Connect with us
blonde review
Netflix

Film

Blonde Review: Biopik Suram Marilyn Monroe yang Tidak Mencerahkan

Eksploitasi Marilyn Monroe yang depresif, mengganggu, dan membosankan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Blonde” adalah film biopik Marilyn Monroe yang dibintangi oleh Ana de Armas di Netflix. Naskah diangkat dari novel biopik fiksi karya Joyce Carol Oates pada 1999.

Namun Oates mengklaim bahwa novelnya adalah karya fiksi yang sebetulnya tidak bisa dikategorikan sebagai biografi. Ia hanya menulis potrait dan persepsinya tentang Marilyn Monroe, mega bintang yang sensasional dan kontroversial. Dimana semua orang tahu bahwa Norma Jean alias Marilyn Monroe memiliki masa kecil yang kelam. Hanya untuk menjadi aktris populer yang dieksploitasi sebagai simbol seks di Hollywood.

Bagi kita, kehidupan Marilyn Monroe selama terlihat seperti satu tragedi suram yang dialami oleh seorang wanita. Mungkin terlalu sulit untuk dipercaya bagi kita yang melihat Monroe sebagai salah satu sejarah besar di Hollywood. Selama ini media hanya mengangkat bagian gelap dari kehidupannya, skandal, dan bagaimana Ia dieksploitasi hingga meninggal secara tragis.

“Blonde” ternyata menimbulkan berbagai ulasan negatif dan komplain yang beragam. Semenjak rilis perdana di Venice International Film Festival dan akhirnya sudah bisa di-streaming di Netflix sejak 28 September.

blonde netflix

Eksekusi Art House yang Suram, Depresif, dan Eksplisit

“Blonde” secara keseluruhan dieksekusi sebagai film art house. Dengan naskah yang dramatis dan memuliakan tragedi dalam keseluruhan hidup Norma Jean. Dimulai dari masa kecil Norma yang harus dipindahkan ke panti asuhan. Dikarenakan ibunya memiliki gangguan psikis dan kerap menyakiti Norma.

Babak berikutnya langsung menyajikan dokumentasi momen-momen besar dalam karir Marilyn Monroe di Hollywood. Namun film biopik ini memiliki tema yang sangat suram dari awal hingga akhir. Seakan mengeksploitasi kesengsaraan dan penderitaan Monroe sebagai wanita yang dipandang sebagai objek di industri hiburan.

Kita tak akan melihat satu momen pun dimana Monroe terlihat menikmati kesuksesan atau sekadar sedikit kebahagian ketika sedang menjalin cinta. Seakan semua kejadian dalam hidupnya adalah tragedi bertubi-tubi. Ada beberapa subjek yang diaplikasikan dan sepertinya akan mengganggu penonton secara umum, yaitu kecenderungan Monroe yang berdelusi akan figur ayah dan luka batinnya tentang aborsi. “Blonde” juga mengandung banyak visual eksplisit, adegan kekerasan, dan visualisasi histeria yang bikin sakit kepala.

blonde netflix

Aset Visual Sangat Artistik dan Akurat Namun Plotnya Kosong

Ada ‘keindahan’ dalam kesuraman, mungkin konsep itu yang hendak diaplikasikan pada film ini. Serupa dengan film-film depresif artistik seperti “Melancholia”, “Jackie”, dan “Spencer”. Dimana semuanya juga memiliki protagonis wanita yang sedang mengalami depresi.

“Blonde” mungkin memiliki sinematografi yang artistik dan teknikal. Tidak bisa dibilang indah dan menawan, namun termasuk eksekusi visual yang berkualitas tinggi. Film ini juga memiliki banyak aset visual yang tak dipungkiri sangat memikat selama masa promosi.

Ana de Armas menjadi bintang yang sempurna dalam menghayati perannya sebagai Marilyn Monroe. Ada banyak adegan dengan rekayasa ulang yang akurat dengan footage yang selama ini kita lihat di arsip media. Kita akan melihat Ana de Armas sekilas tampil dengan gaun merah jambu ikonik membawakan ‘Diamond Are a Girl’s Best Friend’ yang sangat mirip dengan dokumentasi aslinya.Tunggu sampai adegan Marilyn Monroe menyanyikan ‘I Wanna Be Loved by You’. Adegan tersebut sangat mirip dengan aslinya sampai kita sejenak berpikir apakah mereka menggunakan footage asli.

Meski dengan aset visualnya yang artistik dan akurat jika dibandingkan dengan aslinya, “Blonde” tidak memiliki plot cerita yang jelas. Secara garis besar kita bisa melihat kronologinya, namun setiap momen tidak terlalu jelas intisari. Dengan lompatan-lompatan momen yang tidak memiliki transisi mulus. “Blonde” dengan durasi kurang lebih selama 2 jam terasa sangat membosankan.

Film Biopik yang Tidak Memberikan Pencerahan Apapun

Film biopik tentang publik figur atau tokoh bersejarah harus memiliki visi yang jelas. Bisa mengungkap sisi manusiawi mereka yang selama ini tidak dilihat oleh orang awam seperti kita. Banyak pula film biopik tentang tokoh yang mampu memberikan inspirasi.

Ada banyak hal yang sebetulnya tidak kita ketahui tentang Marilyn Monroe sebagai aktris yang sukses di Hollywood pada masanya. Namun selama ini media hanya mengeksploitasi wanita berbakat ini sebagai skandal yang dibicarakan terus menerus. Belum lagi teori konspirasi seputar kematiannya dan hubungannya dengan presiden Amerika, John F. Kennedy. “Blonde” pada akhirnya hanya bergabung dengan media yang selama ini mengeksploitasi Marilyn Monroe.

Kita tidak mendapatkan informasi apapun dari biopik ini. Kita juga tidak dibuat memahami Monroe secara personal karena Ia masih diperlakukan sebagai objek dalam film ini. Terutama karena narasinya yang kosong dan cenderung bikin bosan.

Pada akhirnya, “Blonde” bukan film biopik yang informatif maupun memberikan pencerahan bagi penontonnya dari angle manapun. Naskahnya yang suram, depresif, dan depresif tak hanya mengganggu namun juga membosankan.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect