula ‘Conjuring Universe.’

Jauh dari sebuah film yang sempurna dengan beberapa kekurangan, Brightburn tetap menjadi salah satu film menghibur yang sepertinya tidak boleh dilewatkan tahun ini; Apalagi bagi para penggemar horror yang sudah mulai bosan dengan formula horror yang itu-itu saja, Brightburn sepertinya akan menjadi pilihan yang sangat cocok.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect