Connect with us
Better Days

Film

Better Days Review: Intimidasi Kolektif dan Efek Domino Perundungan

Perwakilan Asia dalam nominasi Best International Feature Film di Oscar 2021.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Better Days” (2019) merupakan film adaptasi novel karya Jiu Yue Xie, yang berjudul “In His Youth, In Her Beauty” (2016). Film garapan Derek Tsang yang sempat tertunda penayangannya dikarenakan menampilkan realitas penggambaran brutal masalah intimidasi di sekolah ini, pada akhirnya bisa dirilis pada 25 Oktober 2019 di China.

Film Asia yang berhasil masuk dalam nominasi Oscar 2021 untuk kategori Best International Feature Film ini juga sempat menuai kontroversi karena membawa kritik tajam pada “Gaokao”, sistem ujian masuk universitas nasional China yang memberatkan sekaligus menuntut para siswa Sekolah Menengah Atas.

Dibintangi oleh pasangan artis dengan gap usia yang cukup jauh, penampilan Zhou Dongyu dan Jackson Yee nyatanya mampu menghadirkan romansa tragis generasi muda yang menopang hidup dari harapan palsu.

Better Days

Melodrama Remaja yang Bekembang Menjadi Thriller Kriminal Neo-Noir

“Better Days” dibuka dengan kilas maju alegoris menampilkan Chen Nian dewasa (Zhou Dongyu) yang sedang mengajarkan murid-muridnya tenses dalam tatanan Bahasa Inggris tentang “This used to be our playground” dan “This was our playground” yang keduanya memiliki arti sudah lewat, namun perbedaannya kata “use to be” menekan rasa kehilangan.

Alegori tersebut kemudian dipukul mundur pada nostalgia Che Nian pada tahun 2011, tentang kilas balik bersama pacarnya Xiao Bei (Jackson Yee) yang memunculkan rasa kehilangan dan hari-hari terburuk saat Chen Nian menjalani masa-masa menjelang ujian masuk perguruan tinggi, yang dinamakan Gaokao.

Dengan bantuan Xiao Bei, pada akhirnya Chen Nian berhasil bangkit melawan dunia penindasan sistemik yang dilakukan oleh teman-temannya di sekolah, kekerasan yang ada dimana-mana, serta sikap apatis kolektif dari berbagai lapisan masyarakat.

Namun, keberhasilan Chen Nian menyelesaikan ujian harus ditebus dengan sesuatu yang lebih berharga, yaitu Xiao Bei. Kisah keduanya kemudian melaju lebih rumit dan menjadi ironi kehidupan, dari mulai menjadi korban intimidasi hingga terlibat dalam misteri pembunuhan.

Better Days

Bullying dan Sistem Pendidikan Berorientasi Ujian Tekanan Tinggi

Dalam babak pertama film ini, fokus konflik utama menitikberatkan pada cerita perundungan yang terjadi di sekolah menengah atas. Chen Nian yang merupakan seorang murid pendiam tampil dan menjadi sorotan seluruh sekolah saat teman sebangkunya menjadi korban bullying hingga memutuskan mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung sekolah.

Diantara teman-teman lain yang sibuk memotret korban, Chen Nian membawa rasa simpati dan memberanikan diri menutup tubuh korban dengan jaket yang dipakainya, hal tersebut pada akhirnya memunculkan nama Chen Nian di permukaan dan menempatkannya menjadi target perundungan berikutnya.

“Better Days” sempat mendapatkan masalah dan menuai kritik karena terlalu berani menampilkan sisi gelap efek perundungan sekolah dengan begitu tragis, belum lagi kritik terhadap sistem pendidikan berorientasi ujian tekanan tingkat tinggi yang dihubungkan dengan asal mula intimidasi bisa terjadi di lingkup ruang pendidikan.

Pembentukan Twist dari Efek Domino Perundungan

Kompleksitas permasalahan yang ditampilkan dalam “Better Days” pada dasarnya bermula dari kasus perundungan yang terjadi di sekolah. Ada sebuah adegan yang memiliki peran besar sehingga pandangan rumitnya kasus bullying ini sangat sulit dipecahkan hulu-hilirnya.

Kasus-kasus intimidasi tidak bisa maju dalam delik aduan dengan mudah, harus memenuhi syarat adanya bukti konkret yang dalam banyak kejadian memang susah didapatkan. Kementerian pendidikan tidak bisa berbuat banyak dengan mengintervensi kasus-kasus seperti ini, pihak-pihak terkait lebih menganggap kasus perundungan sebagai hal wajar di sekolah-sekolah.

Dalam film ini, pihak sekolah juga tidak bisa mengambil tanggung jawab penuh, saat kasus intimidasi dan perundungan dilaporkan, kepala sekolah akan melempar tanggung jawab kepada wali kelas, kemudian guru akan menyalahkan orang tua, dan orangtua melempar bola liar ini pada sistem sosial yang menerapkan jam kerja tidak wajar hingga mereka tidak bisa mengawasi anak-anak karena sibuk mencari uang.

Efek domino ini kemudian berlanjut pada para pelaku dan korban, Chen Nian yang pada awalnya menjadi korban bullying, karena satu dan lain hal, takdir membelokkannya menjadi seseorang yang harus menanggung dosa besar karena rasa kesalnya pada seseorang yang terus mengintimidasinya.

Jika dilihat dari kualitas akting para aktornya, tidak heran jika “Better Days” bisa meraih nominasi Oscar sekaligus banyak memenangkan penghargaan lainnya seperti Best New Performer untuk Jackson Yee di 39th Hong Kong Film Awards dan Best Actress untuk Zhou Dongyu di 35th Hundred Flower Award, keduanya tampil memukau menampilkan romansa antara Chen Nian dan Xiao Bei hanya dengan saling menatap saja.

Film Box Office Tiongkok dengan penghasilan kotor mencapai lebih 225 juta dolar AS ini mendapatkan rating yang cukup besar dari para penontonnya. Dilansir dalam laman IMDb “Better Days” memperoleh rating 7,5/10 dari 9,306 penilaian. Sementara itu, di laman Rotten Tomatoes, film ini memperoleh skor 97 persen dari penilaian tomatometer dan audiensnya.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect