Connect with us
Arthdal Chronicles review
Image: Netflix

TV

Arthdal Chronicles Review

Arthdal Chronicles digadang-gadang menjadi drama terbesar dari Korea Selatan tahun ini.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Didukung dengan sederet nama besar, Arthdal Chronicles menjadi salah satu serial televisi yang banyak menarik perhatian. Selain itu Arthdal Chronicles menjadi penanda kembalinya Song Joong Ki ke layar kaya setelah 3 tahun. Usai meraih sukses besar dari drama Descendants of the Sun pada 2016 lalu, dan menikahi sang lawan main, Song Hye Kyo. Sama sekali tak mengherankan bila sejak pertama kali trailer dirilis, drama ini sudah menjadi pusat perhatian.

Selain Song Joong Ki, Arthdal Chronicles juga menghadirkan aktor film ternama Jang Dong Gun dan Kim Ok Bin. Selain itu juga masih ada aktris cantik Kim Ji Won yang mengambil peran lead act bersama Song Joong Ki. Drama dengan budget 54 miliar won inipun menggandeng sutradara kondang, Kim Won-seok yang sebelumnya bersinar melalui serial TV populer Sungkyunkwan Scandal, Misaeng, Signal, dan My Mister. Tak itu saja, drama ini pun digarap oleh penulis skenario ternama Kim Young-hyun dan Park Sang-yeon.

Budget besar, cast dari bintang papan atas, serta tim produksi dengan pengalaman panjang memang nampak pada episode pertama Arthdal Chronicles. Premier Arthdal Chronicles, mendapatkan banyak pujian serta rating yang cukup memuaskan. Episode awal masih berfokus pada pengenalan world building di Arthdal Chronicles. Mulai dari tribe atau suku (fiktif) yang ada di dalam drama, sampai para pemeran serta kaitan satu sama lain. Jalan cerita yang tertata rapi ditambah dengan sinematografi memukau menjadi sebuah pengalaman tersendiri bagi para penonton episode pertama.

Arthdal Chronicles Reviews

Image: Netflix

Jalan cerita dan sinematografi rupanya menjadi sebuah keunggulan tersendiri dari drama ini. Arthdal Chronicles menunjukan perpaduan setting antara Game of Thrones serta Neverland dari Peterpan. Setting pemandangan hijau, lembah cantik, aliran sungai jernih sampai deretan kastil dalam drama ini dihadirkan dengan sinematografi keren. Episode pertama dapat dikatakan sebuah “wisata” dan penyegaran mata untuk para penontonnya.

Episode kedua, penonton mulai familiar dengan karakter yang ada. Dimulai dari Song Joong Ki yang memerankan karakter Eun Seom. Eun Seom diadopsi ke dalam suku Wahan setelah ibu kandungnya meninggal dunia. Walau tak ada hubungan darah dengan suku ini, Eun Seom tetap dianggap sebagai bagian dari tribe dan bahkan mendapatkan perlakukan khusus. Di sisi lain terdapat Tan Ya, yang diperankan oleh Kim Ji Won. Ia merupakan penerus dari Wahan clan utama, serta child of prophecy. Pada episode ini, penonton dibuat menebak-nebak bagaimana perasaan Eun Seom dan Tan Ya pada satu sama lain. Sentuhan romance yang terasa pas dan tak berlebihan untuk drama dengan genre fantasi dan thriller.

Pembantain pada tribe Wahan menjadi penutup yang memunculkan konflik serta memperkenalkan pada tokoh antagonis: Ta Gon, yang diperankan oleh Jang Dong Gun. Ta Gon juga sudah langsung digambarkan memiliki ambisi menjadi King of Arthdal dan menjadikan tribe lain, termasuk Wahan sebagai budak. Kekejaman God of War ini membawa nyaris semua tribe Wahan di Yiark tewas, menyisakan Tan Ya yang ditahan sebagai tawanan serta Eun Seom yang melarikan diri. Jelas, konflik akan muncul dari Eun Seom yang berusaha membalas kekejaman Ta Gon dan menyelamatkan Tan Ya. Mungkin juga mencegahnya menjadi King of Arthdal.

Dari segi jalan cerita, Arthdal Chronicles sangat memuaskan. Nama besar Kim Young-hyun dan Park Sang-yeon terbukti dari bagaimana setiap episode dan adegan memiliki kaitan dengan cerita utama. Belum lagi penggambaran karakter yang begitu baik, lengkap dengan motif sampai masa lalu mereka.

Kekurangan dari drama ini justru timpangnya akting dari para pemeran utama (yang merupakan aktor papan atas) dengan para pemeran pendukung. ONE, yang memerankan karakter muda Ta Gon terasa begitu timpang setelah akting mempesona dari Jang Dong Gun dengan ONE yang seakan begitu canggung di depan kamera. Bahkan bisa dikatakan, Song Joong Ki pun seakan kalah karismatik dibandingkan dengan Jang Dong Gun di drama ini. Sepertinya ini merupakan down point dari adanya aktor papan atas dalam sebuah produksi.

Satu hal minim lainnya juga CGI yang terasa begitu “konyol”. Lautan api yang meluluhlantakkan Yiark dan tribe Wahan terlihat seperti efek yang ada di sinetron Indonesia. Sepertinya budget miliaran won dari drama ini tak tersisa untuk mendapatkan CGI yang sama memuaskannya dengan sinematografi serta akting para pemeran. Satu hal lagi? Tentu saja kemiripan dengan Games of Thrones. Walau untuk hal satu ini, masih sangat bisa dimklumi.

Hazbin Hotel Hazbin Hotel

Hazbin Hotel Review: Balada Hotel di Neraka

TV

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Connect